Tentu kita tidak asing dengan hewan bernama kelelawar. Kelelawar identik dengan hewan yang dapat terbang, beraktivitas di malam hari, memiliki muka yang "menyeramkan", dan memakan buah. Secara morfologi dan perilaku kelelawar memiliki membran yang menyerupai sayap dan aktif di malam hari, salah satunya untuk mencari makanan yang berupa buah, nektar, serangga, bahkan darah hewan.

Secara garis besar kelelawar dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kelelawar besar yang memiliki ukuran tubuh relatif besar yang memakan buah ataupun nektar, dan kelompok kelelawar kecil yang memiliki ukuran tubuh relatif kecil yang biasanya memakan serangga. Kelelawar memiliki peran ekologi yang sangat vital di lingkungan kita, seperti pemencar biji tumbuhan, penyerbuk, dan lain sebagainya. Namun sayangnya kelelawar sering dianggap sebagai hama oleh sebagian besar masyarakat karena memakan tanaman buah mereka padahal tidak demikian.

Banyak sekali penelitian yang mengupas kehidupan kelelawar, mulai dari tingkat bentuk tubuhnya sampai ke tingkat molekular seperti kromosom dan gen. Beberapa waktu lalu terdapat sebuah penelitian yang mengungkap jenis kelelawar tertentu yang mampu untuk hidup lama atau berumur panjang. Penelitian Foley dkk tahun 2018 menemukan bahwa beberapa jenis kelelawar memiliki rentang waktu hidup yang panjang. Kelelawar tersebut di antaranya yaitu jenis Myotis bechsteinii yang memiliki rentang hidup maksimal sampai 21 tahun, Miniopterus schreibersii sampai 22 tahun, Rhinolophus ferrumequinum sampai 30,5 tahun, dan yang paling lama adalah jenis Myotis myotis yang rentang waktu hidup maksimalnya bisa sampai 37,1 tahun. Sementara manusia sendiri memiliki rentang waktu hidup hingga 122,5 tahun. Dengan ukuran tubuh kelelawar yang lebih kecil dibandingkan dengan manusia, rentang waktu hidup kelelawar tersebut dirasa waktu hidup yang sangat lama. Kelelawar juga termasuk mamalia seperti kita, dan jika dibandingkan dengan hewan mamalia lain yang memiliki ukuran tubuh relatif sama contohnya tikus, kelelawar memiliki rentang hidup yang sangat jauh dari tikus yang hanya mampu hidup hingga 4 tahun saja.

Mungkin beberapa orang masih asing tentang apa yang dimaksud dengan kromosom. Kromosom adalah suatu pengemasan DNA double helix yang sangat panjang yang dilipat secara terus menerus membentuk untaian yang letaknya di dalam sel kita. Salah satu bagian kromosom yaitu telomer. Telomer merupakan sekuen DNA yang pendek dan terletak di ujung kromosom. Seiring terjadinya pembelahan sel, telomer akan memendek dan dapat memengaruhi kestabilan kromosom dan pada akhirnya akan memengaruhi sel. Pemendekan telomer diketahui telah menyebabkan penuan sel (aging) dan secara potensial membatasi masa hidup. Enzim yang terlibat dalam proses pemendekan telomer adalah enzim telomerase. Pada fibroblas myotis myotis ternyata telomerase tidak diekspresikan, sehingga telomer-nya relatif tidak memendek dan membuatnya mampu memiliki rentang hidup yang panjang.

Penelitian tentang kelelawar yang memiliki rentang hidup lama dan segala mekanisme yang terjadi untuk mempertahankan telomer di kromosomnya tersebut menjadi target studi masa depan yang sangat baik dan potensial untuk lebih memahami proses penuaan (aging). Manusia telah berlomba-lomba untuk melawan penuaan dan berusaha untuk membuat dirinya tampak lebih muda. Isu penuaan merupakan salah satu tantangan besar dalam Biologi. Telah banyak penelitian tentang kandungan tumbuhan maupun hewan yang dapat digunakan untuk menghambat penuaan. Namun bukan berarti dengan diketahuinya jenis kelelawar yang memiliki mekanisme pertahanan telomer tersebut dapat kita jadikan alasan untuk mengeksploitasi kelelawar sebagai obat awet muda.

Seyogyanya kelelawar harus kita jaga kelestariannya di ekosistem kita. Masih banyak hal dan aspek lain dari kelelawar yang berguna untuk kepentingan masyarakat luas yang perlu untuk diteliti lebih lanjut, bukan hanya sekadar masalah potensi untuk studi penuaan saja. Masyarakat terkadang kurang sadar terhadap isu-isu lingkungan yang tidak berkaitan secara langsung terhadap kehidupannya. Contohnya saja anggapan bahwa kelelawar sebagai hama karena merusak tanaman buah mereka; padahal tanpa adanya kelelawar kita tidak dapat menikmati buah-buahan yang enak seperti durian, dan lain-lain. Mungkin setelah masyarakat mengetahui bahwa kelelawar juga memiliki sesuatu hal yang menarik seperti masalah penuaan tersebut, masyarakat dapat lebih tertarik untuk melakukan konservasi terhadap kelelawar dan lingkungan hidupnya. Kita bisa bersama-sama tetap muda dalam semangat untuk melindungi dan mengonservasi makhluk hidup yang ada disekitar kita, termasuk kelelawar.