Olahraga adalah salah satu hal yang sangat penting untuk dilakukan dalam kehidupan manusia karena memiliki banyak sekali manfaat. Tubuh akan merasa jauh lebih baik dengan berolahraga. Selain itu, manfaat lain olahraga adalah dapat mengurangi stres dan depresi. Olahraga pun membuat imun tubuh lebih kuat sehingga mencegah berbagai macam penyakit. Manfaat lain dari olahraga pada era milenial ini adalah dapat membantu mengontrol berat badan dan membentuk tubuh yang ideal.

Apa itu Wushu?

Ada banyak sekali macam olahraga di dunia ini, salah satunya adalah bela diri Wushu. Penulis menjadi salah satu orang yang mengenal dan memahami dunia olahraga Wushu cukup dalam, yaitu hampir 13 tahun menekuni bidang ini. Wushu terbentuk dari dua kata dalam bahasa Mandarin, Wu dan Shu. Wu berarti ilmu perang atau bela diri, dan Shu sendiri berarti seni. Sehingga bisa diartikan Wushu adalah seni perang atau seni bela diri.

Wushu adalah bela diri yang menggunakan fungsi hampir seluruh bagian tubuh dalam berlatih dan bertanding. Bela diri ini menggunakan metode pukulan, dorongan, tendangan, menusuk, mematok, hingga menguasai penggunaan senjata-senjata trandisional yang berasal dari negara Tiongkok. Wushu memiliki dua disiplin ilmu, yaitu Taolu (jurus) dan Sanda (bertarung di atas ring).

Sejarah Wushu.

Sesuai namanya, Wushu adalah bela diri yang berasal dari Negeri Tirai Bambu atau Tiongkok. Wushu adalah bela diri yang ditemukan sudah sangat lama sehingga tidak bisa dipastikan tahun terbentuknya bela diri satu ini. Namun, baru pada tahun 1949 pemerintah Tiongkok meresmikan bela diri ini sebagai salah satu seni bela diri tradisional Tiongkok.

Kemudian Wushu menjadi salah satu olahraga internasional dan dibentuk federasi internasionalnya bernama International Wushu Federation atau IWUF. IWUF bertanggung jawab atas setiap kejuaraan Wushu Internasional yang diselenggarakan di seluruh dunia.

Tanggal 10 November 1992, Komite Olahraga Nasional Indonesia atau KONI Pusat resmi mendirikan PB Wushu Indonesia yang bertanggung jawab menjadi perantara antara Wushu Indonesia dengan IWUF. Juga bertanggung jawab atas diselenggarakannya kejuaraan-kejuaraan Wushu yang diadakan di Indonesia.

Kejuaraan Wushu pertama kali dimenangkan oleh salah satu legenda Wushu dunia bernama Yuan Wen Qing asal Tiongkok. Kejuaraan itu diselenggarakan pada tahun 1991.

Wushu dipopulerkan di Indonesia oleh IGK Manila sebagai tokoh olahraga dan menjadi ketua unum PB Wushu Indonesia yang pertama pada akhir Oktober tahun1992. Pak IGK Manila pada saat itu berhasil membawa nama Wushu Indonesia ke forum internasional.

Peraturan Wushu.

1. Taolu.

Disiplin ilmu yang pertama adalah Taolu. Taolu merupakan disiplin ilmu dari Wushu yang lebih menekankan keindahan dari setiap gerakan yang dilakukan di atas arena pertandingan. Kecepatan, kekuatan, ekspresi, fleksibilitas, dan kemampuan fisik juga menjadi unsur yang sangat penting pada Taolu. Perserta menampilkan jurus yang telah dipelajari, baik menggunakan tangan kosong maupun senjata.

Ada banyak sekali peraturan tertulis pada Taolu. Beberapa di antaranya adalah anggota tubuh tidak boleh melewati garis pembatas pada arena karpet pertandingan, harus seimbang setiap saat karena peserta akan mendapat potongan nilai bila tidak stabil atau goyang, menampilkan gerakan sesuai umurnya dan gerakan wajib yang harus ditaati, dan memakai pakaian khas Wushu pada saat pertandingan.

Ada beberapa macam senjata tradisional yang digunakan atlet Taolu. Mulai dari senjata pendek hingga senjata panjang. Ada DaoShu (Golok Utara), GunShu (Toya Utara), JianShu (Pedang Utara), QiangShu (Tombak Utara), NanDao (Golok Selatan), dan NanGun (Toya Selatan). Jurus tangan kosong juga dibagi menjadi dua macam, utara atau Chang Quan dan selatan atau Nan Quan

Ada tiga macam juri yang bertugas memberikan penilaian:

- Juri A.

Memiliki tugas untuk memperhatikan penampilan peserta dari aspek kualitas secara mendetail.

- Juri B.

Bertugas untuk mengamati dan menilai penampilan peserta pertandingan secara keseluruhan, seperti ekspresi, tenaga, irama, kecepatan dan lain-lain.

- Juri C.

Juri C bertugas untuk menilai tingkat kesulitan gerakan atau lompatan yang ditampilkan oleh para peserta.

2. Sanda.

Sanda atau juga dikenal dengan nama Sanshou merupakan disiplin ilmu dari Wushu yang dipertandingkan dengan melibatkan dua orang saling bertarung di atas ring. Hampir seperti kick boxing yang beraszal dari negara Thailand.

Ada beberapa peraturan yang harus ditaati, antara lain adalah menggunakan pakaian pelindung yang lengkap untuk menghindari adanya cedera yang serius. Durasi pertandingannya terdiri dari tiga babak yang masing-masing babaknya berdurasi bersih dua menit dan istirahat satu menit di setiap pergantian babak. Sebelum bertarung, peserta diwajibkan memberi hormat kepada wasit, juri, dan peserta lawannya.

Penilaiannya:

2 poin:

- Berhasil membuat lawan terjatuh keluar arena pertandingan.

- Berhasil membuat lawan jatuh di arena pertandingan.

- Berhasil mengenai kepala atau badan lawan menggunakan kaki.

- Wasit melakukan hitungan paksa kepada salah satu peserta.

3 poin:

- Berhasil mengenai badan atau kepala lawan menggunakan tangan.

- Berhasil mengenai bagian paha lawan dengan kaki.

- Berhasil membuat lawan terjatuh, namun peserta tersebut juga terjatuh.

- Lawan gagal melakukan serangan selama 8 detik.

Pengalaman pribadi.

Penulis mulai menekuni bidang olahraga ini ketika masih duduk di bangku kelas 1 SD berusia 6 tahun. Kurang lebih penulis telah menggeluti dan menekuni bidang ini selama 13 tahun. Penilaian penulis pribadi terhadap olahraga ini adalah salah satu olahraga yang cukup sulit untuk dilakukan, namun olahraga ini menimbulkan efek yang sangat baik bagi tubuh. Tubuh terasa bugar dan membantu membentuk tubuh yang ideal karena olahraga ini melatih hampir seluruh fungsi otot dan koordinasi yang dimiliki setiap orang.

Sebagai seorang atlet, penulis telah mengikuti banyak kejuaraan baik di dalam negeri maupun di luar negeri, mulai dari pertandingan kecil hingga besar. Penulis telah melihat bagaimana olahraga ini berkembang dengan sangat baik di seluruh dunia. Banyak sekali atlet yang berbakat yang juga menjuarai kejuaraan-kejuaraan seluruh dunia dengan karakter gerakannya masing-masing.

Manjadi seorang atlet bukan hanya tentang bertanggung jawab, namun juga bagaimana kita mendisiplinkan diri sendiri. Memahami manfaat dari kerasnya berlatih dan berusaha untuk mencapai impian. Duka dari proses berlatih sudah merupakan makanan kami sehari-hari. Pegal otot, habis napas, cedera, dan amarah pelatih sudah menjadi keseharian.

Wushu menjadi pekerjaan.

Tidak hanya sebagai atlet yang digaji dan mendapat bonus dari kemenangan di suatu kejuaraan besar, Wushu juga bisa dijadikan lahan bisnis dan sumber pendapatan utama jika kreatif memanfaatkannya. Ada banyak sekali cara untuk memanfaatkan bidang olahraga ini sebagai sumber pendapatan yang baik. Di antaranya adalah dengan menjadi pelatih profesional. Tidak semua orang berbakat untuk menjadi pelatih, belum tentu atlet yang hebat bisa menjadi pelatih yang hebat. Kemudian bisa berbisnis pakaian olahraga untuk berlatih. Menawarkan pakaian olahraga yang nyaman untuk para atlet yang berlatih. Bisa juga dengan menyewakan gedung untuk lokasi berlatih para atlet.