Kepemimpinan atau leadership belakangan ini terlihat sekali sangat dibutuhkan oleh berbagai pihak, baik perorangan dan terutama oleh institusi. Salah satu penyebabnya adalah faktor persaingan yang semakin hari menjadi semakin tajam (Hakim, 2017).

Sumber daya manusia juga merupakan aspek yang sangat penting dan berpengaruh dalam perusahaan, maka perusahaan sangat membutuhkan kondisi kedisiplinan kerja yang tinggi (Anwar, 2018). Oleh karena itu, dengan pengaruh lingkungan bisnis yang kuat, mendorong perusahaan untuk melakukan pembenahan diri agar dapat mempertahankan hidup, dan untuk melakukan hal tersebut, perlu adanya suatu rencana strategik (Napitupulu, 2018).

Maka pemimpin memiliki peran yang sangat penting dalam menegakkan disiplin kerja yang bersifat membangun dalam arti mampu memberikan contoh berperilaku dalam perusahaan (Anwar, 2018). Tidak bisa dihindari, dalam situasi dan lingkungan yang penuh persaingan yang semakin hari semakin ketat dan cenderung keras, hanya ada satu resep yang dapat menjadi acuan untuk memenangkan kompetisi, yaitu "perubahan" atau kemampuan untuk "berubah" (Hakim, 2017).

Yang dibutuhkan seorang pemimpin untuk membuat sebuah perubahan, bahkan perubahan yang mendunia, adalah memiliki visi sekaligus aksi untuk mewujudkan visi itu (Hakim, 2017). Harkat seorang pemimpin itu bukan diletakkan pada hebatnya retorika dan manisnya kata-kata, bukan pada raut murah senyum, melainkan justru pada keteladanan itu sendiri, pada satunya kata dengan perbuatan (Salahudin, 2017).

Mcshane & Von Glinow (2010) menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional adalah bentuk kepemimpinan yang di mana leader mengubah suatu tim, organisasi, maupun perusahaan dengan menciptakan, mengkomunikasikan, dan memodelkan visinya demi mencapai goals dan menginspirasi anggota maupun pegawai untuk meraih goals tersebut. Kepemimpinan transformasional yang dianggap sebagai kepemimpinan modern, karena memainkan peran penting untuk peningkatan organisasi (Anwar, 2018). Kepemimpinan transformasional merupakan proses di mana orang terlibat dengan orang lain, dan menciptakan hubungan yang menciptakan motivasi dan moralitas dalam diri pemimpin dan pengikut (Burns & Northouse dalam Balansa, F., Lengkong, V. P. K., & Hasan, A. B., 2018).

Kepemimpinan transformasional prinsipnya berusaha memotivasi untuk berbuat lebih baik dari apa yang biasa dilakukan, dengan kata lain meningkatkan kepercayaan atau keyakinan diri bawahan yang akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja (Subhi dalam Anwar, 2018). Pemimpin yang transformasional harus mampu mengajak bawahannya untuk melakukan perubahan di mana perubahan tersebut berpengaruh terhadap kinerja dari karyawan itu sendiri (Apriyanto & Satrio dalam Anwar, 2018). Karyawan merupakan unsur penting perusahaan, sebagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan yang mempunyai peran penting untuk mencapai tujuan perusahaan, dan karyawan dengan tingkat kinerja yang tinggi akan menguntungkan bagi perusahaan (Kartikaningdyah, E. & Utami, N. K., 2018).

Kepemimpinan transformasional dengan segala aspek yang terkandung di dalamnya dapat memberikan kontribusi dan dapat dijadikan tolok ukur dalam meningkatkan disiplin kerja pada diri karyawan (Anwar, 2018). Semakin baik kepemimpinan transformasional maka semakin meningkatnya komitmen organisasi pada karyawan yang selalu setia dan loyal kepada organisasi sehingga akhirnya kepuasan karyawan akan meningkat. Dengan demikian komitmen organisasi dapat berdampak nyata dan positif pada kinerja karyawan (Diansyah, 2018).