Sejak dikeluarkannya Surat Edaran Mendikbud Nomor 3 Tahun 2020, Nomor 836962/MPK.A/HK/2020), dan Surat Edaran No 4 Tahun 2020 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim yang berisikan tentang pencegahan Corona Virus Disease (Covid-19) pada satuan pendidikan, pembelajaran secara daring, dan bekerja dari rumah dalam rangka pencegahan penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19), dan Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Corona virus Disease (Covid-19), maka dimulailah masa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di seluruh Indonesia terutama pada daerah-daerah yang terdampak tinggi oleh Corona Virus Disease (Covid-19) ini. Dikeluarkannya surat edaran tersebut tidak lain demi menjaga keamanan dan kesehatan siswa serta keluarga dan juga salah satu upaya memutus penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19).
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dimulai pada pertengahan bulan Maret 2020 sampai tidak diketahui pastinya. Menurut Kepala Biro Kerja Sama dan Humas Kemendikbud Ade Erlangga Masdiana di Jakarta, Minggu (22/03/2020), belajar di rumah tidak berarti memberikan tugas yang banyak kepada siswa atau mahasiswa, tetapi menghadirkan Kegiatan Belajar Mengajar yang efektif sesuai dengan kondisi daerah masing-masing (kemdikbud.go.id/).
Menurut perhitungan kalender pendidikan, terhitung sudah kurang lebih satu setengah tahun Pembelajaran Jarak Jauh dilaksanakan secara daring. Mulai dari pertengahan bulan Maret 2020 sampai Juli 2021 pembelajaran masih dilaksanakan secara daring. Entah kapan pembelajaran tatap muka akan dimulai melihat jumlah kasus Covid-19 di Indonesia yang masih naik turun.
Menanggapi hal di atas tentunya sudah ada berbagai macam metode pembelajaran dilakukan oleh pendidik agar para pelajar tidak merasa terbebani dan bosan dengan metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Namun kenyataanya pada beberapa kasus mulai terindikasi adanya penurunan minat belajar pada pelajar.
Faktor-faktor yang memengaruhi minat belajar pada pelajar menurun di musim pandemi boleh jadi karena alasan fasilitas yang tidak memadai dan minimnya keterlibatan pendidik dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Bertemu hanya melalui layar zoom meeting, google meet, whatsapp atau platform digital lainnya menyebabkan pelajar kurang merasakan keterlibatan pendidik dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang dijalani selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Proses pembelajaran tentunya harus dilakukan secara dua arah. Bukan hanya para pendidik yang mengupayakan metode pembelajaran inovatif tetapi para pelajar juga diharapkan semakin kreatif dalam menjalani proses pembelajaran. Yang perlu diperhatikan, meskipun metode yang digunakan para pendidik sudah dinilai semakin inovatif, pendidik diimbau untuk tidak memberikan tugas yang sekiranya akan memberatkan para pelajar.
Pembelajaran Jarak Jauh secara daring tidak bisa disamaratakan dengan pembelajaran tatap muka secara langsung. Sebab esensi dari pembelajaran daring adalah bagaimana proses belajar tetap berlangsung meskipun dilaksanakan di rumah, bukan memindahkan sekolah ke rumah. Dengan demikian pendidik perlu memilih materi-materi penting yang perlu dilakukan pelajar di rumah dan membuatnya semenarik mungkin.
Dengan adanya indikator-indikator seperti yang tercantum di atas, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menekan kasus penurunan minat belajar siswa pada situasi Pembelajaran Jarak Jauh saat ini.
1. Menggunakan metode pembelajaran yang tepat.
Pendidik dituntut untuk memilih metode pembelajaran yang tepat dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Dengan metode yang tepat secara tidak langsung akan menumbuhkan situasi yang menyenangkan dan kondusif sehingga memotivasi minat belajar siswa agar meningkat.
2. Penilaian lebih menonjolkan analisis dalam berproses.
Tentunya pendidik perlu mengubah cara penilaian agar lebih memotivasi pelajar dalam menjalankan setiap proses pembelajaran, bukan hanya menuntut hasil yang maksimal saja. Diharapkan agar para pelajar bisa lebih menikmati setiap proses pembelajaran yang tentunya akan diberi nilai apresiasi oleh pendidik. Sehingga pelajar terdorong untuk lebih aktif lagi dalam melaksanakan pembelajaran meskipun secara daring.
3. Memaksimalkan pemanfaatan media pembelajaran.
Media pembelajaran merupakan salah satu hal yang cukup penting dalam membangun situasi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) menjadi menyenangkan. Oleh karena itu pemilihan media belajar yang tepat dapat menjadi salah satu pendorong meningkatnya motivasi belajar.
Contohnya pendidik bisa menjadikan animasi sebagai media pembelajaran seperti powerpoint, bagan, poster, dan animasi video yang menarik. Pendidik juga bisa memanfaatkan media sosial seperti TikTok, Instagram, YouTube, dan platform daring yang sudah tersedia.
4. Melakukan evaluasi tiap trisemester.
Dengan adanya pengevaluasian terhadap proses belajar mengajar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran ke depannya. Evaluasi ini tentunya dilakukan oleh kedua pihak antara pengajar dan pelajar agar terjadi keselarasan dalam peningkatan pembelajaran ke depannya. Pelajar diharapkan semakin termotivasi karena situasi pembelajaran sudah sesuai dengan yang diharapkannya.
Demikian adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penurunan minat belajar dalam pembelajaran daring. Nah, jadi bagaimana? Sudahkah kamu terhindarkan dari penurunan minat belajar di masa pandemi? Tentu sudah, semoga kita dapat terhindar dari sifat buruk tersebut. Terus melakukan aktivitas positif di masa pandemi sekarang. Sehat selalu dan jaga terus protokol kesehatan. Sekian dan terima kasih.