Ospek atau masa orientasi bagi mahasiswa merupakan proses pertemuan awal di mana mahasiswa baru akan diperkenalkan tentang kampusnya, baik dari segi keilmuan, budaya, serta dinamika yang akan dihadapi oleh mahasiswa ketika menjalani proses kemahasiswaan hingga lulus nanti. Tiap universitas memiliki konsep ospek yang berbeda-beda. Namun, banyak sekali oknum-oknum yang menyalah artikan ospek sebagai ajang perpeloncoan, sehingga banyak doktrin bermunculan bahwa ospek hanyalah kegiatan yang tak berguna dan menjadi ajang pemuas para senior semata.

Sebagai contoh adalah ospek di Institut Teknologi Bandung, salah satu perguruan tinggi negeri di Bandung. Ospek ternyata sudah dipikirkan matang-matang dari jauh hari lho untuk menunjang kemampuan mahasiswa baru nantinya. Nah, begini prosesnya.

1. Pemilihan ketua ospek yang penuh forum kritis.

Jauh sebelum ospek berlangsung, bahkan hingga 6 bulan sebelum waktu ospek. Organisasi mahasiswa sudah mempersiapkan kegiatan ini dengan pemilihan ketua yang nantinya bertanggung jawab untuk keberlangsungan acara. Mahasiswa yang mencalonkan diri menjadi ketua harus mempersiapkan visi dan misi, keberjalanan acara, hingga proses alur berpikir yang membuat massa organisasi mahasiswa tersebut banyak yang mengkritisi dan membangun keputusan bersama.

2. Kajian tim materi dan metode yang penuh diskusi dan pengumpulan data yang valid.

Setelah ketua terpilih, proses yang dilakukan selanjutnya adalah pembentukan struktur kepanitiaan yang akan menjadi sistem penggerak keberjalanan ospek nantinya. Nah, salah satu bidang yang menjadi konseptor dalam ospek nantinya adalah materi dan metode atau disebut mamet. Mamet merupakan otak dari proses penurunan nilai yang akan diberikan oleh maba nantinya. Nantinya, mamet akan melakukan kajian yang diperkaya dengan alur berpikir sebagai bentuk menyatukan persepsi dari panitia ospek untuk para mahasiswa baru. Setelah itu, mamet akan membuat materi dan nilai-nilai organisasi yang akan sangat berpengaruh untuk keberlangsungan kemahasiswaan maba sampai lulus nantinya, bahkan sampai sudah bekerja.

Selanjutnya, mamet akan mempertimbangkan metode yang paling tepat untuk diberikan kepada para maba dari segi fisik, psikis, serta kebutuhan maba untuk beraktivitas nantinya. Sebagai contoh, beberapa jurusan memiliki konsep pemberian materi dengan metode pembentukan fisik. Hal itu untuk membantu maba nantinya dalam menjalani perkuliahan yang banyak berinteraksi di lapangan dan tentunya membutuhkan fisik prima. Gak mau dong, ketika kita harus kuliah lapangan tapi jadinya lemess.

3. Perencanaan lapangan yang penuh dinamika.

Selain bidang materi dan metode, terdapat bidang lapangan yang bertugas untuk mengeksekusi hasil pemikiran atau materi dari tim mamet untuk diaplikasikan di lapangan. Di ITB sendiri, bidang lapangan akan menyusun teknis lapangan yang berfungsi untuk mengatur tempat keberjalanan acara dalam segala kondisi, kebutuhan panitia yang ada, perizinan tempat, serta bertanggung jawab dalam waktu kegiatan. Selain itu, bidang lapangan akan bertugas untuk menjadi agen pemberian materi bagi para maba, menolong maba yang sakit, bahkan menjaga keamanan maba selama proses ospek berlangsung. Panitia yang bertugas di bidang lapangan ini harus mengikuti proses pendidikan dan latihan panjang sebelum diturunkan di acara ospek nantinya.

Ospek yang baik membutuhkan persiapan yang panjang untuk menunjang profil dari maba dalam menjalani kehidupannya sebagai seorang mahasiswa. Sebagai mahasiswa, tentunya kita harus memikirkan sesuatu yang baik. Jangan sampai maba yang menjadi penerus baik untuk organisasi mahasiswa maupun bangsa, justru hanya menjadi ajang olok-olok bagi seniornya. Yuk, semangat ospeknya!