Brilio.net - Tak perlu menunggu kaya untuk beramal, setidaknya itulah yang ditanamkan Joko Mulyanto (47) dalam hidupnya. Hidupnya memang tidak bergelimang harta layaknya jutawan. Tapi dengan penghasilan pas-pasan dia mempu mendirikan panti asuhan bagi anak-anak yatim piatu.

Pekerjaan Joko adalah seorang sopir freelance di sebuah perusahaan. Artinya dia hanya dihubungi saat dibutuhkan saja dan tidak memiliki penghasilan tetap setiap bulannya. Panti asuhan yang diberi nama Yayasan Benih Kebajikan Nusantara Al Hasyim, Jakarta Selatan itu, kini menaungi 25 anak yatim piatu.

Joko Mulyanto, sopir panggilan yang rawat 27 anak yatim, keren!
Niat Joko mendirikan panti asuhan tersebut dimulai pada tahun 2002. Saat itu Joko beserta istrinya Tatik Musyarofah sebenarnya sudah memiliki tiga anak asuh yang merupakan tetangganya sendiri.

"Saya nggak tega melihat anak-anak itu nggak sekolah dan nggak terurus," ujarnya kepada brilio.net Selasa (21/4).

Sejak saat itulah Joko beserta istrinya memutuskan untuk membuka rumah mereka sebagai panti asuhan. Dengan dana pas-pasan dan tempat seadanya Joko berjuang untuk memenuhi segala kebutuhan anak-anak asuhnya. Bagi Joko yang penting adalah pendidikan bagi anak-anak tersebut.

Joko mengaku ada kalanya dia sedih ketika melihat persediaan beras mulai menipis atau jika sudah tiba saatnya anak-anak bayar sekolah. Joko bersyukur bahwa sekolah mau memberikan dispensasi terhadapnya. SPP dtidak dibayarkan tiap bulan tetapi tiap ambil rapor.

Joko Mulyanto, sopir panggilan yang rawat 27 anak yatim, keren!
"Alhamdulillah ada saja rezekinya, ketika saya pas lagi benar-benar nggak punya uang ada saja donatur yang datang membantu," ucap pria kelahiran Malang tersebut.

Awalnya Joko hanya menerima anak-anak perempuan saja karena rumahnya terbatas. Namun makin hari banyak anak laki-laki yang hendak dititipkan di situ, Joko pun tidak tega untuk menolaknya. Masalah pun muncul ketika anak laki-laki dengan perempuan tentunya tidak boleh dijadikan satu kamar tidur padahal rumah Joko sudah penuh.

Dengan berbekal nekat dan keberanian, hanya dengan modal Rp 2 juta dan berutang ke sana sini, Joko memutuskan untuk membangun bangunan lagi di samping rumahnya. Joko sangat bersyukur karena tukang-tukang tersebut rela dibayar dengan dicicil hingga Joko mempunyai uang untuk melunasinya.

"Allah itu murah hati, jika kita punya niat baik pasti akan selalu diberi jalan."

Semakin hari donatur pun semakin banyak berdatangan untuk membantu Joko. Panti asuhan yang didirikan Joko tersebut akhirnya terdaftar resmi di Kementerian Hukum dan HAM serta Dinas Sosial pada tahun 2011 yang lalu.