Bagi kebanyakan, orangstory telling atau bercerita adalah hal yang sulit dilakukan. Kata sulit muncul karena adanya rasa takut, takut bila tidak menyenangkan. Tahukah kamu sebenarnya sejak zaman nenek moyang tradisi ini sudah sering dilakukan. Baik itu menyampaikan cerita nyata maupun karangan fiksi belaka dan selalu menjadi kegiatan yang paling ditunggu-tunggu.

Jika anak-anak berada di sekolah, guru mereka juga akan sering bercerita. Kemudian ketika malam tiba anak-anak akan mendengarkan orang tuanya bercerita sebelum tidur dan membawa cerita itu ke dalam dunia mimpi penuh imajinasinya.

Bercerita sebenarnya merupakan kegiatan menarik dan menyenangkan. Tapi kebanyakan orang takut ketika mereka bercerita malah menjadi kegiatan yang membosankan sehingga berujung tidak mau melakukan kegiatan story telling.

Jangan khawatir, kamu akan menjadi pencerita yang baik kalau mengingat 5caraini.

1. Mempunyai plot/alur cerita yang berurutan.

Urutan dalam bercerita ini sangat penting karena setiap kejadian akan ada kelanjutanya yang bersambung dengan cerita sebelumnya. Jika cerita tidak berurutan anak-anak akan merasa bingung dan cerita yang disampaikan jadi tidak menyenangkan. Apabila kamu lupa bagaimana alur ceritamu, kamu bisa membuat storyboard secara garis besar.

2. Pelafalan lidah harus jelas.

Pelafalan ini adalah bagaimana cara kamu mengucapkan setiap kata yang ada dalam cerita. Jika pelafalan kamu tidak terdengar jelas bisa-bisa pendengarmu salah menangkap maksud dari cerita yang kamu sampaikan. Apalagi jika pendengarnya anak-anak, itu akan berdampak besar pada kosakata yang akan mereka ingat melalui pendengaran.

3. Intonasi yang tepat.

Intonasi atau nada dalam mengucapkan setiap kata dan kalimat ketika bercerita juga penting. Hal ini bertujuan agar pendengar ceritamu dapat membedakan apakah tokoh dalam cerita sedang bertanya, memberikan berita atau informasi, atau memberikan perintah. Selain itu juga dapat mengerti suasana hati dari hanya mendengar intonasi apakah tokoh dalam cerita sedang senang, sedih, gelisah, atau bahkan marah. Selain itu kamu juga bisa menirukan berbagai suara mesin, binatang, dan suara-suara lainnya.

4. Mimik wajah.

Mengekspresikan setiap rasa yang ada dalam cerita melalui mimik wajah, tentunya seperti pengaplikasiannya harus tepat seperti pada intonasi. Jika tidak tepat anak-anak juga akan bingung serta merasa aneh dan berakhir membosankan. Contoh mimik wajah yang tidak tepat adalah ketika bagian ceritamu memiliki rasa kesedihan yang mendalam kemudian kamu membuat mimik wajah tertawa. Tentunya hal itu akan terlihat aneh dan membingungkan.

5. Bermain gerak tubuh.

Bercerita sambil menggerakan tubuh juga penting dilakukan. Dengan menggerakkan tubuh pendengar akan semakin mengerti cerita apa yang sebenarnya akan kamu sampaikan. Contoh pentingnya menggerakkan tubuh ketika sedang bercerita seperti memperagakan sedang menari, berlari, menirukan daun yang tertiup angin, menirukan gerak-gerik binatang, atau mengajak anak-anak untuk ikut serta selama cerita berlangsung.

Gimana teman-teman? Sekarang sudah tahu, kan, apa saja lima hal penting yang perlu kamu lakukanagar kegiatan story telling atau berceritamu menarik dan menyenangkan bersama anak-anak. Semoga bisa membantu, ya.

Kamu bisa berlatih terlebih dahulu, baik itu di depan teman-teman sambil meminta pendapat mereka atau melalui bercermin dan menilai secara pribadi. Jangan menyerah sebelum mencoba, ya. Dengan bercerita kamu bisa lebih dekat dengan anak-anak dan mengerti betapa indahnya dunia mereka. Selamat mencoba.