Ikut dipertimbangkannya nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Cawapres, membuat PKS dan ulama GNPF menggangap bahwa Prabowo meragukan rekomendasi itima ulama GNPF. Reaksi tegas atas sinyalemen keraguan Prabowo datang dari Persaudaraan Alumni (PA) 212.

Sekretaris Umum PA 212 Bernard Abdul Jabbar, seperti dilansir cnnindonesia.com (04/08) menyatakan bahwa pihaknya sudah mengirimkan seruan melalui surat kepada semua partai yang tergabung dalam koalisi keumatan.

"Isi surat menyatakan jika kepatuhan kepada ulama sama halnya patuh dengan Rasulullah. Tidaklah mungkin ulama sebagai pewaris Nabi akan menyalahgunakan wewenang, bicara menurut hawa nafsunya," kata Bernard.

Menurut Bernard, semua partai koalisis keumatan harus mematuhi rekomendasi ijtima ulama. Ia menegaskan bahwa tidak mungkin kesepakatan para ulama bertujuan untuk menyesatkan umat.

"Jika kalau Habib Salim Segaf Al Jufri atau Ustaz Abdul Somad yang ditunjuk sebagai cawapres Bapak Prabowo, partai koalisi wajib menjunjung tinggi keputusan tersebut," kata Bernard, dikutip dari cnnindonesia.com, Sabtu (4/8).

Meski begitu ia tidak memaksa Prabowo dan partai koalisi untuk mematuhi rekomendasi tersebut. Hanya saja ia mengingatkan bahwa Prabowo harus siap ditinggalkan jutaan umat.

"Tapi kalau mereka mau istiqomah ya laksanakan. Keputusan ulama atas kesepakatan sosok yang sudah dipilih sama dengan keinginan Allah," pungkas Bernard.

Seruan sekaligus ancaman dari PA 212 untuk kubu oposisi kesannya ngeri-ngeri sedap. Seruan PA 212 soal posisi rekomendasi ijtima ulama GNPF, agak sulit dibantah karena mengaitkan nilai-nilai keagamaan.

Namun, jika ingin berdebat sebenar istilah ulama tidak memiliki makna jamak atau tidak tunggal. Ulama mewakili banyak kelompok, sementara kita tahu bahwa dalam forum ijtima yang hadir hanya dari ulama GNPF.

Tidak ada perwakilan Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadyah sebagai organisasi terbesar di Indonesia. Terlepas dari soal keterwakilan seluruh ulama, membawa isu agama dalam politik jelas riskan.

"Ngeri-ngeri sedap", ini jelas akan semakin mempersulit posisi Prabowo. Bagaimana menurut para sahabat