Pada umumnya, para remaja atau orang dewasa yang sedang dalam status berpacaran menganggap bahwa masa pacaran adalah masa yang penuh dengan hal-hal yang indah. Mungkin indah bagi sebagian pasangan, tapi tidak bagi pasangan lain yang salah satunya memiliki sikap posesif. Bagi sebagian orang sikap posesif ini dianggap wajar, karena menurut mereka sikap tersebut dapat menunjukan rasa sayang dan cintanya. Padahal hal tersebut jika dibiarkan dapat berakibat tidak baik bagi pasangannya. Dari survei yang telah dilakukan kepada 68 orang, ada 86,8% yang setuju bahwa perempuan adalah korban terbanyak dari kekerasan dalam pacaran. Ini adalah salah satu bentuk ketidaktahuan perempuan akibat kurangnya informasi dan data dari laporan korban mengenaikekerasandalam pacaran. Kekerasan sendiri merupakan bentuk dari tidak setaranya peran perempuan dan laki-laki sehingga menimbulkan macam-macam bentuk kekerasan yang dapat menghambat kaum perempuan untuk lebih maju.

Saat ini banyak sekali perempuan yang mempunyai hubungan dengan seorang laki-laki yang memiliki sikap posesif dan akhirnya dapat menimbulkan kekerasan terhadap perempuan atau disebut juga dating violence. Dating violence atau kekerasan dalam pacaran adalah kekerasan terhadap pasangan yang belum terikat pernikahan meliputi kekerasan fisik, emosional, ekonomi dan pembatasan aktivitas. Biasanya hal tersebut dimulai dari sikap posesif yang dimiliki oleh laki-laki.

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) posesif berarti merasa menjadi pemilik. Dari situ dapat diartikan bahwa posesif adalah suatu sikap yang dipunyai atau ditunjukkan untuk mengontrol atau mendominasi seseorang atau bisa juga diartikansebagai sebuah sikap membatasi ruang gerak pasangan dan juga merasa bahwa pasangan adalah miliknya sendiri. Sikap posesif ini tergolong kekanak-kanakkan karena menuntut pasangan untuk bersikap atau berperilaku seperti apa yang kita inginkan dan mengatur ruang gerak pasangan yang membuat pasangan merasa terkekang. Sikap posesif ini sebenarnya bukanlah suatu sikap yang buruk, jika bisa mengendalikannya. Akan tetapi sikap posesif ini dapat menjadi sikap yang buruk bahkan berbahaya bagi pasangan jika tidak bisa mengendalikannya. Dari survei yang telahdilakukan, 72% responden setuju bahwa sikap posesif dapat berujung dating violence.

Berikut adalah bentuk-bentuk kekerasan pada perempuan dalam pacaran:

1. Secara fisik.

Kekerasan secara fisik ini sangat terlihat dampaknya terhadap perempuan, karena biasanya laki-laki memanfaatkan kelemahan yang dimiliki oleh perempuan dengan cara menampar, memukul, mendorong, menendang, melempar benda-benda keras pada perempuan dan masih banyak lainnya tindakan-tindakan kekerasan secara fisik yang bisa menimbulkan luka, bekas luka, lebam, bahkan yang paling parah meninggal dunia.

2. Secara emosional dan psikologis.

Kekerasan secara emosional dan psikologis dapat berupa mempermalukan pasangan, mengkritik secara tidak baik, membentak, mengekang, memberikan hukuman jika pasangan melakukan salah atau tidak menuruti apa yang dikatakannya, memberikan ancaman untuk melukaimu atau orang terdekatmu, bahkan dia bisa mengancam untuk melukai dirinya sendiri. Mengatur semua aktivitasmu dan selalu memantaumu juga dapat membuat stres.

3. Secara seksual.

Menurut Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN, 2016) dan Simfoni PPA 2017, kekerasan secara seksual adalah kekerasan dengan angka korban paling tinggi dibanding bentuk-bentuk kekerasan yang lainnya. Tindakan yang termasuk kekerasan secara seksual adalah memaksa mencium, memeluk, memaksa untuk berhubungan seksual, dan memaksa mengirimkan foto atau video yang berbau seksual. Dalam hal ini mencakup semua tindakan seksual yang dilakukan di bawah ancaman.

4. Secara ekonomi.

Kekerasan secara ekonomi ini adalah bentuk kekerasan terhadap perempuan dalam pacaran yang dilakukan oleh laki-laki yang tidak memiliki penghasilan sendiri. Jadi dia memanfaatkan perempuan untuk mencukupi segala kebutuhan materinya. Dia akan menguras harta pasangannya.

5. Posesif.

Seperti yang sudah dibahas di awal, sikap posesif yang dimiliki oleh laki-laki dapat berujung kekerasan pada perempuan dalam pacaran. Jadi jangan menganggap bahwa sikap posesif adalah sikap yang wajar dan dapat dibiarkan.

Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap seorang perempuan bernama Sinta, dia bercerita pernah menjalin hubungan dengan laki-laki yang memiliki sikap posesif dan berujung kekerasan dalam pacaran. Sinta bercerita, aku pernah lagi whatsapp-an sama temen laki-laki ku, kita bahas tugas kuliah terus pacar aku tau dan dia marah banget sampe aku di maki-maki di dalem mobil dan aku cuman bisa nangis tapi besoknya aku putusin karena menurutku hubungan kaya gini gak sehat dan gak bagus kalo dilanjutin. Hal yang dialami Sinta adalah salah satu bentuk nyata bahwa sikap posesif dapat berakhir kekerasan dalam pacaran. Kekerasan yang dialami Sinta termasuk kedalam kekerasan secara emosional dan psikologis.

Jika kamu sedang menjalankan hubungan yang didalamnya terdapat kekerasan, kamu harus lakukan ini:

1. Berani berbicara.

Sebagai perempuan yang dianggap lemah oleh para laki-laki, kamu harus berani berkata tidak dan berhenti memperlakukan ku seperti ini. Berpikirlah bahwa yang dia lakukan kepada kamu bukanlah tanda cintanya, melainkan dia orang jahat.

2. Berani bertindak.

Laporkan kejadian-kejadian yang kamu alami kepada teman, orang tua, bahkan kalau kekerasan yang dilakukannya sudah terlalu parah maka kamu harus berani melaporkannya kepada polisi. Jika kamu tidak berani melaporkannya kepada polisi, maka jalan lainnya adalah tinggalkan.

3. Jangan menganggap dia akan berubah.

Bagi para laki-laki yang memiliki sikap posesif atau suka melakukan kekerasan, kata berubah hanya sekadar terucap di mulutnya saja. Sesudah mengucapkan kata berubah, paling besoknya dia mengulangnya kembali. Jadi jangan mudah percaya pada kata-kata berubahnya.

4. Jangan menganggapnya wajar.

Banyak perempuan yang terjebak pada hubungan yang di dalamnya terdapat kekerasan karena menganggap bahwa hal-hal yang dilakukan pasangannya adalah hal wajar. Sehingga kamu rela mengorbankan diri bahkan nyawa. Jadi berhenti untuk menganggap semua bentuk kekerasan yang dilakukannya adalah hal yang wajar.

5. Berhenti termakan rayuan gombalnya.

Setelah memperlakukanmu secara tidak wajar, biasanya para laki-laki ini akan bersikap manis sehingga membuat kamu luluh dan kembali memaafkannya. Cobalah untuk bertahan pada pendirianmu agar dia tidak menganggapmu remeh dan bisa disakiti berulang kali.

Apakah sikap posesif dapat berujung kekerasan dalam pacaran?

Jadi sebagai perempuan jangan berpikiran bahwa sikap posesif yang dimiliki pasangan adalah sikap yang bisa diwajarkan. Memang awalnya sikap posesif bisa dikatakan sebagai tanda cinta dan sayangnya. Tetapi jika dibiarkan lebih lama sikap posesif tersebut dapat berujung pada kekerasan dalam pacaran atau dating violence.

Sebagai perempuan walaupun kita dianggap sebagai kaum yang lemah, kita tidak boleh menerima begitu saja segala bentuk-bentuk kekerasan yang dilakukan oleh pasangan. Jadilah perempuan yang berani bertindak dan menyuarakan apa yang kita rasakan agar tidak tertindas oleh pasangan. Jangan pernah takut untuk melaporkannya kepada pihak yang berwajib, karena jika dibiarkan hal tersebut dapat memperlambat perkembangan perempuan.