Bagaimana caramu meluapkan perasaan yang sedang kamu alami saat ini? Mungkin ada berbagai cara yang kamu lakukan, seperti menangis, marah, menyendiri, melampiaskan pada orang lain dan lain sebagainya. Pada dasarnya memang emosi yang sedang kita rasakan perlu disalurkan.

Menjaga kesehatan mental dengan menulis sebagai sefl-healing

foto: pexels.com

Tapi apakah cara tersebut merupakan cara yang efektif atau berdampak besar bagi kita agar bisa merasa lega?

Self healing adalah sebuah cara untuk menyembuhkan diri dari sesuatu yang menyebabkan kelelahan atau luka batin. Sebagian besar orang pasti pernah mengalami kelelahan secara emosional yang diakibatkan oleh berbagai hal seperti tututan pekerjaan, tekanan sosial, kepergian orang terkasih, rasa bersalah yang terus-menerus dan lainnya.

Walaupun sebenarnya kita tahu bahwa masalah dan rasa sakit dalam hidup ini adalah sebuah siklus yang berulang, tidak pernah habis sampai napas terakhir. Namun, segala emosi yang menumpuk, berkumpul jadi satu, campur aduk, jika tidak diluapkan bisa menjadi bom waktu yang akan merugikan diri kita sendiri.

Luka yang ada pada diri ini harus disembuhkan. Tapi, apa yang harus dilakukan? Dan bagaimana cara meluapkannya? Bagaimana cara untuk menyembuhkannya?

Menjaga kesehatan mental dengan menulis sebagai sefl-healing

foto: pexels.com

Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menulis. Menurut Karen Baikie, seorang clinical psychologist dari University of New South Wales, menuliskan bahwa peristiwa-peristiwa traumatik, penuh tekanan, serta peristiwa yang penuh emosi bisa memperbaiki kesehatan fisik dan mental.

Selain itu menurut Nancy Morgan, seorang penulis klinis, yang berkesimpulan bahwa menulis dapat memperbaiki kualitas hidup seseorang. Ia menemukan pada beberapa pasien kanker yang ditemuinya, bahwa dengan menulis ekspresif tentang ketakutan mereka terhadap penyakitnya akhirnya merubah cara pikir terhadap penyakit yang mereka derita.

Sebagian orang mungkin sudah terbiasa dengan menulis (bisa menulis puisi, cerita, artikel, esai dan lainnya), tapi ada juga yang masih belum terbiasa. Tidak apa-apa. Kita coba pelan-pelan. Menulis apa dan seperti apa sih?

1. Menulis ekspresif.

Menjaga kesehatan mental dengan menulis sebagai sefl-healing

foto: pexels.com

Menulis ekspresif ini adalah mengutarakan emosi yang sedang dirasakan saat itu. Kita tidak perlu memperhatikan aturan seperti tanda baca, ejaan, dan sebagainya. Dengan menuliskan segala kekesalan itu dapat membantu kita untuk melihat masalah dari sudut pandang yang lain. Selain itu, mengungkapkan perasaan yang meluap-luap tersebut bisa membuat hati kita lebih lega.

2. Menulis puisi/ sajak / cerita.

Menjaga kesehatan mental dengan menulis sebagai sefl-healing

foto: pexels.com

Menulis puisi biasanya dilakukan agar makna yang ingin diungkapkan lebih tersirat. Puisi tidak bermakna langsung namun bisa dibumbui dengan majas-majas yang bisa mengungkapkan perasaan kita, seperti kata-kata hiperbola (agar lebih dramatis), pengandaian, analogi, perumpamaan dan lain sebagainya. Menulis cerita seperti menulis kejadian secara kronologis secara jujur dan tidak dibuat-buat.

3. Menulis kata motivasi/ catatan mental/ rasa syukur.

Menjaga kesehatan mental dengan menulis sebagai sefl-healing

foto: pexels.com

Mengutarakan apa yang kita rasakan bisa dilakukan dengan bentuk yang lain seperti membuat kata-kata motivasi, catatan mental, rasa syukur, hikmah yang didapat dan lainnya. Dengan begitu kita lebih mudah menerima sesuatu yang terjadi dengan lebih tenang, lebih gampang mengambil pelajaran dari hal-hal yang kita rasakan serta memandang sesuatu dari berbagai sudut pandang.

Merangkai kata-kata sebagai terapi dan penyembuhan diri ini bisa dilakukan secara rutin setiap hari, selain ketika perasaan sedang berkecamuk. Hal ini dilakukan agar emosi kita tidak menumpuk, lebih banyak bersyukur, dan pikiran serta batin kita tidak chaos.

Dalam jangka panjang terapi menulis mampu mengurangi kadar stres, mempersingkat waktu perawatan di rumah sakit, mengurangi tekanan darah, meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh, memperbaiki fungsi lever, paru-paru, meningkatkan mood dan mengurangi trauma.