"Saat saya menikah, saya membutuhkan seorang pasangan. Tetapi saya tidak pernah merasa bahwa saya menginginkan untuk memiliki seorang anak."

Pernyataan seperti ini biasanya merupakan sebuah keputusan bagi mereka yang memilih untuk childfree. Apakah keputusan seperti ini dianggap sebagai suatu hal yang salah? Tentu tidak. Keputusan untuk menjadi childfree merupakan hak dan pilihan masing-masing pasangan.

Umumnya, kehidupan dalam berumah tangga kurang lengkap rasanya tanpa kehadiran seorang anak di dalamnya. Namun, pernyataan seperti itu tidak sepenuhnya benar. Faktanya, tidak semua pasangan menginginkan kehadiran buah hati dalam pernikahan mereka atau istilahnya childfree.

Baru-baru ini childfree memang sedang hangat diperbincangkan di media sosial. Berawal dari unggahan Gita Savitri Devi yang menyinggung bahwa dirinya memilih untuk childfree. Tentu saja ini mengundang banyak sekali opini dari masyarakat tentang keputusannya itu.

Penulis mengapresiasi keputusan Gita yang sudah berani speak up tentang pilihannya ini. Di mana keputusannya tersebut sangat berlawanan dengan kebudayaan masyarakat Indonesia. Karena pada dasarnya di Indonesia sendiri, keputusan menikah tanpa memiliki keturunan merupakan suatu hal yang baru. Meskipun sebenarnya di negara-negara maju pasangan yang memilih childfree tidak sedikit dan dianggap biasa karena menjadi pilihan masing-masing pasangan.

Tentunya, banyak sekali alasan mengapa pasangan berkeinginan untuk hidup berdua dan tidak memiliki anak. Di antaranya tidak menjadikan mereka sebagai investasi hidup, terkait pengalaman hidup sebelumnya, tidak siap menjadi orang tua, alasan kesehatan, hingga masalah psikologis. Penulis rasa pasangan yang memilih childfree tentunya sudah berpikir jauh untuk ke depannya.

Pada dasarnya, kembali lagi pada keputusan pasangan masing-masing. Memiliki anak dalam sebuah pernikahan itu sebuah pilihan, bukan suatu kewajiban. Akan tetapi, tentunya keputusan ini harus disepakati oleh pasangan tersebut.

Penulis pribadi setuju dengan opini Gita Savitri yang memutuskan untuk tidak memiliki anak. Tapi penulis juga bangga dengan perjuangan pasangan lain di luar sana yang selama bertahun-tahun berusaha untuk memiliki keturunan. Intinya, penulis senang melihat perempuan mendapatkan apa yang mereka inginkan, karena itu pilihan mereka.