Purchasing merupakan sebuah posisi di perusahaan yang memiliki tugas pokok dan tanggung jawab dalam pengadaan, pembelian, sampai dengan proses pembayaran barang ataupun jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan. Ada 12 tahapan tugas bagian purchasing, yaitu sebagai berikut.

1. Membuat daftar item apa saja yang akan dibeli. Pada proses ini biasanya seorang staff purchasing menganalisa terlebih dahulu stock card barang di bulan sebelumnya sekaligus menentukan seberapa banyak barang tersebut dipakai atau digunakan setiap bulannya.

2. Mencari vendor atau supplier yang sesuai dengan item yang diperlukan, beserta vendor pembandingnya. Hal ini diperlukan untuk menekan biaya operasional perusahaan, karena jika ada yang memberikan harga lebih murah dengan kualitas yang sama bagusnya, kenapa harus memilih yang lebih mahal?

3. Melakukan review produk yang akan dibeli dan melakukan negosiasi (meliputi harga, berapa lama barang tersebut diproduksi (jika barang harus diproduksi terlebih dahulu), proses pengiriman barang, dan syarat pembayarannya).

4. Setelah mendiskusikan hal-hal tersebut dengan vendor atau supplier, selanjutnya adalah menentukan vendor atau supplier yang akan digunakan.

5. Setelah deal dengan satu vendor atau supplier, langkah selanjutnya adalah melakukan pembelian dengan cara membuat purchase order.

6. Memastikan barang yang dipesan tiba tepat waktu, sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan saat melakukan negosiasi.

7. Menerima dan mengontrol kedatangan barang sekaligus mengecek kualitasnya, apakah barang tersebut sudah sesuai dengan yang dipesan (meliputi kualitas barang, dan jumlah barang yang datang).

8. Setelah barang diterima, hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah melakukan pembayaran atas barang yang dibeli sesuai dengan prosedur yang sudah ditentukan oleh perusahaan.

9. Mendokumentasikan dokumen-dokumen berupa faktur, purchase order, delivery order, dan invoice. Hal ini penting dilakukan agar saat memberikan laporan keuangan atas pembelian barang yang telah dilakukan tidak ada kecurigaan, karena jika salah satu dokumen itu hilang atau tidak ada, maka akan menimbulkan kecurigaan.

10. Melakukan pelaporan atas pembelian yang dilakukan. Laporan ini berisikan list barang apa saja yang sudah dibeli pada periode tertentu, beserta jumlah dan rincian harganya. Laporan ini nantinya akan disampaikan ke bagian keuangan sampai dengan petinggi di suatu perusahaan.

11. Melakukan stock opname secara berkala untuk item-item yang ada. Hal ini bermaksud untuk memperkirakan apakah item tersebut sudah harus di-order dalam waktu dekat atau masih cukup untuk beberapa bulan ke depan.

12. Menjalin hubungan baik dengan para vendor atau supplier dan berkoordinasi terkait sisa PO atas item-item yang ada atau sisa barang yang belum dikirimkan.

Dari penjelasan tahapan tugas bagian purchasing di atas, dapat dilihat seberapa pentingnya fungsi manajemen dalam pelaksanaan tugas sebagai seorang staff purchasing. Fungsi manajemen yang dimaksud antara lain adalah fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, koordinasi, dan juga pengawasan.

Manajemen dibutuhkan karena tugas seorang staff purchasing harus melalui lumayan banyak tahapan dan dapat terbilang krusial karena memiliki fungsi penting di perusahaan. Dalam melaksanakan tugasnya, tentunya seorang staff purchasing harus memiliki pengetahuan maupun ilmu yang cukup mengenai bagaimana cara agar fungsi manajemen bisa berjalan dengan baik. Hal tersebut bertujuan agar dapat menjalankan tugasnya dengan efektif dan efisien demi mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

Jika suatu organisasi atau perusahaan tidak melakukan manajemen dengan baik, maka dampak negatifnya adalah tujuan organisasi tidak akan tercapai, waktu yang digunakan dalam mencapai tujuan itu sendiri akan lebih lama, dan mendapatkan kerugian yang besar baik berupa finansial maupun tenaga.