Seorang perempuan berbaju cheongsam merah membagikan dua setoples fortune cookies kepada para pengguna KRL di Stasiun Kota Jakarta Barat. Kue kering berbentuk setengah lingkaran tersebut kerap dianggap sebagai kue keberuntungan karena berisi selembar kertas bertuliskan beragam ramalan atau kalimat motivasi.

Fortune Cookies: Khas resto China, tenar di Amerika, asal dari Jepang

Kue ini juga diyakini berasal dari budaya atau tradisi masyarakat Tionghoa. Tapi tahukah kamu bahwa kue keberuntungan atau fortune cookies ini justru berasal dari pinggiran Kyoto, Jepang. Dilansir dari The New York Times, fortune cookies mulai menjadi populer karena sering disuguhkan sebagai hidangan penutup di restoran-restoran China di San Fransisco, Amerika Serikat. Kue ini lebih dikenal sebagai makanan khas orang China di belahan bumi Amerika, padahal fortune cookies ini justru hampir tidak ditemukan di Negeri Tirai Bambu.

Fortune Cookies: Khas resto China, tenar di Amerika, asal dari Jepang

Menurut seorang peneliti sejarah dari Jepang, Yasuko Nakamachi,fortune cookieshampir seratus persen diyakini berasal dari pinggiran Kyoto, Jepang. Awalnya ia pertama kali melihat fortune cookies di sebuah restoran China di New York City pada tahun 1980an. Pada saat itu, Nakamachi sangat takjub dengan kecerdasan orang China dalam membuat kue yang menarik dan unik. Namun pada akhir tahun 1990an, ia menemukan kue dengan bentuk sangat familiar seperti fortune cookies di sebuah toko kue yang telah dikelola selama beberapa generasi di dekat kuil Shinto di Kyoto. Toko kue keluarga ini dikenal dengan nama Sohonke Hogyokudo.

"Ini jelas sekali fortune cookies, bentuk yang sama persis dan ada kertas ramalannya juga." Kata Yasuko Nakamachi kepada The New York Times.

Takeshi Matsuhisa, generasi ketiga yang kini mengelola toko kue keluarga Sohonke Hogyokudo menjelaskan fortune cookiesbuatan keluarganya tidak terlalu dikenal karena masyarakat lebih familiar dengan fortune cookiesbuatan Amerika.

Selama puluhan tahun keluarga Takeshi Matsuhisa selalu menggunakan 23 ramalan yang sama untuk disisipkan dalam fortune cookies-nya, berbeda dengan Wonton Food, sebuah industri pembuatan fortune cookies terbesar di dunia yang berlokasi di New York, mereka menggunakan sekitar 10.000 ramalan.

Dari sinilah penelitian Yasuko Nakamachi terkait fortune cookiesdimulai. Selama penelitian tersebut, ia menemukan beberapa bukti yang sangat kuat terkait asal usul fortune cookies di Jepang. Salah satunya pada sebuah ilustrasi buku cerita yang berasal abad ke-19 dengan judul "Moshiogusa Kinsei Kidan".

Salah satu karakter dalam cerita tersebut dikisahkan bekerja di sebuah toko kue yang memproduksi "tsujiura senbei" atau fortune crackers. Cara pembuatan tsujiura senbei sama persis dengan yang dilakukan Takeshi Matsuhisa di toko kue keluarganya. Buku, cerita, dan ilustrasi dalam karya tersebut diterbitkan pada tahun 1878.

Jika fortune cookiesberasal dari Jepang, mengapa lebih populer di Amerika? Untuk menjawab pertanyaan ini Nakamachi melakukan dua perjalanan ke San Fransisco dan Los Angeles. Di sini lah Nakamachi mewawancaraiketurunan imigran China dan Jepang yang pertama kali membuat fortune cookiesdi Amerika.

Melihat jejak fortune cookiesdi Amerika sebetulnya tidaklah sulit, tinggal kembali ke masa perang dunia kedua. Berdasarkan hasil wawancara, pada saat para tentara dan veteran militer berkunjung ke restoran China di California, mereka menanyakan kenapa restoran tersebut tidak menyajikan kudapan kue keberuntungan sama seperti restoran peranakan lain di San Fransisco. Dari situlah kemudian fortune cookiesmenyebar ke seantero negeri.

Namun jauh sebelum perang dunia kedua terjadi, sejumlah keluarga imigran Jepang di California telah mengklaim dalam memperkenalkan dan mempopulerkan fortune cookies. Salah satunya adalah keturunan dari Makoto Hagiwara, seorang imigran Jepang yang mengelola kebun teh Jepang di San Fransisco Golden Gate Park pada tahun 1890an. Kebun teh ini kerap menyuguhkan fortune cookies yang dibuat oleh toko kue Benkyodo di San Fransisco kepada para pengunjungnya.

Lantas bagaimana bisa fortune cookies menjadi kudapan yang justru populer di resto-resto China? Nakamachi berspekulasi bahwa industri makanan yang dimiliki orang China mulai mengambil alih produksi kue keberuntungan ketika toko-toko kue Jepang ditutup. Orang-orang Jepang ditangkap dan dikirim ke kamp pengasingan pada masa perang dunia kedua.