Pernah melihat anak bertengkar dengan orang tua? Merupakan hal lumrah yang biasa kita temui dalam kehidupan, dan mungkin terjadi dengan diri kita sendiri. Mengapa banyak anak tidak dekat dengan orang tua? Karena orang tua dipersepsikan sebagai hakim atau polisi. Nuansa rumah itu pun jadi menakutkan.

Ada anak yang mengaku ketagihan main game karena di alam game dia merasa nyaman. Di situ dia tidak dimarahi. Anak yang kurang mendapat penerimaan di rumah akan mencari penerimaan di luar, akhirnya berusaha menyenangkan dan mengikuti keinginan temannya agar mendapatkan penerimaan. Hal ini berpotensi untuk anak masuk ke pergaulan yang buruk apabila temannya meminta ia melakukan hal negatif.

Ciri-ciri orang tua yang salah mendidik anak, apakah kita termasuk?

1. Sering mengeluarkan sumpah serapah, makian, dan kutukan pada anak

2. Membandingkan bandingkan anak, baik dengan saudara kandungnya sendiri maupun dengan anak lain. Sering memarahi kakak di depan adik dapat menjatuhkan harga diri si anak, begitu pun sebaliknya. Ga heran kalau terkadang saudara sukar sekali akur

3. Menasihati anak atau memarahi di depan orang lain, memarahi anak di depan umum dapat menyebabkan anak itu phobia tempat umum atau phobia sosial. Merasa dipermalukan di depan umum dapat membuat seseorang takut pergi ke tempat umum

4. Menyetir anak agar menjadi seperti yang orang tua inginkan

5. Selalu meminta anak memperoleh nilai terbaik dan tidak menoleransi kegagalan, ada anak menjadi malas belajar karena luka batin pada orang tua. Rasa berharga yang hilang membuat seseorang tidak lagi rajin

6. Jarang berinteraksi atau mengobrol bebas dengan anak, ajak anak berbincang ringan, bukan dinasihati, dimarahi atau dihakimi, ajak bercanda membahas hal yang jarang dibicarakan atau bermain bersama

7. Ogah meng-upgrade diri dengan ilmu parenting terkini

Anak kasar dan pemarah, inikah sebabnya?

Anak bisa pemarah karena mencontoh seseorang di keluarga yang juga pemarah. Pemarah bukan karakter tapi karena peniruan atau karena luka batin yang mendalam. Wujud dari insecurity berkemungkinan membuat seseorang menjadi pemarah. Salah satu penyebabnya adalah orang tua yang bossy atau otoriter. Pola asuh otoriter merupakan gaya pengasuhan yang cenderung keras dan menuntut anak, namun respon penghargaan terhadap anak rendah. Umumnya, orang tua menerapkan pola ini dengan tujuan agar anak menuruti keinginan orang tua.

Orang tua yang bossy sebenarnya contoh yang buruk untuk seorang anak, karena dari situ anak belajar bahwa oh, seperti ini loh gaya menjadi orang tua tukang ngatur, tukang perintah, yang benar adalah orang tua. Apa pendapat mereka pasti salah, lebih baik tidak berpendapat, lebih baik diam saja. Itulah yang akhirnya membuat kreativitas, inisiatif lumpuh. Sehingga mereka tidak berani untuk menyampaikan sesuatu. Jadi kalau ada orang tua yang bossy anaknya akan kasihan. Anaknya akan tidak berkembang dengan optimal. Karena ide-ide, kemampuan, bakat, minat itu bisa terpendam begitu saja, kalau cuma terpendam masih bagus. Kadang-kadang malah ada dendam, karena selama ini mungkin ditekan, kadang-kadang diperlakukan dengan kasar. Sehingga akhirnya mereka punya prinsip Nanti kalau saya sudah dewasa tunggu tanggal mainnya, saya akan balas itu semua.

Jadi bisa saja orang tua yang bossy melahirkan anak yang tidak kreatif dan tidak mempunyai inisiatif, tapi juga bisa melahirkan anak yang nanti menjadi pendendam dan mungkin jadi pelaku kekerasan atau kejahatan di kemudian hari. Minimal secara verbal, kasar dan keras.

Di balik kebencian anak pada orang tua.

1. Kami ingin diperhatikan, bukan diacuhkan,

2. Kami ingin dimotivasi, bukan dinasihati,

3. Kami sedih bila terus menerus dibandingkan dengan orang lain,

4. Kami ingin dibimbing, bukan dikontrol penuh,

5. Kami tidak ingin menjadi pelampiasan amarah orang tua.

"Kalau sering memarahi anak di usia tumbuh kembang maka dampaknya bisa dua. Pertama bisa bikin anak pasif karena anak akan memilih lebih baik diam daripada dimarahi. Kedua bisa bikin anak malah melawan", jelas play terapist, Dra Mayke S Tedjasaputra M. Si.

Cukup berikan teguran dan perhatian lebih ketika anak melakukan kesalahan, bukan memarahi atau memakinya dengan keras. Coba ciptakan suasana yang baik dengan anak baik di dalam maupun di luar rumah agar anak tidak menjadi tertutup dan pendiam dengan orang tua.