Gamingatau bermainvideo gamebukan lagi dominasi untuk kelompok usia anak-anak maupun remaja. Pada masa lalu mungkin yang namanya bermainvideo game memang diasosiasikan untuk anak kecil. Mungkin kamu pernah nongkrong di depan pedagang yang menyewakan perangkat Game Watch (atau dalam bahasa pasarannya dulu: Gimbot) yang diikat tali? Atau dulu pernah main di tempat video game ding-dong (dan kena palak preman yang ikutan nongkrong di situ)? Intinya, pada satu titik dalam hidup, kamu hampir pasti pernah bermain video game. Dan situasi ini semakin dipermudah pada era internet dan smartphone seperti sekarang. Tidak seperti dua atau tiga dekade lalu.

Pilih smartphone atau dedicated portable gaming handheld?

Foto: Blogspot

Portable gaming dulu sederhana namun tetap perlu biaya lumayan besar. Game Watch yang populer pada era 80-an berharga seperti smartphone di masa sekarang, padahal mesin kecil itu hanya punya layar monokrom, tampilan berulang dengan tombol dan d-pad / directional pad. Seperti game watch Western Bar misalnya.

Jika kamu besar di era game watch mungkin pernah main game ini. Nah, zaman makin canggih dan benda seperti Game Watch terus berevolusi jadiportable gaming handheldyang lebih baik. Nintendo merilis Nintendo Game Boy yang memberikan pengalaman bermain lebih seru dan kaya ketimbang game watch sebelumnya.

Evolusi terus terjadi dan menarik minat perusahaan lain untuk mencoba mendapatkan pasar. Perlahan-lahan pemain video game melebar segmentasinya, yang dulunya bocah beranjak dewasa tapi masih menggemari permainan audio visual ini. Masuk era milenium baru, muncul telepon pintar alias smartphone (seperti Apple iPhone series) yang memiliki karakteristik portable gaming handheld mirip Game Boy. Bermain video game dengan mobilitas tidak lagi punya batasan ruang, waktu, tingkat pendidikan, hingga gender dan usia. Mulai dari anak yang baru bisa membaca ABCD hingga aki-aki/nini-nini sekarang bisa bermain video game lewat smartphone yang hampir pasti dimiliki siapa pun di masa kini.

Berbeda denganportable gaming handheld "beneran" sepertiSony PS VitaatauNintendo Switch,smartphone memiliki fungsi dasar sebagai alat komunikasi. Bukan buat bermain video game. Tapi tidak berarti smartphone nggak bagus saat dipakai main game;smartphonekelas atasmembuktikan kalau bermain game dismartphone tidak kalah keren jika dibandingkan dedicated gadget seperti Vita atau Switch. Dalam beberapa situasi malah kelihatannya game di smartphone lebih cakep dan menarik. Dan gratis! Banyak game smartphone yang tersedia (di Google Play StoremaupunApple App Store) secara gratis alias tinggal di-downloaddan dimainkan dismartphone kamu tanpa harus membayar apa pun ke developer-nya.

Lho? Kalau tersedia gratisan begitu dari mana pembuat/developergame-nya mendapatkan uang/penghasilan?

Di sinilah letak keistimewaan game smartphone sehingga digemari banyak orang (yang bahkan sebenarnya bukan penggemar video game). Game smartphone gratisan biasanya memiliki menu yang disebut microtransaction di mana pemain dapat membeli atribut dalam game (sepertiskin, kostum, ataupun fitur-fitur yang tidak tersedia buat pemain gratisan) dengan uang nyata. Sehingga walaupun secara teknis gamesmartphone seperti Free Fire, Mobile Legends, Call of Duty Mobile atau Genshin Impact itu gratis untuk dimainkan, namun pemainnya bisa mengeluarkan sejumlah uang membeli fitur yang tidak dimiliki pemain gratisan. Di kalangan gamers, istilah untuk situasi ini sering disebut sebagai "Freemium", akronim dari kata "Free" (alias gratis) dengan "Premium" yang bermakna bayar.

Sementara perangkat gaming portable mobile beneran seperti Switch maupun Vita mengharuskan pemainnya membelikaset game atau cartridge(ataumen-download-nya di server resmi berbayar). Dalam beberapa situasi, game di perangkat gaming portable juga memiliki fitur microtransaction (disebut dalam istilah Downloadable Content / DLC) sehingga menguntungkan pembuatnya dimana mereka bisa menjual printilan tambahan dari game yang mereka jual putus sebelumnya seperti kostum atau karakter tambahan seperti game Freemium.

Pertanyaannya sekarang: Kalau begitu bagusansmartphoneapadedicated portable gaming handheld?

Ini tergantung selera dan kebutuhan. Untuk banyak kalangan, membawa gadget terlalu banyak akan merepotkan. Buat apa bawa mesin gaming dan smartphone sekaligus kalau semuanya bisa dilakukan dengan satu gadget saja? Dengan smartphone kamu tidak saja membawa telepon dan mesin bermain game sekaligus, tapi juga pemutar musik, kamera foto, kamera video, agenda, alat penunjuk jalan alias GPS dan seabrek kemampuan lain. Semua dalam satu alat saja, praktis dan tidak repot.

Tapi buat beberapa kalangan lain, bermain game dismartphonetidak seru. Buat saya, tidak nyaman bermain game dengan hanya menyentuh atau menggoyang-goyangkan layar sebagai kontrol dalam game. Saya lebih suka memencet tombol. Menggerakkan jempol dan jari-jari menekan sesuatu saat bermain menimbulkan rasa bermain game yang sudah ada lebih tiga dekade. Sehingga gadget game portable seperti Nintendo Switch atau Sony PS Vita lebih menarik ketimbang smartphone.

Perkembanganvideo game portablemasih akan terus terjadi dan evolusi berikutnya pasti akan semakin meningkatkan kesenangan bermain game seseorang. Bermain game di waktu santai, saat menunggu bus/KRL, atau sambil buang hajat sekalipun merupakan waktu menyenangkan buat jiwa serta pikiran. Tidak masalah jika melakukannya dengan smartphone atau dengan Nintendo Switch. Yang penting happy saja dan menempatkan diri serta waktu yang tepat saat bermain game. Bermain video game saat sedang rapat kerjaan atau ujian semester adalah contoh buruk. Jadi jangan dilakukan, ya.