Banyak orang yang mengatakan bahwa masa kanak-kanak adalah masa yang menyenangkan. Selalu dimanja dan tidak ada beban adalah hal yang ingin selalu diulang ketika dewasa. Bahkan, terkadang kita merasa iri dengan anak kecil yang selalu dituruti keinginannya. Tidak hanya itu, anak kecil juga bisa bebas bermain tanpa ada hal yang membebaninya.

Namun, mengapa pengalaman-pengalaman sewaktu kecil sebagian besar tidak kita ingat? Jika ditanya, masih ingatkahkamudengan pengalaman menyenangkan saat kecil? Bagaimana detailnya? Jawabannya, pasti tidak. Semakin dewasa, untuk mengingat masa kecil pun dirasa sangat sulit.

Mengapa kita bisa lupa kejadian di masa kecil?

Mengapa kita melupakan kejadian masa kecil kita?

Mudahnya, jika kita melihat perkembangan anak menurut umur, saat bayi, perkembangan otaknya belumlah berfungsi secara optimal. Hal inilah yang menyebabkan informasi yang masuk tidak banyak dan bayi tidak bisa mengenali apa yang sebenarnya terjadi saat itu.

Sudah banyak penelitian serta kajian mengenai hal ini. Ketidakmampuan manusia untuk mengingat peristiwa yang terjadi pada masa kecilnya disebut amnesia masa kanak-kanak. Istilah ini pertama kali dicetuskan oleh Sigmund Freud. Menurutnya, manusia tidak bisa mengingat peristiwa di masa kecilnya karena perkembangan otak pada masa kanak-kanak belum optimal. Nah, barulah saat memasuki usia 3 tahun, kemampuan otak akan berkembang secara signifikan.

Sigmund Freud mengatakan bahwa amnesia kanak-kanak merupakan cara bayi untuk melupakan semua trauma psikoseksual saat lahir dan awal-awal masa kehidupannya. Namun, sejumlah peneliti mengatakan bahwa semua memori tersebut tidak hilang tetapi membantu perkembangan kemampuan berbahasa dan lebih mengenal dunianya. Karena otak bayi saat itu belum cukup kompleks untuk mengingat lebih banyak hal dan masih membuat hubungan-hubungan syaraf yang diperlukan, maka anak kecil tidak bisa mengingat kejadian di masa kecilnya.

Menurut Schachtel, amnesia masa kanak-kanak disebabkan oleh perbedaan antara caraanak kecil memproses atau meng-encoding pengalaman dan cara orang dewasa mengorganisasikan pengalaman mereka. Contohnya, orang dewasa mengingat dengan menggunakan kata orang itu atau pada situasi ini sedangkananak meng-encoding dengan cara menghubungkan dengan peristiwa yang berkaitan.

Selain karena perbedaan meng-encoding, faktor perkembangan biologis juga sangat berpengaruh. Telah disebutkan di atas bahwa perkembangan otak pada masa kanak-kanak belum optimal. Ya, struktur otak hippocampus yang berperan untuk mengkonsolidasikan memori tidak cukup matang hinggaanak berusia 3 tahun. Hippocampus ini berfungsi untuk menyimpan pengalaman baru ke ingatan jangka panjang belumlah dapat berfungsi dengan baik. Hal ini dikarenakan cepatnya pertumbuhan sel-sel syaraf di hippocampus.

Adanya perbedaan antara memori eksplisit (mengenali dan menyimpan informasi secara sadar) dan memori implisit (menyimpan informasi secara sadar) yang juga berperan pada ingatan anak-anak. Apa yang manusia pelajari akan masuk ke dalam memori implisit, memori ini dapat dipertahankan contohnya seperti skill dan respon terkondisi. Sedangkan memori eksplisit seperti me-recall suatu episode hnaya dapat dilakuakn oleh anak yang usianya 4 tahun ke atas. Hal ini menyebabkan orang dewasa dapat me-recall pengalaman dan informasi di bawah usia 4 tahun namun tidak dapat merecognition informasi tersebut. Anak usia 0 tahun hingga 4 tahun juga belum bisa menyadari bahwa dengan berlatih dan mengulang-ulang informasi akan meningkatkan kemampuan dan mempertahankan informasi menjadi LTM (Long Term Memory)

Itulah mengapa kita tidak bisa mengingat kejadian di masa kecil. Hal ini sudah menjadi tahapan perkembangan anakmenurut umurnya.