Sebuah foto seorang wanita berhijab yang bertemu Paus Fransiskus sedang marak menjadi bahan perbincangan. Di berbagai sosial media foto ini telah tersebar luas. Dalam foto tersebut terlihat bagaimana antusiasnya wanita berhijab tersebut untuk bisa memegang tangan Paus Fransiskus. Wanita berhijab tersebut diketahui bernama Dewi Praswida yang berasal dari Kota Semarang. Dewi, sapaan akrabnya, tidak pernah menyangka bisa menyapa seorang tokoh yang sangat berpengaruh di dunia, terutama bagi umat Katolik. Wanita berhijab itu bertemu, menyapa, dan bahkan bersalaman dengan tokoh tersebut.

"Kesan pertemuannya sangat luas biasa. Saya bahkan tidak percaya dapat bertemu dengan pemimpin umat Katolik di Roma. Saya hanya orang biasa dan bukan siapa-siapa, tapi bisa berjabat tangan dengan beliau." Ungkap Dewi.

Diketahui bahwa Dewi merupaka mahasiswa Pascasarjana Universitas Katolik Soegijapranata yang berada di Semarang. Wanita berhijab tersebut mengatakan bahwa ini merupakan kesempatan keduanya bertemu dengan Paus Fransiskus. Ini merupakan pertemuan yang luar biasa untuk dirinya. Pertemuan Dewi pertama kali dengan Paus terjadi pada bulan Maret 2018. Saat itu sedang diacarakan rapat orang muda dari seluruh dunia yang diselenggaran di Vatikan, Roma. Pada pertemuan pertama itu, Dewi mengaku merasa kagum ketika bertemu dengan Puas untuk pertama kalinya.

Sayangnya pada pertemuan pertama tersebut, Dewi tidak memiliki dokumentasi seperti foto atau yang lainnya. Namun pada kesempatan kedua ini Dewi tidak ingin melewatinya dan harus mengabadikan momen tersebut. Ketika mendapatkan kesempatan kembali ke Vatikan, Dewi langsung menyiapkan segalanya begitu juga dengan bahasanya. Dewi sampai belajar bahasa Italia untuk mempersiapkan diri bertemu Paus. Dewi bisa bertemu Paus atas rekomendasi dari Keuskupan Agung yang berada di Semarang.

Dewi mengaku sangat bangga bisa bertemu dengan Paus. Dewi merupakan satu-satunya orang yang berkesempatan untuk bersalaman dan memperkenalkan diri kepada Paus. Dewi dapat pergi ke Vatikan karena dirinya mendapatkan beasiswa langsung dari pemerintah Vatikan melalui Dewan Kepausan. Di sana Dewi belajar mengenai lintas agama selama kurang lebih enam bulan.

Begini kisah di balik pertemuan wanita berhijab dengan Paus Fransiskus

Dewi mengatakan pada saat bersalaman dengan Paus dirinya meminta doa terbaik untuk dirinya dan juga untuk perdamaian dunia. Paus langsung menjawab iya dan akan didoakan. Pada saat itu Dewi juga mengenalkan kepada Paus bahwa dirinya merupakan muslim yang berasal dari Indonesia. Dewi merasa sangat bahagia karena bisa bertemu dengan Paus sebanyak dua kali dan bisa menyampaikan sesuatu. Dirinya juga berkata seperti mendapatkan berkah ketika didoakan.

Pertemuan Dewi dengan Paus menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara yang cinta damai dan Muslim pun begitu. Dalam mempelajari dialog lintas agama, Dewi bukan hanya berkumpul bersama kaum muda yang lainnya. Namun dialog lintas agama lebih menekankan tentang pentingnya bisa hidup bersama berdampingan dan saling menghargai. Selain itu dialog agama membicarakan tentang kasus yang mempermasalahkan tentang latar belakang agama.

Dialog agam ini penting untuk dipelajari oleh kaum muda agar mengerti bagaimana menjaga perdamaian dunia meski terdiri dari banyak agama. Berbeda bukan berarti harus bermusuhan, namun harus saling bisa menghargai dan bekerja sama untuk mewujudkan tujuan bersama. Apabila terdapat pihak yang ingin memecah dan menghancurkan perdamaian dunia maka pihak tersebut harus ditindak secara hukum, bukan karena masalah latar belakang agama yang dianutnya. Semua agama tentu akan mengajarkan kebaikan, namun tidak banyak pihak yang menyukai hal tersebut. Hal tersebutlah membuat pihak lain yang tidak suka berusaha untuk memecah perdamaian dunia yang sudah dibangun bersama.