Tantrum adalah masalah perilaku yang umum dialami oleh anak-anak pra sekolah yang mengekspresikan kemarahan mereka dengan tidur di lantai, meronta-ronta, ataupun berteriak. Tantrum bersifat alamiah, terutama pada anak yang belum bisa menggunakan kata dalam mengungkapkan rasa frustasi mereka.

Hubungan pola asuh orang tua dengan sikap tantrum.

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa pola asuh orang tua yang permisif atau otoriter menjadi pemicu anak mengalami tantrum tingkat sedang hingga tinggi dibandingkan dengan pola asuh autoritatif. Anak yang dibesarkan dengan pola asuh otoriter maka akan bersikap marah, memberontak, dan mungkin lebih banyak tantrum. Anak yang dibesarkan dengan pola asuh permisif, maka anak tumbuh dengan keyakinan bahwa kepentingan mereka lebih penting daripada kepentingan orang lain dan bisa melakukan sesuatu sesuka mereka, dan kemungkinan besar mereka menggunakan tantrum untuk mendapatkan keinginan mereka. Sedangkan anak yang dibesarkan dengan pola asuh autoritatif maka anak akan bertingkah laku secara hormat, mengatasi pemecahan masalah dengan baik, dan jarang mengalami tantrum.

Cara menghadapi anak tantrum.

1. Tetap tenang.

Tetap tenang dan jangan pedulikan sikap tantrum anak dengan menuruti keinginan mereka ataupun memarahinya. Hal ini akan membuat anak tahu bahwa tantrum bukanlah hal yang efektif untuk mendapatkan perhatian atau untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Tunggu hingga anak tenang lalu bicarakan baik-baik tentang apa yang dia inginkan.

2. Hindari menghukum anak.

Berteriak atau bahkan memukul anak hanya akan membuat tantrumnya menjadi lebih parah. Dalam jangka panjang, perilaku ini akan ia pertahankan. Bila memungkinkan, ketika tantrum terjadi berpura-puralah tidak terjadi apapun lalu tinggalkan anak bila ruangan dirasa aman.

3. Pindahkan anak dari situasi yang membuatnya tantrum.

Bila anak berada di dalam rumah, cobalah untuk berpindah ruangan ke tempat yang lebih nyaman atau ajak anak keluar untuk mengalihkan perhatian. Bila kamu berada di ruang publik, hentikan segala aktivitasmu, dan ajak anak untuk meninggalkan tempat tersebut. Untuk mencegah tantrum di ruang publik, alangkah baiknya bila sebelum berangkat orang tua membuat perjanjian dengan anak, misal bila akan pergi ke mall maka anak tidak boleh membeli es krim karena sedang batuk. Peringatan dini akan membuat anak lebih mengerti akan situasi yang dihadapinya.

Lakukan 3 cara ini ketika menghadapi anak yang tantrum

After the storm.

1. Jangan memberikan apa yang diinginkan anak sebagai hadiah karena dia sudah diam. Ini hanya akan membuktikan pada anak bahwa tantrum adalah hal yang efektif. Puji anak secara verbal, gunakan kata-kata seperti Bunda suka cara adek menenangkan diri.

2. Berikan pelukan dan tunjukkan kasih sayang pada anak guna menenangkan diri anak.

3. Pastikan anak mendapat nutrisi yang baik dan tidur yang cukup, karena kelelahan dapat memicu terjadinya tantrum.

4.Be a role model. Anak akan mencontoh perilaku orang tuanya. Bila mereka melihat bagaimana caramu mengendalikan kemarahan dengan tenang, maka secara perlahan mereka juga akan mencontohnya.