Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau yang biasa dikenal dengane-learningmungkin sudah tidak asing lagi didengar oleh masyarakat saat ini, khususnya para aktivis akademik. Pembelajaran Jarak Jauh tentu tidak semata-mata terjadi begitu saja tanpa adanya perjalanan panjang dari perkembangan teknologi di dunia.

Tahukah kamu bahwae-learningternyata sudah ada sejak tahun 1960.E-learningpertama kali diperkenalkan di Universitas Illionis di Urbana-Champaign tahun 1960 saat adanya kemunculan The Computer Based Training (CBT). Saat itu Universitas Illionis menggunakan sistem yang bernama PLATO (Programmed Logic for Automatic Teaching Operation). Sistem tersebut bekerja dengan cara menghubungkan beberapa computer sehingga mahasiswa dapat mengakses informasi dan mendengar penyampaian materi dari pengajar (dosen) yang direkam melalui suatu pengendali jarak jauh seperti perangkat audio maupun televisi. (Harto, 2016)

Di Indonesia sendiri, era CBT mulai ada pada tahun 1990, di mana saat itu bermunculan aplikasie-learningyang beroperasi dalam PCstandloneataupun berbentuk kemasan CD-ROM yang berisi materi dalam bentuk tulisan maupun video dan audio. Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat mulai sadar akan kebutuhan memperoleh informasi yang tidak dihalangi oleh jarak maupun lokasi. Tahun 1997, kemunculan LMS (Learning Management System) kemudian digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya pun semakin bervariasi dengan perpaduan antara multimedia, video,streaming, serta dengan pilihan format dan ukuran yang lebihsimple. (Setiawan, 2017)

Perkembangan teknologi dan informasi yang sudah terjadi tentu memberi dampak yang cukup signifikan bagi aspek kehidupan masyarakat, khususnya pendidikan. Masyarakat dapat dengan mudah memperoleh informasi dan juga ilmu pengetahuan melalui internet. Internet menyediakan banyak sekali sumber informasi yang bisa diakses melalui gadget yang ada saat ini. (adminweb, 2018).

Perkembangan tersebut kini dimanfaatkan oleh beberapa perguruan tinggi di Indonesia sebagai salah satu sistem pembelajaran yang diandalkan, yaitu kuliah daring. Kuliah daring merupakan bentuk pendidikan formal yang dilakukan oleh berbagai perguruan tinggi di Indonesia, dimana peserta didik (mahasiswa) dan pengajar (dosen) berada di lokasi berbeda, sehingga mereka berinteraksi melalui sistem komunikasi interaktif yang menghubungkan keduanya. (adminweb, Pembelajaran Daring (SPADA) Indonesia, Kuliah Millennials, 2019).

Pelaksanaan kuliah daring perlu memiliki strategi agar dapat dilakukan dengan baik. Menurut Pengamat Pendidikan dari Universitas Paramadina, Totok Amin Soefijanto, kegiatan kuliah daring memerlukan dukungan adanya aturan, sarana, dan prasarana secara matang. Selain itu, aturan dalam pelaksanaan kuliah daring juga harus dibuat secara fleksibel. Dosen juga perlu diberikan pelatihan kelas daring supaya bisa secara matang menggunakannya untuk mahasiswa.(Tamba, 2018).

Kuliah daring yang dilaksanakan tentu harus memiliki persiapan matang, karena hal tersebut menyangkut sistem teknologi juga internet yang dibutuhkan. Persiapan tersebut antara lain, sarana dan prasarana yaituplatformdantoolsyang akan digunakan untuk melaksanakan kuliah daring. Kedua, Sumber daya manusia yang mumpuni, di mana harus terdapat SDM yang paham betul bagaimana mengoperasikan sistem yang akan dijalankan. Dan ketiga adalah mempersiapkan aplikasi yang akan dimanfaatkan.

Saat ini tersedia beberapa platform maupun aplikasi yang dapat digunakan oleh mahasiswa dan dosen untuk melaksanakan kuliah daring ini.Platformyang paling sering digunakan misalnya adaZoom Clouds Meeting, Google Classroom, maupun sistem kuliah daring yang diciptakan oleh masing-masing perguruan tinggi. Melalui platform tersebut, para mahasiswa dapat menerima materi yang dikirimkan oleh dosen, mengumpulkan tugas, juga mendengar penjelasan dosen melalui videoconference.

Kegiatan kuliah daring ini dapat diakses di mana saja dan di waktu yang telah ditentukan bersama. Materi perkuliahan yang diberikan oleh dosen melalui kuliah daring juga dapat direviewdengan mudah oleh mahasiswa di waktu yang lebih fleksibel. Baik dosen maupun mahasiswa juga dapat lebih menguasai Teknologi Informasi dan Komunikasi di tengah era globalisasi yang menuntut manusia untuk hidup bersama teknologi. Mahasiswa juga bisa dikatakan dapat melakukan pembelajaran dengan lebih santai dengan caranya masing-masing saat mengikuti perkuliahan daring.

Namun di balik kelebihan yang dirasakan, kuliah daring juga memiliki beberapa kekurangan, di antaranya tidak semua mahasiswa memiliki fasilitas yang mumpuni dalam menunjang kebutuhan untuk pelaksanaan kuliah daring seperti laptop,smartphone, jaringan internet, dll. Oleh karena kuliah daring memerlukan akses internet yang cukup baik, maka di saat perkuliahan sedang berlangsung tetapi jaringan internet sedang tidak bagus, maka hal tersebut dapat menghambat proses perkuliahan daring yang diikuti. Selain itu, kemampuan mahasiswa dalam perkuliahan tidak dapat dilakukan secara real, sebab dosen juga tidak selalu melihat keaktifan mahasiswa saat mengikuti kelas.

Dampak positif yang dapat kita ambil dari pelaksanaan kuliah daring adalah mahasiswa maupun dosen dapat memanfaatkan kecanggihan teknologi dengan kegiatan yang positif. Selain itu, mahasiswa dapat melatih kemandiriannya dalam mempelajari materi-materi yang diberikan oleh pengajar. Sedangkan, dampak negatif yang ditimbulkan dari perkuliahan daring ini adalah berkurangnya interaksi secara langsung di antara mahasiswa dengan dosen maupun mahasiswa dengan mahasiswa lainnya saat perkuliahan.

Menurut Khoe You Tung, terdapat karakteristik pembelajaran daring. Pertama, materi pembelajaran dibuat dalam bentuk teks, grafik, dan berbagai komponen multimedia lainnya. Kedua, interaksi yang dilakukan bisa terjadi secara serentak maupun tidak serentak seperti videoconference, chats rooms,ataudiscussion forums. Selanjutnya, kuliah daring dilakukan pada waktu dan tempat maya. Selain itu, materi pembelajaran dapat diperbaharui kapan saja. Keenam, adanya peningkatan komunikasi antara dosen dan mahasiswa. Ketujuh, adanya kemungkinan bentuk interaksi yang terjadi secara formal juga nonformal. Dan terakhir, pembelajaran dapat menggunakan berbagai sumber belajar yang tersedia di internet. (Mustofa et al., 2019).

Kegiatan yang harus ada dalam perkuliahan daring menurut Khan B.H adalah meningkatkan perhatian mahasiswa, menyampaikan tujuan kepada mahasiswa, mendorong ingatan mahasiswa tentang informasi yang telah diterima. Selain itu, pembelajaran juga harus memberikan stimuli secara khusus, memberi petunjuk belajar, memperoleh keterampilan mahasiswa, memberikan kesempatan umpan balik yang informative, dan meningkatkan daya ingat belajar mahasiswa. (Mustofa et al., 2019).

Saat ini sudah banyak perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, baik di Indonesia maupun luar negeri yang memanfaatkan Teknologi Komunikasi Informasi untuk kegiatan kuliah daring. Seperti di Universitas Padjadjaran salah satunya. Unpad sendiri cukup aktif dalam kegiatan kuliah daring menggunakan platform yang tersedia di berbagai aplikasi, juga menggunakan sistem yang dibuat oleh Unpad sendiri, seperti salah satunya ada LIVE Unpad.

Keberhasilan kegiatan kuliah daring sangat bergantung pada beberapa komponen, baik dosen, mahasiswa, sumber belajar, sarana dan prasarana yang ada, dan yang paling penting adalah jaringan internet. Baik kuliah tatap muka maupun kuliah daring tentu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa kuliah daring saat ini sangat mendukung sistem pembelajaran di perguruan tinggi. Di tengah perkembangan teknologi saat ini, kreativitas dosen dan mahasiswa perlu diasah dalam menggunakan teknologi. Diharapkan kegiatan kuliah daring dapat terus berkembang ke arah yang lebih baik, sehingga dapat menunjang pendidikan bagi mahasiswa.