Baru saja kemarin kita mendengar kabar kecelakaan hebat di daerah Subang tepatnya di Tanjakan Emen. Kronologi kecelakaan ini adalah ketika Bus dengan nomor polisi F 7959 AA membawa rombongan wisata dari Tanggerang Selatan baru saja berwisata dari Gunung Tangkuban Parahu saat melewati Tanjakan Emen bus harusmelewati turunan panjang sekitar dua kilometer . karena turunan panjang dan berkelok membuat sopir tidak bisa menguasai bus sehingga bus menabrak tebing sebelah kiri dan terguling di bahu jalan.

Terlepas dari itu semua ternyata Tanjakan Emon mempunyai beberapa fakta fakta yang jarang diketahui khalayak umum.

Pertama,banyak simpang siur tentang asal usul penamaan nama Tanjakan Emen di antaranya yakni

1. Pada tahun 1969 sebuah Bus bernama Bunga mogok di lokasi Tanajakan Emen segera kernet bernama Emen turun dan mengganjal ban bus. Namun malah bus tetap mundur sehingga menabrak dan menewaskan Emen.

2. Emen adalah korban tabrak lari namun malah mayatnya disembunyikan di rerimbunan pohon.

3. Emen adalah sopir oplet Subang Bandung yang pada tahun 1964 saat melewati Tanjakan Emen dan mengalami kecelakaan dengan kondisi tubuh terbakar hidup hidup.

Kedua. Fakta yang benar tentang asalusul penamaan Tanjakan Emen.

Nama Emen bermula ketika seorang sopir pembawa sayuran bernama Emen mengalami kecelakaan di Tanjakan Emen namun dia meninggal dunia di Rumah Sakit dan dimakamkan di daerah Jayagiri Lembang. Hal ini diutarakan oleh anak dari Emen sendiri yang bernama Wahyu

Ketiga.Adanya mitos membuang sebatang rokok di Tanjakan Emen demi keselamatan sopir.

Hal ini dipercaya oleh sopir yang sering lewat karena Almarhum Emen menyukai rokok sehingga tidak terjadi kecelakaan

Keempatpada kecelakaan hari Minggu kemarin mengakibatkan 27 penumpang bus tewas.

Mereka tewas karena tergencet badan bus dimana mereka dimakamkan secara massal dalam satu liang lahat di Taman Pemakaman Umum Legoso,Pisangan,Ciputat Timur ,Tanggerang Selatan ,Banten. Total terdapat dua liang lahat untuk pemisahan jenis kelamin pria dan perempuan.

Kelima Alasan rasional sering terjadi kecelakaan di sini karena kondisi medan yang cukup berbahaya.

Panjang tanjakan ini sekitar 5 Kilometer sehingga banyak sopir salah memperkirakan, mereka mengira tanjakan tidak terlalu curam sehingga tidak menurunkan kecepatan dan hal inilah yang menyebabkan kecelakaan. Ditambah lagi tingkat kemiringan di lokasi ini sekitar 45 50 derajat sepanjang 3 kilometer.