Inner childadalah sisi kepribadian individu yang terbentuk dari pengalaman masa kecilnya. Inner child dapat diartikan juga individu yang masihbereaksi dan terasa seperti anak kecilatau masih terdapat sisi kekanak-kanakan dalam dirinya.

Inner child memiliki sisi yang positif dan negatif. Positif misalnya merasakan kebahagiaan, merasa nyaman, bersemangat, dan peristiwa yang menyenangkan yang dialami pada saat masa kecil. Sebaliknya, negatif yaitu seperti perasaan marah, kurang kasih sayang, memiliki perasaan trauma, dan peristiwa yang tidak diinginkan lainnya yang dialami pada saat masa kecil dan membuat inner child terluka.

Peristiwa pada masa lalu dapat membentuk kepribadian diri kita hari ini. Hal seperti itulah yang kita sebut sebagai inner child. Inner child bisa menjadi penghambat atau pendorong individu untuk tumbuh dan berkembang. Setiap individu pasti pernah mengalami keduanya, namun efek dan dampak yang didapatkan oleh setiap individu tentu saja berbeda, tergantung bagaimana individu menyikapinya.

Banyak individu yang tidak menyadari dan terus tumbuh semakin dewasa tanpa mengetahui lebih dalam tentang dirinya dan tanpa mengetahui bahwa inner child-nya masih terluka. Saat tumbuh dewasa, inner child yang terluka dapat bermanifestasi dalam berbagai bentuk perasaan dan perilaku negatif seperti merasa tidak dicintai,mudah cemas, sulit percaya orang lain, dan lainnya. Apabila inner childyang terluka terus dibiarkan dapat menghambat perkembangan diri individu sebagai orang dewasa.

Lalu, kenapainner childdapat berpengaruh terhadap kepribadian dan perilaku individu ketika dewasa? Hal tersebut karena pengalaman masa kecil individu dapat memiliki efek destruktif pada masa kini.Inner childpada setiap orang adalahinti dari kepribadian yang terbentuk dari pengalaman-pengalamannyatentang bagaimana cara berperilaku yang didapatkan selama masa kanak-kanak.

Apa yang dapat dilakukan untuk menyembuhkan luka inner child?

1. Menyadariinner child.

Hal pertama yang dapat dilakukan yaitu menyadari sisi inner child yang terluka. Bagi sebagian individu mungkin sulit untuk mengingat-ingat masa lalu yang tidak menyenangkan. Namun, menguburnya dan tidak menyembuhkan inner child yang terluka hanya akan mendapatkan dampak negatif bagi diri individu yang dapat memunculkan perilaku-perilaku negatif.

2. Jalin komunikasi denganinner child.

Setelah individu mengetahui inner child yang terluka dan permasalahan-permasalahan yang menyebabkannya, individu dapat menyisihkan waktu untuk berdialog dengan dirinya semasa kecil. Individu dapat mengucapkan kalimat-kalimat yang suportif dan menenangkan untuknya, misalnya: Aku mencintaimu dan kamu sungguh berharga untukku.

3. Rangkul rasa marah dan sedih.

Ketika individu sedang berhadapan dengan inner child yang terluka sering kali perasaan amarah, kesal, dan sedih muncul, bahkan dapat tiba-tiba meluap di luar kendali. Tidak selamanya perasaan marah itu bersifat negatif, rasa marah adalah emosi yang normal dan sehat dalam keadaan tertentu. Perasaan ini wajar muncul ketika individu mengalami inner child yang belum terselesaikan.

4. Meditasi.

Meditasi dapat memberikan rasa tenang pada pikiran individu yang melakukannya.

5. Cari bantuan profesional.

Tidak semua individu dapat berdamai denganinner childyang terluka dalam dirinya sendiri. Jika tidak dapat melakukannya sendiri, individu dapat menemui psikolog untuk mendampinginya. Adanya psikolog yang mendampingi akan membantu proses rekonsiliasi menjadi lebih mudah.