Tidak ada yang salah dengan pandangan para analis musik tradisional (etnomusikolog) dalam memandang kesenian tradisi itu dari perspektif keilmuannya, sebab hal itu malah sebagai suatu konklusi lain yang pada titik kulmunasinya (puncaknya) merupakan suatu pengayaan kesenian tradisional itu sendiri. Tapi yang jadi persoalannya adalah, menjadikan hipotesa itu adalah sesuatu sahih (benar mutlak/absolut). Seperti yang baru-baru ini sebuah situs media online Kenali.co Minggu, 04 September 2016 21:35:50 Wib. merilis berita regional Jambi, bertajuk Musik Kromong Sebuah Musik Tradisional Dari Desa Mandiangin Tuo mengabarkan bahwa;

"Melalui Bengkel Musik Taman Budaya Jambi, kesenian Kromong dijadikan bahan olahan dan eksperimen untuk digarap kembali menjadi bentuk baru dengan usaha menggabungkannya dengan beberapa alat musik lainnya, seperti: Akordion, Biola, Beduk, Gendang Redab dan Rebana. Penggarapan yang dilakukan tidak menghilangkan unsur khas dari kesenian tersebut, seperti; Melodi Kromong dan Pukulan Gendang Panjang".

Persoalan ini bukan cuma buruk & tidak elok, tapi malah akan mengaburan kesenian tradisional itu dalam perspektif sejarahnya. Bukan tanpa alasan saya mengatakan demikian, sebab tidak ada pendalaman serius mengenai persoalan ini.

Seperti diketahui, tidak ada kebenaran absolut dalam kesenian apapun. Terlebih kesenian tadisi. Kalaupun ada, hanya berupa fakta empiris yang disandingkan pada literatur sejarah yang juga hanya berupa fakta empiris. Dalam arti, cuma hipotesa para analis yang menggeluti persoalan ini. Lah nyatanya memang tidak ada catatan tertulis tentang kesenian tradisional, khususnya Melayu Jambi itu sendiri toh! Baik wujudnya sebagai Musik Rakyat, Sastra Lisan, Teater Tutur, maupun Musik Pengiring Tari. Catatan-catatan yang berkembang tidak lain berupa intuisi dari paradigma berpikir yang dibangun dari disiplin ilmu sosiologi, antropologi, maupun sejarah, yang melahirkan tafsir tunggal yang harus dianggap sahih! Ini jelas menyesatkan. Sebab faktanya, kesenian tradisional ituapapun namanyaditurunkan diajarkan secara turun-temurun secara lisan (oral) toh? & itu mutlak. Lahwongmasyarakat pemiliknya saja tidak tau & mengatakan bahwa kesenian itu sudah ada (eksis) seperti itu sejak mereka lahir! Memang seperti itulah yang dilihat & diajarkan pada mereka, seperti yang dilansir;

"...sebelum menggunakan alat musik kromong yang sekarang, nenek moyang mereka menggunakan kelintang kayu. Pada akhirnya sekitar tahun 1825, dipesanlah ke Siam (sekarang Thailand) alat musik kromong tersebut dengan mencontoh nada dari kelintang kayu yang selama ini mereka mainkan". Kenali.co Minggu, 04 September 2016 21:35:50 Wib. "MUSIK KROMONG SEBUAH MUSIK TRADISIONAL DESA MANDIANGIN TUO."

Pertanyaannya adalah, apa alasan para analis ahlul kitab-kitab ilmu sekolahan ini seakan-akan memaksakan analisa-analisa dari pemikirannya yang mumpuni itu! Konon dengan segudang ilmu pengetahuannya itu, harus pas, cocok, & wajib mesti sama fakta dengan apa yang ia hipotesakan? Wah, jelas itu keliru itu!

Terkait persoalan konklusi kesenian tradisional itu sendiri, dapat dibagi ke dalam 3 konklusi yaitu: (1) Sebagai Musik Tarian, (2) Sebagai Musik Pengiring Tari. (3) Sastra Lisan/Teater Tutur atau Sebagai Luapan Isi Hati. Nah, jenis kesenian seperti ini sangat lazim dimasyarakat terdahulu, tidak hanya di masyarakat Melayu Jambi saja, dalam sejarah musik Barat, musik Tari yang dalam pengertian "musik tarian yang bukan musik pengiring tari" ini dikenal denganSuite, Suita & Partita. Atau seperti contoh lain yaitu, lagu tarian rakyat Portugis "Camelias",ini merupakan lagu tarian rakyat Portugis yang lazimnya kesenian itu dipertunjukan oleh penarinya dengan pola lantai membentuk sebuah lingkaran. MenurutProf Victor Ganapdalam buku nya berjudulKeronjtong Toegoe;

"MusikCameliasmerupakan tarian khasCoimbrayang diiringiGuitarra Portuguessa(Gitar Portugis) yang diadaptasi dari gitar Inggris abad ke 18"

Lantas apa bedanya dengan kesenian Musik Tradisional Melayu Jambi itu? Kan begitu!

Musik sebagai luapan isi hati juga banyak ditemui pada masyarakat dibelahan dunia ini. Dalam terminologi musik Barat, musik seperti ini lazim dikenal denganLamenatauSerenade.William P Malmdalam buku nya mengatakan;

...bagi rakyat Portugis, ada banyak jenis-jenis musik seperti ini, tidak hanya dalam bentuk Lamen maupun Serenade, salah satunya Despedida (lagu perpisahan) dan Saudade (lagu senandung rindu).

William P Malmjuga menambahkan bahwa;

...sama hal nya denganFolgadinho, lagu tradisional orang-orangMooryang berasal dari Afika Utara, yang di Portugis dikenal denganMoresco. Melodi laguFolgadinhoini merupakan merupakan representasi dari sebuah ratapan yang sangat lazim dibawakan oleh orang-orangMoor.

Artinya biarlah dia "kesenian itu" seperti sebagaimana apa adanya dengan eksistensinya sendiri, tanpa dikacau-kacaukan oleh analisa-analisa dari pemikiran yang belum tentu sesuai dengan budaya masyarakat pendukungnya. Tugas kita sebagai generasi penerus cuma menyampaikan fakta secara jujur, tanpa menambah atau mencocok-cocokan pemikiran-pemikiran jenius para analis kesenian tradisonal itu agar sesuai dengan fakta yang ada. Tugas kita hari ini tidak lain adalah, cuma mendokumentasikan kesenian tradisional itu baik dalam bentuk audio visual maupun dalam bentuk dokumen tertulis, agar kiranya dapat diwariskan & tetap terus lestari dari generasi ke generasi. Saya pikir begitu.

Sumber bacaan:

Ganap, VictorKEROTJONG TOEGOE. BP. ISI Yogyakarta. Yogyakarta, 2011
Malm, William PKEBUDAYAAN MUSIK PASIFIK, TIMUR TENGAH & ASIA. Universitas Sumatera Utara (USU) Press. Medan 1993