Brilio.net - Plastik telah lama dikenal sebagai bahan yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan. Risiko dari penggunaan plastik kini kembali mengemuka. Menurut penelitian terbaru, dua bahan kimia yang biasa digunakan dalam produk seperti bungkus plastik terbukti meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan masalah kesehatan lainnya pada anak-anak dan remaja.

Dilansir brilio.net dari livescience, Sabtu (11/7), kedua bahan kimia tersebut adalah phthalate diisononyl (DINP) dan phthalate diisodecyl (DIDP). Bahan kimia tersebut diperkenalkan ke produk konsumen sebagai pengganti bahan kimia lain sejenis yang telah terbukti memiliki efek merugikan pada kesehatan masyarakat. Semua bahan kimia ini termasuk dalam kelompok phthalates yang biasanya terdapat dalam plastik dan makanan berpengawet.

Phthalates adalah bahan kimia yang tidak berwarna dan berbau. Bahan kimia ini ditemukan pada hampir semua jenis plastik yang kita pakai sehari-hari, mulai dari gelas plastik, tali plastik, bola plastik, pipa plastik, sabun, kosmetik dan bahan makanan.

"Penelitian kami menambah kekhawatiran bahwa bahan kimia lingkungan mungkin merupakan kontributor independen untuk resistensi insulin, tekanan darah tinggi dan gangguan metabolisme lainnya," kata penulis studi Dr Leonardo Trasande, profesor di NYU Langone Medical Center.

Resistensi insulin adalah suatu kondisi di mana sel-sel tubuh manusia berhenti merespon hormon insulin sehingga mengarah pada peningkatan gula darah yang lebih tinggi.

Dalam studi terbaru yang diterbitkan di Jurnal Hypertension, peneliti mengamati 1.329 anak-anak dan remaja usia 8-19 tahun kemudian mengukur tekanan darah dan kadar DINP dan DIDP dalam urin mereka. Hasilnya, mereka menemukan bahwa setiap kenaikan 10 kali lipat dalam tingkat dua bahan kimia, rata-rata tekanan darah anak-anak adalah sekitar satu poin lebih tinggi. Para peneliti mengatakan dalam studi mereka, meskipun jumlah peningkatan ini terbilang kecil, masih signifikan pada tingkat populasi.

Studi berbeda yang dipublikasikan di Journal of Endrocrinology and Metabolism Clinical, para peneliti yang sama mengamati 356 remaja usia 12-19 tahun. Mereka meneliti hubungan antara tingkat dua bahan kimia tersebut dengan risiko resistensi insulin, yang dapat menjadi pelopor untuk diabetes tipe dua.

Mereka menemukan bahwa peningkatan konsentrasi dari kedua bahan kimia dalam urin dikaitkan dengan peningkatan risiko resistensi insulin. Dalam studi ini, di antara remaja dengan tingkat tertinggi DINP, satu dari tiga memiliki resistensi insulin, dibandingkan dengan satu dari empat di antara remaja dengan tingkat terendah dari bahan kimia dalam urin mereka.

Bagaimana persisnya dua bahan kimia ini terkait dengan masalah kesehatan masih belum jelas. Tapi menurut penelitian sebelumnya, phthalates telah terbukti dapat mengubah ekspresi gen yang penting untuk lipid dan metabolisme karbohidrat. Hal ini mungkin memainkan perang dalam regulasi tekanan darah dan resistensi insulin.

"Menurut penelitan lain juga telah dikaitkan bahwa bahan kimia ini dapat meningkatkan peradangan, yang juga dapat berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi fan resistensi insulin," tambah Trasande.

BACA JUGA:

Cerita Satpol PP: Disuruh gembala kambing malah orangnya yang hilang

Ini cara anggota Satpol PP menyembuhkan orang gila dalam waktu 6 bulan

Berbekal uang pribadi, Satpol PP ini rawat orang gila, mulia sekali

Joko Mulyanto, sopir panggilan yang dirikan panti asuhan

Pengalaman buruk dorong motor, Kasturi jadi penambal ban panggilan

Konsultasi psikologi online bentukan mahasiswa UGM ini diakui dunia

Jangan stres! Konsultasikan problem psikologi lewat online di sini