Revolusi Industri 4.0 sedang melanda seluruh belahan dunia. Terjadi sangat banyak perubahan dibandingkan era revolusi digital sejak pasca Perang Dunia Kedua (PD 2) hingga tahun 90'an. Perubahan dan transformasi tersebut akan mengubah pola hidup dan cara berinteraksi manusia di masa mendatang.

Hai sob, kalau kita bicara Revolusi Industri 4.0 pasti deh gak bakalan lepas dari era revolusi industri sebelumnya. Mulai Revolusi Industri 1.0, di abad 18-19, Revolusi Industri 2.0 menjelang abad 20, dan Industri 3.0 yang dimulai sejak berakhirnya Perang Dunia Ke-2. Setiap terjadinya revolusi tersebut ditandai dengan berlangsungnya pergeseran dan perubahan skala global.

Tahu gak sob, penyebutan Revolusi Industri 4.0 ini asal katanya yaitu Industrie 4.0 yang merujuk pada proyek komputerisasi pabrik pemerintah Jerman. Konsep teknologi industri ini dipaparkan pada Hannover Fair 2012 dan Hannover Fair 2013.

Dampak revolusi digital pada Revolusi Industri 3.0 ternyata melebihi ekspektasi, bahkan menjurus dualisme pendapat : optimisme dan kekhawatiran. Dan kedua pendapat ini secara nyata hadir di tengah-tengah kehidupan sosial saat ini, era dimana Revolusi Industri 4.0 sedang berlangsung.

Bentuk-bentuk optimisme bisa dilihat sejak kehadiran laptop canggih, aplikasi Android, serta smartphone gaming yang mewarnai Revolusi Industri 4.0. Lihat saja bagaimana gaming mulai dijadikan kompetisi. Bahkan esport mulai diusulkan sebagai salah satu kurikulum pendidikan di Indonesia. Robot-robot canggih mulai bermunculan untuk membantu manusia. Transaksi jual beli tidak lagi harus melalui tatap muka tapi cukup dengan tekan tombol ponsel atau PC. Banyak deh pokoknya.

Lalu apa bentuk-bentuk kekhawatiran yang senantiasa berdampingan dengan kaum optimistis ? Pudarnya budaya lokal, berubahnya cara dan gaya hidup, berubahnya cara komunikasi antara anak dengan kedua orang tuanya dan dengan orang-orang yang lebih tua, pesimisme orang tua terhadap masa depan anak. Perang cyber yang sedang terjadi dan siap menjadi perang terbuka. Itu cuma sebagian kecil dari banyak lagi kekhawatiran lainnya.

Pastinya era Revolusi Industri 4.0 akan menyebabkan pergeseran di banyak sektor sekaligus perpaduan antar lini. Bisa transformasi yang berdampak positif, dan bisa juga berdampak negatif. Seperti dua sisi mata uang.

Transformasi Teknologi Terkini dan Pergeseran Yang Terjadi Di Revolusi Industri 4.0

Ide Revolusi Industri 4.0 yang ditawarkan oleh Working Group on Industry 4.0 (pelopor Revolusi Industri 4.0) mengedepankan otomatisasi dan pertukaran data teraktual dalam teknologi pabrik mencakup sistem siber fisik, internet of all, cloud data, dan komputasi kognitif (sumber : Wikpedia).

Revolusi Industri 4.0 itu sangat sangat luas lho sob. Dampaknya bahkan jauh lebih luas dibandingkan konsep awalnya yang cuma bertujuan membantu perusahaan mengontrol produksi pabrik dan kinerja karyawan. Akan terjadi pergeseran dan transformasi. Lalu apa saja pergeseran dan perubahan-perubahan yang terjadi di Era Revolusi Industri 4.0 ? Bisa kamu simak deh berikut ini.

1. Internet Of Things - Selalu Terkoneksi Ke Jaringan

Tahu gak apa itu Internet Of Things ? Istilah ini sudah cukup akrab di telinga masyarakat barat, namun mungkin kurang familiar bagi orang Indonesia.

Internet of Things adalah salah satu transformasi skala global dimana semua aktivitas bahkan profil personal dan data-data akan terkoneksi ke jaringan raksasa. Semua aktivitas akan terpantau setiap waktu setiap hari.

2. Big Data - Sumber Data Berbasis Sensor Untuk Analisis Perilaku

Fenomena berikutnya yang terjadi dalam Revolusi Industri 4.0 adalah terjadinya transformasi dalam hal memperoleh informasi secara cepat serta melakukan ekseskusi terhadap data-data yang diperoleh. Pada konteks ini terjadinya pengembangan dan penggunaan sensor baik makro maupun mikro. Sensor-sensor ini bisa digunakan dari jauh ataupun dekat. Keberadaan sensor ini akan mempermudah analisa perilaku.

3. Cloud Computing - Pengolahan Data Terpadu Berbasis Internet

Selain istilah Internet of Things dan Big Data, istilah Cloud Computing juga harus sering-sering kita akrabin deh sob. Di era Revolusi Industri 4.0 semuanya akan serba cepat dan serba ringkas tanpa ribet. Metode perhitungan yang memakan waktu karena basis data atau server yang terkumpul di banyak komputer yang terpisah sekarang sudah bergeser dimana sekarang proses komputasi bisa dilakukan di satu komputer saja tanpa harus membeli perangkat baru.

Contohnya, bila perusahaan A punya 10 pabrik di 10 tempat berbeda dan harus punya 10 komputer untuk membantu proses perhitungan data, sekarang bisa dilakukan cukup di satu komputer saja untuk mengolah semua data pabrik A tersebut lewat cloud computing.

4. Artificial Intelligence + Machine Learning

Artificial Intelligence mulai melanda berbagai komponen perangkat lunak. Contohnya Android Pie yang sudah menerapkan AI ini sehingga ponsel yang menggunakan OS Android 9 ini mudah menerka apa yang akan pengguna lakukan selanjutnya. Kayak main tebak-tebakan. Tapi semuanya berdasarkan kalkulasi dan algoritma yang sistemnya ditanamkan. Konsep AI ini akan semakin berkembang bahkan hingga sebuah robot bisa berinteraksi dengan manusia. Jadi jangan heran kalau di masa depan ada robot yang punya perasaan sensitif mirip manusia. Bahkan bisa jatuh cinta. Ah, masa sih ? Coba tonton deh film Ex Machina.

Selain menganalisa perilaku, mesin juga bakalan punya respon terhadap kesalahan-kesalahan. Di sini istilah Machine Learning akan sangat sering kita dengar. Dengan Machine Learning, mesin akan langsung "menyadari" kesalahan-kesalahan dan sesegera mungkin melakukan koreksi.

5. Kolaborasi Informasi

Revolusi Industri 4.0 memberikan keuntungan tersendiri dalam hal efisiensi dan efektivitas kebijakan dan program. Hadirnya Revolusi Industri 4.0 memungkinkan terjadinya kolaborasi satu data satu peta dan open source. Dengan demikian antara pemerintah dan sektor swasta maupun antara swasta dengan pihak lainnya bisa memanfaatkan data yang sama untuk kebutuhan tertentu.

6. Membludaknya Bisnis Start Up dan Jasa Serta Munculnya Content Creator, Website Maker, Blogger/Vlogger, Instagrammer, Youtuber

Internet dan berbagai kemudahan yang diberikannya memberikan dampak terhadap sektor lapangan kerja. Bila dulu orang menjadikan ASN atau pegawai perusahaan dan perbankan sebagai profesi panutan, sekarang cara mencari uang mulai bergeser memanfaatkan hobby dan kreatifitas.

Content Creator, Vlogger, Youtuber mulai dilirik sebagai profesi yang mengasyikkan, mencari uang sekaligus menyalurkan hobby. Media sosial seperti Instagram dan Youtube akan menjadi lahan basah. Bisnis berhaluan start up seperti toko online mulai diminati dan perlahan toko fisik kehilangan pelanggan.

7. Digital Marketing Semakin Dilirik

Digital Marketing adalah salah satu bentuk promosi dan pemasaran (sekaligus menjual) produk secara online. Digital marketing bisa dilakukan dengan memanfaatkan sosial media, membuat toko online sendiri dengan membuat website toko online, atau menggunakan fasilitas blog gratisan, serta membuat landing page. Marketing yang lebih sering dilakukan dengan door to door, menyewa sales, hingga menayangkan iklan di radio atau koran tidak lagi menjadi sesuatu yang mainstream. Bagaimana mau mainstream, lha wong beberapa surat kabar sekarang sudah beralih ke media berita online.

Lalu apa yang bisa kita simpulkan ?

Kehadiran Revolusi Industri 4.0 ini bakalan memunculkan dua kemungkinan lho sob. Pertama bakalan tetap bertahan, kedua bakalan ada yang tumbang. Gak sedikit lho perusahaan-perusahaan gede yang tumbang. Buktinya sejumlah toko fisik ada yang menutup gerainya di beberapa kota dan negara. Kamu sudah siap belum ?