Tanaman Siwalan atau kerap kali disebut sebagai lontar merupakan salah satu jenis dari palmae yang dapat tumbuh di daerah kering dan pesisir. Di Indonesia sendiri, tanaman siwalan banyak tumbuh di bagian Timur Pulau Jawa, Madura, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Luar areal persebaran siwalan di pulau Jawa dan Madura mencapai 15.000 ha.
Tanaman siwalan memilik banyak manfaat dan patut untuk dikembangkan terlebih biji buah siwalan. Pada biji buah siwalan mengandung kandungan gula, gula reduksi, protein, mineral, fosfor, besi, vitamin C dan B1. Dan pada ekstrak tepung biji buah siwalan tersusun atas isomer karbohidrat yang bernama Tetraglycoside spirostane. Dalam Tetraglycoside spirostane mengandung residu tiga α-rhamnosyl dan satu β-pyranosil. Berdasarkan dengan perbandingan spectra data, bahwasannya β-pyranosil memiliki struktur yang dapat diidentikkan dengan glukosamin (glucasaminosyl).
Hal tersebut membuat tiga mahasiswa Universitas Brawijaya yang terdiri dari yaitu Sisca Ikke Wulandari (TIP 2015), Chastita Hikmatun Nisa’ (TIP 2016), dan Dimas Rosi Syaiful Rohman (TIP 2016) dibawah bimbingan ibu Nur Lailatul Rahmah, S.Si, M.Si melakukan penelitian mengenai kandungan glukosamin pada biji buah siwalan.
Glukosamin sendiri merupakan salah satu prekusor obat untuk penyakit tulang. Glukosamin terdiri dari tiga jenis, yaitu glukosamin hidroklorida, glukosamin sulfat, dan N-asetilglukosamin. Glukosamin adalah zat yang secara alami memperbaiki tulang rawan. Mekanisme kerja glukosamin menghambat sintetis glikosaminoglikan dan mencegah destruksi tulang rawan. Glukosamin merangsang sel-sel tulang rawan untuk pembentukan proteoglikan dan kolagen yang merupakan protein esensial untuk memperbaiki fungsi persendian. Glukosamin telah lama diketahui dapat menjadi obat karena dapat membangun kembali jaringan kartilago dan mengurangi risiko osteoarthritis.
Osteoarthritis merupakan penyakit regenerasi persendian, dimana sendi kekurangan cairan kartilago. Secara sederhana Osteoarthritis merupakan penyakit yang menyerang sendi dan menyebabkan sendi nyeri dan kaku. Pada penderita Osteoarthritis, tulang rawan sendi tidak dapat lagi menjadi bantalan. Hal itu menyebabkan kedua tulang akan bergesekan saat digerakkan dan akan menyebabkan sendi menjadi bengkak dan nyeri. Gejala umum dari osteoarthritis diantaranya yakni sendi mudah nyeri, sakit, bengkak, adanya suara gemeretak saat bagian sendi di gerakkan. Dampak dari penyakit ini juga cukup menghawatirkan diantaranya akan terjadi perubahan bentuk tulang, tulang akan mengalami pembengkokan baik kedalam ataupun keluar, penderita ajkan mengalami kesulitan saat berjalan atau menggerakkan bagian sendi pada tubuh, dan dapat menyebabkan cacat permanen pada tulang.
Melihat dampak yang ditimbulkan dari penyakit ini, ketiga mahasiswa ini melakukan riset mengenai pengobatan untuk osteoarthritis. Dan pada biji buah siwalan sendiri mengandung glukosamin yang dapat menjadi salah satu pengobatan untuk penyakit osteoarthritis.
“Dengan Penelitian ini kami berharap dapat mengetahui kandungan glukosamin yang ada pada biji buah siwalan. Dan harapannya dengan penelitian ini dapat menjadi alternative lain untuk pengobatan osteoarthritis” Ujar Sisca sebagai ketua tim