×
Sign in

Hello There

Sign In to Brilio

Welcome to our Community Page, a place where you can create and share your content with rest of the world

  Connect with Facebook   Connect with Google
Jangan gegabah, pahami 6 pertimbangan ini sebelum memutuskan resign

0

N/A

Jangan gegabah, pahami 6 pertimbangan ini sebelum memutuskan resign

Pikirkan masak-masak sebelum kamu memutuskan untuk resign.

Disclaimer

Artikel ini merupakan tulisan pembaca Brilio.net. Penggunaan konten milik pihak lain sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Silakan klik link ini untuk membaca syarat dan ketentuan creator.brilio.net. Jika keberatan dengan tulisan yang dimuat di Brilio Creator, silakan kontak redaksi melalui e-mail redaksi@brilio.net

Noel

03 / 11 / 2021 09:47

Rasa bosan menjadi salah satu alasan yang dipakai seseorang untuk resign. Tapi perasaan bosan tidak bisa dijadikan tolok ukur utama untuk memutuskan resign. Alasannya, keputusan untuk resign perlu dipikirkan secara matang dengan berbagai pertimbangan. Salah mengambil keputusan, karier dan kehidupan bisa jadi taruhannya.

Kalau kamu sedang galau dengan pekerjaan, mungkin tanda di bawah ini bisa jadi pertimbanganmu sebelum memutuskan untuk resign.

1. Masa depan perusahaan.

ilustrasi perusahaan berkembang (pexels.com/ThisIsEngineering)

Masa depan perusahaan wajib jadi pertimbangan bagimu untuk memilih tetap bertahan atau resign. Ini penting karena saat ini zaman berubah dengan cepat, bila tidak mengikuti perkembangan maka akan tertinggal dengan sendirinya.

Loading...

Selain itu beberapa hal lain seperti ketepatan dalam membayar gaji, memiliki tunjangan, jenjang karier yang jelas hingga keuntungan perusahaan perlu dilihat. Bila perusahaan masih kolot, sering telat membayar gaji, terlilit utang, dan memiliki banyak hal negatif lainnya, maka sudah saatnya kamu resign sebelum terlambat.

2. Tidak bekerja dengan hati.

ilustrasi tidak bekerja dengan hati (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Semua pekerjaan bila dikerjakan dengan sepenuh hati maka hasilnya akan maksimal. Sebaliknya, bila tidak maka hasilnya pun akan tidak maksimal bahkan buruk.

Sekarang coba lihat diri kamu sendiri, apakah pekerjaanmu saat ini benar-benar kamu geluti sepenuh hati atau tidak? Bila iya, maka tetaplah bertahan. Bila tidak, coba introspeksi diri apa yang menyebabkan hal itu bisa terjadi.

3. Komunikasi berantakan.

ilustrasi komunikasi berantakan (pexels.com/Moose Photos)

Salah satu tanda yang membuat lingkungan kerja menjadi sehat adalah bila memiliki gaya komunikasi yang baik. Ketika gaya komunikasi sesama atau dari atasan hingga bawahan baik, maka koordinasi akan berjalan dengan lancar. Tapi bila tidak, koordinasi akan jadi berantakan.

Bila sudah begini, pekerjaan kantor bisa ikut terhambat. Pekerjaan yang bisa selesai dalam hitungan jam, bisa jadi molor hingga berhari-hari. Hal ini akan berpengaruh pada kesehatan kamu karena capek fisik dan pikiran.

4. Hilangnya waktu istirahat.

ilustrasi stres (pexels.com/energepic.com)

Bekerja sebaiknya enam hari dalam seminggu dengan durasi kerja per hari adalah 8-9 jam. Namun ketika kamu diminta terus menerus bekerja di luar jam yang telah ditentukan, itu sudah tidak sehat. Kinerja lama-lama bisa menurun dan bisa berdampak pada rendahnya pencapaian Key Performance Indikator (KPI) kamu.

5. Tidak berkembang.

(pexels.com/Quang Nguyen Vinh)

Ketika kemampuanmu mendadak mentok alias tidak ada perkembangan, maka kamu perlu waspada. Belum lagi ditambah perusahaan tidak memberikan kesempatan bagi dirimu berkembang. Bila diteruskan maka kemampuanmu semakin lama akan mengalami penurunan dan tidak ada perkembangan yang signifikan.

6. Gaji tidak sesuai.

ilustrasi gaji (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Ini sebenarnya hal klasik yang menjadi alasan seseorang ingin pindah kerja. Tidak salah, tapi tidak sepenuhnya benar. Gaji tidak sesuai sebenarnya bisa dilihat dari beban kerja kamu, apakah masih sesuai dengan tanda tangan kontrak atau sudah jauh melenceng.

Namun, bukan berarti kamu bisa seenaknya minta naik gaji, ya. Hal lain yang perlu kamu perhatikan adalah kinerjamu. Bila kinerjamu selama ini sudah benar-benar all out tapi gajimu tetap sama, maka sah-sah saja meminta kenaikan gaji. Tapi bila kinerjamu biasa saja, apalagi malas-malasan lalu minta naik gaji, lebih baik sadar diri.

Ya, keputusan untuk resign adalah hak dari masing-masing orang. Tapi sebelum memutuskannya alangkah lebih baik memikirkannya secara matang terlebih dulu. Sebab mencari pekerjaan apalagi menciptakan sebuah pekerjaan bukanlah hal yang mudah. Intinya, jangan gegabah ya!





Pilih Reaksi Kamu
  • Senang

    0%

  • Ngakak!

    0%

  • Wow!

    0%

  • Sedih

    0%

  • Marah

    0%

  • Love

    0%

Loading...

RECOMMENDED VIDEO

Wave white

Subscribe ke akun YouTube Brilio untuk tetap ter-update dengan konten kegemaran Milenial lainnya

-->
MORE
Wave red