Tas Dowa adalah produk lokal khas Jogja yang dirintis oleh seorang ibu rumah tangga bernama Delia Murwihartini. Kesuksesan tas Dowa kini telah menembus pasar Internasional. Hal ini dikarenakan banyaknya variasi dari produk tas Dowa yang berkembang, mengikuti trend, dan kualitas tas yang dijaga dengan baik. Selanjutnya, dalam artikel ini akan dibahas lebih lanjut mengenai tas Dowa.

1. Sejarah singkat tas Dowa.

5 Fakta tas Dowa, produk lokal yang bersaing di pasar internasional

Pada tahun 1989, Delia Murwihartini yang merupakan lulusan dari Jurusan Komunikasi Universitas Gadjah Mada ini memulai untuk membuat dan menjual tas rajut hasil karyanya sendiri. Kecintaan akan keindahan alam dalam memproduksi barang kebutuhan merupakan asal mula terciptanya tas Dowa.

Hal tersebut ditambah dengan adanya dorongan dari keadaan perempuan yang ada di desanya di mana mereka hanya melakukan rutinitasnya sebagai ibu rumah tangga. Sehingga sang pemilik tas Dowa ini mencari cara untuk meningkatkan kehidupan perempuan yang ada di desanya.

Awalnya Delia Murwihartini membuat dan menjual dengan berperan sebagai pemasok untuk merek yang ada di Amerika dan Eropa. Hingga pada tahun 2011 ia memutuskan menggunakan merek sendiri yaitu "Dowa". Merek tersebut berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya doa.

2. Kategori produk tas Dowa.

5 Fakta tas Dowa, produk lokal yang bersaing di pasar internasional

Terhitung sejak bulan April 2017, sudah ada 11 kategori produk Dowa, yaitu:

- Dowa Classic: Tas yang diproduksi berulang karena diminati oleh pencinta Dowa, di mana warna dan hardware-nya menggunakan yang terbaru

- Dowa Leather: Tas berbahan kulit sapi

- Dowa Mini: Tas-tas kecil yang bisa dipakai dalam berbagai kesempatan

- Dowa Clutch / Wallet: Tas kecil tanpa pegangan atau dompet (untuk paspor, uang dan kartu)

- Dowa Crochet: Tas rajutan tanpa trimming (kombinasi kulit atau bahan lainnya)

- Dowa Traveller: Wadah kosmetik, kantong atau tas untuk dipakai saat bepergian

- Dowa Accessories: Pernak-pernik hanging charm, yang berfungsi sebagai gantungan kunci atau hiasan tas, serta bros untuk pemanis baju atau peniti jilbab

- Dowa Gift: Pernak-pernik koleksi khas Jogja, berupa pajangan atau tempelan kulkas

- Dowa Pareo & Scarf: Scarf dan pareo berbahan sutera dengan gambar atau hasil lukisan seniman Yogyakarta

- Dowa Men: Tas Dowa untuk pria, menggunakan bahan kanvas anti air atau rajutan benang dipadu dengan kulit sapi

- Dowa Canvas: Tas Dowa 100% berbahan kanvas cotton atau 100% berbahan kanvas nylon dengan lapisan anti air, kombinasi crochet, dan kulit.

3. Ciri-ciri produk tas Dowa.

5 Fakta tas Dowa, produk lokal yang bersaing di pasar internasional

Tas Dowa memiliki ciri sendiri dibandingkan dengan tas rajut yang lain. Di antaranya:

- Setiap produk Dowa / Dowa Leather menggunakan kulit sapi asli dengan warna terkini

- Terdapat logo Dowa atau Dowa Crochet, yaitu berupa porong, emboss atau hang tag pada setiap produknya

- Pada setiap hardware metal terdapat logo Dowa / Dowa Crochet (ring, dogleash, buckle, button, rivet, puller, pengunci)

-Dowa menggunakan empat finishing hardware metal yaitu: Gold, Nickel, Gun Metal, dan Antique Brass

-Ada inside pocket atau saku dalam untuk menyimpan barang-barang berharga

-Ada dua kantong berkaret untuk menyimpan handphonesehingga mudah dijangkau

4. Cabang resmi Dowa.

5 Fakta tas Dowa, produk lokal yang bersaing di pasar internasional

Sampai saat ini, tas Dowa memiliki tiga cabang di kota Yogyakarta dan satu cabang di kota Solo. Cabang-cabang yang ada di Yogyakarta berada di Jalan Mangkubumi 125, Hotel Novotel Jalan Jendral Sudirman 89, dan jalan Godean KM 7 Sidomoyo yang sekaligus merupakan pabrik dari pembuatan tas Dowa sendiri. Sedangkan cabang yang ada di Solo berada di Hotel Novotel Jalan Slamet Riyadi 272.

5. Kiprah tas Dowa di pasar internasional.

5 Fakta tas Dowa, produk lokal yang bersaing di pasar internasional

Pada tahun 1990 tas Dowa telah melakukan ekspor ke Amerika dan Eropa. Namun, Delia Murwihartini berperan sebagai pemasok untuk merek lain yaitu The Sak merek Amerika dan The Read's merek Eropa. Hingga akhirnya pada tahun 2011 ia memutuskan untuk membuat dan menjual tas dengan merek sendiri yaitu Dowa.

Menurut sang pemiliki, ciri khas tas Dowa, kualitas yang dimiliki, dan mengikuti perkembangan mode merupakan kunci kesuksesan yang membuat tas Dowa terkenal dan dicintai oleh konsumennya. Variasi dari produk tas Dowa dan perkembangan mode yang berkiblat pada Milan, Italia, Paris, dan New York membuat tas Dowa bisa menembus pasar internasional.

Kini tas Dowa menjadi salah satu produk kebanggaan Indonesia. Semoga ke depannya, produk-produk lokal yang lain bisa mengikuti jejak kesuksesan dari tas Dowa.