Virus Corona atau Covid-19 merupakan virus baru yang pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina. Virus ini berasal dari golongan virus yang sama dengan virus penyebab SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dan MERS (Middle-East Respiratory Syndrome) yang juga sempat menggemparkan dunia. Pertama kali ditemukan dari penularan hewan ke manusia, virus Corona yang kini menjadi wabah pandemi dan menyerang hampir seluruh belahan dunia ini tentu menjadi momok yang sangat menakutkan.

Kasus yang sudah banyak terjadi membuktikan bahwa orang tua dengan usia 50 tahun ke atas dan mereka yang sudah memiliki penyakit bawaan sangat rentan terjangkit Covid-19 ini. Pada kehamilan, perubahan sistem imun juga dapat membuat ibu hamil lebih rentan terinfeksi virus dan tentunya berisiko mengalami gejala penyakit yang berat dan fatal. Hal inilah yang meresahkan ibu hamil di tengah pandemi Covid-19.

Jika ditinjau dari penemuan Covid-19 yang masih sangat baru, tentu perlu dilakukan penelitian yang lebih dalam mengenai virus ini. Namun sejauh ini tentunya para ahli juga sudah menemukan beberapa fakta-fakta mengenai virus ini. Sebelumnya sudah diketahui bahwa penularan virus ini adalah melalui droplet, yaitu percikan air liur pada saat bersin atau batuk dari orang yang sudah terjangkit Covid-19. Hingga saat ini, memang belum ditemukan kasus mengenai transmisi secara vertikal pada virus Corona dari ibu ke janin selama kehamilan atau melahirkan. Bahkan dari kasus bayi yang lahir dari ibu dengan Covid-19, tidak terbukti positif tertular virus ini.

Berdasarkan kasus-kasus sebelumnya, ibu hamil dengan SARS dan MERS memang berisiko tinggi menyebabkan keguguran atau melahirkan bayi prematur. Kejadian ini juga bisa terjadi pada ibu hamil dengan Covid-19. Di Cina terdapat beberapa kasus bayi prematur, namun penyebabnya masih belum dapat dipastikan apakah prematuritas itu disebabkan oleh Covid-19 ataukah keputusan dokter melihat kondisi ibu yang kurang baik akibat virus ini. Sebagaimana diketahui, Covid-19 mengakibatkan gangguan pada pernapasan sehingga akan sangat berbahaya pada ibu hamil. Melihat kondisi ini, dokter bisa saja memutuskan untuk melakukan persalinan lebih awal (prematur) demi menyelamatkan si janin. Jadi, dari beberapa kasus prematuritas yang terjadi memang masih sangat sedikit dan belum dapat dipastikan apakah Covid-19 merupakan penyebabnya.

Meskipun penularan Covid-19 dari ibu hamil ke janin dan prematuritas akibat virus ini belum terbukti, namun ibu yang sedang hamil disarankan untuk tetap menjaga kondisi tubuh agar tetap fit. Sedapat mungkin, kurangilah risiko sakit dan tidak perlu panik yang berlebihan.

Dikutip dari CDC (Centers for Disease Control and Prevention), hal-hal yang dapat dilakukan untuk melakukan pencegahan terjangkit virus adalah sebagai berikut:

1. Lakukanlah social distancing (hindari orang yang sakit atau sudah terpapar virus, serta berada sejauh enam kaki dari orang-orang yang tidak serumah dengan kita).

2. Cuci tangan sesering mungkin dengan cara yang benar meskipun sedang di dalam rumah.

3. Batuk dan bersin sesuai etika (ditutupi dengan siku atau tissu kemudian dibuang ke tempat sampah agar sebisa mungkin percikan air liur kita tidak menyebar ke mana-kemana).

4. Bersihkan atau cuci barang yang sering dipegang dengan sabun dan desinfektan.