Sudah tiga bulan berlalu sejak pertama kali Covid-19 terdeteksi di Indonesia. Walaupun segala aktivitas dilakukan di rumah saja selama pandemi, mau nggak mau harus diakui masa-masa ini sangat melelahkan. Terlebih bagi sebagian orang yang gampang bosan dan terbiasa menghabiskan waktunya sehari-hari di luar rumah. Mereka terpaksa harus menahan egonya agar dapat turut serta mengurangi risiko penyebaran virus.

Namun, dengan munculnya tatanan kenormalan baru, angin segar kembali bisa dihirup oleh masyarakat yang sudah terpuruk ekonominya dan mulai bosan dengan kegiatannya yang serba terbatas. Kegiatan yang begitu dinanti masyarakat di masa pandemi ini tidak lain adalah berlibur.

Salah satu alternatif liburan di masa pandemi ini adalah mendaki gunung. Beberapa jalur pendakian gunung di Indonesia sudah mulai dibuka dengan catatan tetap mengikuti protokol kesehatan kenormalan baru.

Sebelum bersiap-siap untuk merencanakan perjalanan bersama teman atau keluarga untuk mendaki gunung, yuk kita bahas beberapa jenis alat yang terkadang dianggap sepele sampai kelupaan dibawa oleh para pendaki gunung.

1. Senter.

7 Macam alat ini sering dianggap sepele oleh pendaki gunung

Yang pertama adalah alat penerangan atau biasadikenal dengan senter. Bagi sebagian orang, apalagi yang baru pertama kali naik gunung, menganggap tidak akan menjadi masalah apabila naik gunung tanpa senter. Toh ada smartphone yang kebanyakan sudah dilengkapi dengan fitur flashlight.

Memang, gawai zaman sekarang sudah canggih-canggih, tapi bagaimanapun juga fitur flashlight di smartphone tidak akan mampu menyaingi tingkat penerangan cahaya yang dihasilkan senter. Jadi, jangan lupa bawa senter, ya!

2. Baterai cadangan dan power bank.

7 Macam alat ini sering dianggap sepele oleh pendaki gunung

Setelah senter, baterai cadangan juga acap kali disepelekan. Beberapa orang berpikir, di rumah saja senter bisa bertahan berminggu-minggu bahkan bulan, masak di gunung yang cuma tiga sampai empat hari nggak cukup? Eits jangan salah, suhu ekstrem di gunung bisa memengaruhi daya baterai. Jadi jangan heran kalau misalnya kamu menggunakan senter saat hiking dan tiba-tiba baterai senter habis padahal sudah diisi penuh.

Power bank juga menjadi alat yang cukup penting saat ini karena ke mana-mana kita selalu membawa smartphone di kantong. Selain untuk komunikasi, smartphone juga berfungsi sebagai dokumentasi, baik itu untuk memotret, merekam, maupun menulis catatan. Dan karena smartphone juga menggunakan baterai, tentu kita juga harus menyediakan cadangan dayanya bila ingin mendapatkan liburan yang lebih berkesan dengan mendokumentasikannya melalui smartphone.

3. Kantong kresek dan plastik.

7 Macam alat ini sering dianggap sepele oleh pendaki gunung

Kantong kresek menjadi hal paling berguna yang sering kelupaan oleh para pendaki. Ketika dihadapkan pada cuaca yang ekstrem seperti hujan atau badai, walaupun sudah memakai jas hujan dan cover bag sekalipun, tetap ada kemungkinan alat-alat di dalam tas menjadi basah. Untuk itulah kegunaan kantong kresek. Kantong kresek bisa mengamankan alat-alat keringmu seperti pakaian ganti, bahan makanan, serta alat elektronik. Khusus untuk smartphone, karena kegunaan mobilitasnya yang unik, kamu bisa membungkusnya dengan kantong plastik yang bening.

Di luar itu, fungsi paling hakiki dari kantong kresek ini adalah untuk membantumu menyelamatkan lingkungan dengan mengumpulkan sampah plastik atau sampah kering yang kamu hasilkan sendiri selama perjalanan. Misal ketika hendak pulang dari camping ground dan sampai di bawah, kantong kresek berisi sampah tersebut bisa dibuang ke tempat yang semestinya. Sehingga selain bisa menikmati pemandangan bentang alam yang indah, kamu juga turut menyelamatkan lingkungan agar tetap terawat hingga masa depan.

4. Tisu basah.

7 Macam alat ini sering dianggap sepele oleh pendaki gunung

Walaupun memang terlihat sepele, tapi tisu basah ini penting, loh. Tisu basah bisa membantu melembapkan area kulit yang kering saat sedang bersantai di camping ground jalur pendakian gunung. Selain itu, tisu basah juga berperan menjadi alat sanitasi saat tiba-tiba inginbuang air dan tidak rela menggunakan air sebagai bahan masak untuk media berbilas. Jadi, kurang praktis apalagi tisu basah ini? Sudah kecil, bisa dibawa ke mana-mana, hemat air lagi. Mantap!

5. Parang.

7 Macam alat ini sering dianggap sepele oleh pendaki gunung

Tidak lain dan tidak bukan kegunaan parang ini dikhususkan memang untukbuang air besar alias menggali tanah tempat menimbun kotoran. Jika suatu saat nanti kamu merasa mules di jalur maupun camping ground, siap-siap saja langsung ambil parang dan tisu basah sebagai alat persenjataanmu.

Mengapa parang? Karena jauh lebih efisien, mudah dalam penggunaan, dan hemat waktu. Sayang kalau pakai pisau, apalagi pisau dapur. Pulang-pulang bukannya happy justru clumsy dimarahin bunda. Selain untuk buang air, parang juga dapat digunakan untuk membuat parit mengelilingi tenda sebagai jalan keluar air agar tidak banjir jika turun hujan ketika sedang berkemah.

6. First aid kit.

7 Macam alat ini sering dianggap sepele oleh pendaki gunung

Kurangnya kesadaran akan bahaya naik gunung menjadi penyebab utama mengapa alat medis masih sering disepelekan. Gunung adalah alam bebas yang penuh dengan ancaman yang mengintai dari mana-mana. Cuaca dan suhu ekstrem, binatang buas, belum lagi kondisi fisik dan mental pribadi yang berbeda-beda. Untuk itu alat medis atau penanganan pertama haruslah tersedia di tas pribadi, bukan menjadi alat kelompok. Terutama bagi yang memiliki riwayat penyakit khusus seperti alergi, asma, dsb.

7. Alat ibadah.

7 Macam alat ini sering dianggap sepele oleh pendaki gunung

Berlibur bukan berarti melupakan kewajiban untuk beribadah, bukan? Bagi yang merasa mengimani agama maupun konsep ketuhanan, sudilah kiranya membawa alat ibadah masing-masing. Kondisi alam yang tak menentu di gunung terkadang mengubah suasana hati menjadi buruk. Melakukan ibadah bisa menjadi solusi untuk menetralkan mood kamu. Beribadah di gunung juga mampu menjadi sarana untuk lebih mensyukuri nikmat Tuhan yang sudah diberikan sekaligus menyadarkanmu sebagai manusia betapa kecilnya eksistensimu terhadap alam semesta yang begitu luas.

Mendaki gunung memang asyik dan memuaskan, namun perlu diingat bahwa gunung merupakan alam bebas tempat binatang liar tinggal. Sehingga jadikanlah liburanmu sebagai perjalanan sementara yang mana kamu hanya 'meminjam' rumah mereka untuk dinikmati. Dengan demikian, naik gunung sejatinya hanya bertujuan untuk bisa pulang kembali ke rumah. Pemandangan, pengalaman, dan kenangan hanyalah bonus. Selamat berlibur, teman-teman!