Menurut saya tidak bisa.

MenontonHouse of Cardsbisa membantu kita memahami bagaimana permainan-permainan politik dalam suatu pemerintahan bisa berjalan. Tapi, sebagai penggambaran kondisi parlemen Indonesia, seri tersebut kurang tepat sebagai acuan.

Politik di Indonesia lebih banyak bermain di SARA. Sehingga membutakan mata hati sebagian orang. Terlebih lagi, Amerika hanya memiliki 2 partai. sangat berbeda dengan di Indonesia yang memiliki banyak partai.

Faktor-faktor yang menyebabkannya(sebagian boleh dipercaya, sebagian boleh tidak)adalah sebagai berikut:

Beragamnya penduduk Indonesia dari segietnisdanbudaya

Beragamnya penduduk Indonesia dari segiagama

Timpangnya kondisi penduduk Indonesia dari segiekonomidangaya hidup

Tersebarnya penduduk Indonesia secarageografissertatidak meratanya pembangunan infrastruktur

Populasipenduduk yang sangat besar

Penyebaran penduduk yang tidak merata

Pengaruh yang dibawanegara-negara asing

Pengaruh yang didatangkan hal-halsupernatural(sekali lagi, boleh dipercaya atau tidak)

Kalau dibawa dalam konteks ajang politik seperti diHouse of Cards, maka Indonesia secara relatif memiliki:

1. Pemain politik dalamjumlahjauhlebih banyak(karena populasi besar dan jumlah penduduk lebih banyak)

2. Pemain politik dengankepentingan-kepentingan yang lebih beragam

3. Mekanisme aliran dana dan pertimbangan kebijakan yang jauh lebih rumit dan kompleks(karena ajang pusat dan daerah yang saling bertaut)

4. Tingkat pola pikir yangtidak samaantara masing-masing pemain politik(dan kerap kali tidak logis), yang timbul akibat perbedaan etnis, strata ekonomi, dan lainnya.

5. Kerap terjadinya perubahan-perubahan secara tiba-tiba dan tak terjelaskan

Singkat kata, Indonesia menurut saya memiliki ajang politik yang jauh lebihchaotic.

Jangankan perpolitikan pemerintah secara nasional, perpolitikan dalam suatu BUMN bisa sedemikian rumitnya karena perbedaan-perbedaan yang ada antara satu daerah dengan daerah lain. (ApaNCISlebih cocok sebagai perbandingan?)

Apabila satuseasonHouse of Cardsdalam satu kurun waktu bisa disajikan dalam bentuk satu novel lepasan, kurasa satu musim tayang serupa di Indonesia akan perlu disajikan dalam bentuk kitab epos macamMahabharata. Jadi jumlah halamannya jauh, jauh lebih banyak.