Atlet tarung bebas atau biasa dikenal sebagai mixed martial arts (MMA) asal Indonesia yaitu Stefer "The Lion" Rahardian atau Stefer Rahardian dikenal sebagai lawan yang sulit ditaklukkan bagi petarung MMA lainnya. Hal ini dibuktikan dari 9 kemenangan beruntun yang diraih Stefer dari 12 laga bergengsi yang berhasil ia taklukkan. Namun, kesuksesan dan keberhasilan yang diraih Stefer tersebut dibanjiri oleh pengorbanan dan perjuangan yang panjang karena Stefer pernah mengalami cedera patah tulang serta cedera lutut saat latihan mempersiapkan pertandingan pada tahun 2013-2016 dan harus membuatnya menunda debut di ONE Championship (Bola.net, 2018). Hal tersebut tentunya membuat Stefer sempat terpuruk dan down, maka sangat dibutuhkan peran dari psikolog olahraga untuk proses penyembuhan cedera Stefer tersebut.

Psikolog olahraga adalah seorang ahli dalam ilmupsikologi yang berfokus pada pikiran dan perilaku seseorang dalam setting olahraga atau fokus dengan bidang psikologi olahraga. Psikologi olahraga merupakan ilmu psikologi dalam setting olahraga yang meliputi studi tentang pikiran, perasaan, serta perilaku manusia dalam konteks olahraga (Rahayuni, 2016).

Soedibyo (dalam Effendi, 2016) menjelaskan bahwa psikologi dalam olahraga dimanfaatkan untuk meningkatkan prestasi atlet, membuat prediksi secara tepat mengenai kemungkinan yang dapat terjadi pada diri atlet agar dapat mengontrol dan mengendalikan perilaku dalam berolahraga, dan juga untuk dapat menanggulangi hal yang kurang menguntungkan bagi atlet serta memberi perlakuan untuk mengembangkan kemampuannya dengan baik. Selain itu, manfaat lainnya adalah memperkuat kerja sama antara pelatih, atlet dengan atlet lainnya dalam olahraga berkelompok.

Seiring berjalanan waktu, atlet kerap mengalami cedera fisik dan psikolog olahraga memberi peran banyak dalam proses penyembuhan. Tentu saja fisik dari atlet tersebut yang cedera, tetapi dalam penyembuhannya sering kali dalam aspek psikologis (LeUnes, 2011). Cedera merupakan bagian yang tak terpisahkan bagi atlet yang berpartisipasi dalam olahraga, tak terkecuali yang dirasakan oleh Stefer yang merupakan atlet tarung bebas. Stefer mendapat cedera patah tulang dan cedera lutut, ia kembali bangkit dengan proses penyembuhan yang dilakukannya. Dalam ilmu psikologi olahraga terdapat beberapa proses penyembuhan cedera, yaitu goal setting, posititve self-talk dan visualization (LeUnes, 2011).

Dilansir dari Bola Sport, bahwa Stefer sempat terpuruk serta mengubur harapannya sebagai atlet tarung bebas, tetapi ia kembali menetapkan tujuannya atau melakukan goal setting bahwa telah memilih MMA sebagai jalan hidupnya, lalu melakukan positive self-talk dengan mulai berbicara atau bertanya pada diri sendiri mengenai alasan mengapa memilih profesi tersebut (atlet tarung bebas) sebagai jalan hidupnya, juga faktor dukungan ibu, istri, keluarga serta kerabat membuat Stefer dapat bangkit dari cedera yang ia alami (Tambunan, 2019).

Stefer The Lion Rahardian layak menjadi atlet yang mendapatkan urutan tertinggi untuk saat ini yang dapat dilihat dari prestasi nasional maupun global yang ia dapat. Saat ini ia memegang rekor 10-4 yang ditandai oleh 9 kemenangan beruntun dalam awal kariernya, termasuk saat menghadapi berbagai atlet internasional di ONE Championship (Idris, 2020). Hal tersebut menandakan bahwa Stefer memiliki mental toughness. Mental toughness (LeUnes, 2011) yaitu memiliki keunggulan psikologis yang memungkinkan individu tersebut memiliki konsistensi, tekad, fokus, percaya diri, dan terkendali di bawah tekanan. Stefer memiliki tekanan dari cedera yang dirasakan, dipandang sebelah mata ketika ingin bangkit dari cedera, serta dari kekalahan yang ia alami, tetapi Stefer berhasil bangkit dan membuktikan bahwa ia memang layak menjadi yang terbaik di antara yang terbaik.