Brilio.net - Dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, kamu sering merasa nyaman melakukannya sesuai 'aturan'mu sendiri atau memang sudah jamak dilakukan oleh banyak orang. Namun tanpa kamu sadari, kebiasaanmu itu memiliki risiko tersendiri.

Kira-kira apa saja ya, kebiasaan yang bisa menimbulkan bahaya? Dihimpun brilio.net dari berbagai sumber, Sabtu (29/8), berikut penjelasannya:

1. Cara bawa tas keliru
Sebuah tas bisa membahayakanmu kalau cara membawanya tak tepat atau beratnya melebihi yang seharusnya.

Cara membawa tas yang keliru adalah membawanya melulu di salah satu bahu. Hal ini bisa menimbulkan sakit bahu dan punggung. Selain itu, membawa tas punggung bertali tipis juga berbahaya bagi otot bahu. Lebih baik pilih tas punggung dengan tali lebar dan tebal sehingga beban tas bertumpu pada tali secara merata, tidak timpang layaknya pakai tali tipis.

Selanjutnya, pastikan berat tas yang kamu bawa tidak lebih dari 10% berat badan kamu, supaya tidak membuatmu kepayahan pegal-pegal. Pastikan pula kalau menggunakan tas punggung, taruh tas tepat di bawah tulang rusuk, bukan terlalu bawah sampai di bawah tulang punggung atau pinggang.

2. Sering menggunakan sepatu hak tinggi
Sudah bukan rahasia lagi, kalau terlalu sering menggunakan sepatu hak tinggi, berbahaya bagi kaki wanita. Sekalipun bisa membuat wanita tampak seksi dan percaya diri, sepatu jenis ini membuat kamu menumpukan seluruh beban tubuh di kaki. Akibatnya adalah muncul penyempitan pada pembuluh darah, dan bila berlangsung lama bisa menyebabkan mati rasa pada jari kaki. Belum lagi bisa menimbulkan varises.

Disarankan, apabila kamu memang ingin menggunakan sepatu hak tinggi, pergunakan yang tingginya tak lebih dari tiga sentimeter supaya kamu tak kesusahan berjalan dan otot-otot kakimu tak bekerja ekstra kala berjalan. Kasihan kakimu.

3. Penggunaan ponsel canggih berlebihan
Ponsel secanggih apa pun dan sebermanfaat apa pun, tetap memiliki risiko bagi kamu, baik dari sisi kesehatan fisik maupun psikologis.

Masalah radiasi ponsel canggih, bisa merusak fungsi penglihatan. Cara kamu mengetik dan menunduk kala menggunakan ponsel canggih juga memengaruhi tulang belakangmu dan jari-jarimu. Secara sederhana kamu bisa merasakan bila terlalu lama menggunakan ponsel, leher dan jemarimu pegal, betul?

Lantas masalah psikologis, juga disebabkan oleh ponsel. Kamu yang suka bermain ponsel kala menjelang tidur, siklus tidurmu terganggu. Kalau siklus terganggu, waktu tidurmu tak maksimal. Efeknya? Kamu jadi mudah uring-uringan dan malas esok harinya.

4. Celana jins terlalu ketat
Celana jins yang ketat, yang digunakan oleh kaum pria, bisa menimbulkan risiko impotensi, lho. Dikutip brilio.net dari Daily Mail, Jumat (28/8), menurut Zaki Almallah, seorang konsultan urologi dari Queen Elizabeth Hospital, Inggris, memakai celana ketat bisa membuat testis menjadi lebih dekat dengan tubuh yang justru membuat testis menjadi kepanasan. Dengan begitu, sperma yang dihasilkan akan bergerak lamban atau produksi sperma tak maksimal.

5. Bawa dompet di saku celana
Ternyata, kebiasaan pria membawa dompet di dalam saku celana bisa berakibat buruk bagi postur tubuh. Sebenarnya yang menjadi masalah adalah meletakkan dompet di saku celana kemudian dibuat duduk. Gejala awal masalah postur tubuh akibat kebiasaan ini yang paling awal muncul adalah nyeri punggung, leher, dan bahu. Dalam jangka panjang, tulang bahu bisa terkilir dan tulang belakang bisa tidak sejajar dan bahu merosot. Di sinilah rasa sakit akan menghantui pria bersangkutan.

6. Meletakkan ponsel di samping pinggul
Beberapa pria suka meletakkan ponsel di sisi panggul, tersampir di sabuk mereka. Sekalipun terkesan trendi, ternyata bisa berakibat fatal bagi kesehatan. Sebuah studi pada tahun 2009 menunjukkan bahwa pria yang membawa atau meletakkan ponsel mereka di sabuk, ternyata memiliki kepadatan tulang lebih rendah di sisi panggul.

7. Menggunakan ponsel untuk menelepon saat dicharge
Kamu pasti beberapa kali membaca atau mendengar berita bahwa seorang remaja mengalami luka bakar akibat ledakan ponsel saat menggunakannya padahal ponsel sedang dicharger. Hal ini bisa terjadi karena baterai terlampau panas atau akibat penggunaan hardware yang tidak semestinya atau bukan sama seperti merek ponselnya, misalnya pakai baterai atau charger abal-abal.

Saat ponsel dicharge tentunya baterai tersambung dengan arus listrik. Arus yang masuk dan keluar saat menerima telepon kadang menjadi tidak seimbang. Hal tersebut bisa berakibat fatal, salah satunya meledak dan dapat membahayakan dirimu sendiri. Jadi, lebih baik perhatikan kembali cara mengisi ulang daya ponsel atau gadget lain dengan cermat dan tepat. Sekaligus belajar hemat energi listrik, ya.

8. Memanaskan kembali makanan
Beberapa makanan bisa berubah komposisinya setelah dipanaskan ulang. Banyak kandungan gizi yang bisa hilang, bahkan mengandung racun yang sangat berbahaya jika dikonsumsi lagi. Makanan-makanan ini antara lain seperti bayam. Bayam mengandung nitrat yang kalau dipanaskan berulang kali akan berubah menjadi nitrit, yang bisa memicu karsinogen atau zat pemicu kanker.

Lantas, telur. Telur yang dipapar panas berulang kali akan menjadi racun, terutama telur yang direbut atau dalam kondisi kuningnya tetap ada di dalam.

Selain bayam dan telur, makanan seperti jamur, ayam, kentang, seledri, bila dipanaskan ulang akan kehilangan nutrisinya. Jadinya, kamu hanya makan makanan tanpa gizi apa pun. Bahkan bisa saja berubah menjadi makanan dengan kandungan racun yang bisa membahayakan tubuh.

9. Meniup makanan atau minuman kala panas
Baik karena tak sabar makan atau saking kelaparannya, orang sering kali meniup makanan atau minuman yang masih panas. Ini salah kaprah!

Pertama, makanan atau minuman yang ditiup akan menyebabkan karbondioksida atau CO2 dari mulut kita berbaur dengan air atau H2O di makanan atau minuman. Kalau kedua senyawa kimia itu bercampur, akan menciptakan asam karbonat.

Nah, asam karbonat ini tak bagus bagi kesehatan kalau berlebihan. Asam karbonat sendiri sudah ada di dalam tubuh yang mengatur kadar keasaman darah. Sementara keasaman darah normal itu sekitar 7,35 sampai 7,45, kalau asam karbonat berlebihan, ph atau kadar keasaman darah akan tidak normal. Akibatnya, bisa menimbulkan gangguan jantung, yang ditandai sesak napas dan pusing.

Sekalipun efek meniup tidak fatal sekali, tapi akan lebih baik melakukan tindakan baik kecil sedikit demi sedikit supaya kesehatanmu tetap terjaga.

Selain perihal senyawa kimia berbahaya, meniup makanan bisa 'mengirim' bakteri atau mikroorganisme ke makanan atau minuman. Hal ini akan berbahaya kalau kamu berbagi makanan atau minuman dengan orang lain. Sebut saja contohnya adalah bakteri H. Pylori yang menyebabkan gangguan lambung, dari yang ringan sampai yang besar seperti tukak lambung.

10. Sarapan dengan menu berat
Menurut Erikar Lebang, ahli dan pelaku food combining dalam bukunya 'Mitos dan Fakta Kesehatan 2' menyatakan bahwa sarapan buah sangat ideal untuk siklus pagi kamu. Hal ini disebabkan energi yang kamu butuhkan untuk membuang 'sampah' dalam perut malam sebelumnya sungguh besar.

Jadi, manusia itu akan mengalami fase pembuangan pada pukul 4 pagi sampai 12 siang. Nah, kalau kamu sarapan berat, baik roti maupun nasi, belum lagi aneka gorengan, akan membuat beban sistem pencernaan kamu bertambah berat. Selain itu, makan makanan berat untuk sarapan justru akan membuat kamu cepat lapar, perut terasa sebah, mudah mengantuk dan lelah, dan sebagainya. Kalau sudah begini, kekebalan tubuh pun bisa melemah perlahan. Akibatnya kamu mudah sakit.

Buah cocok dijadikan sarapan karena sifatnya ringan namun bisa mencukupi kebutuhan tubuh secara struktural. Namun, syaratnya harus buah yang berserat, berair, serta manis dan matang sempurna. Kamu harus menghindari buah minim serat dan air seperti durian, nangka, dan cempedak karena kandungan fruktosanya mudah sekali berubah menjadi alkohol.

Kalau sudah sarapan buah, jangan kombinasikan dengan makanan lain. Fruktosa buah bisa bersifat merusak kalau dimakan bersamaan dengan bahan makanan lain. Misalnya saja makan pisang dicampur oat dan susu. Sistem pencernaan kita punya PR banget kalau begini. Atau karena kamu terjebak mitos 'makan buah ketika perut kosong bikin perut sakit' lalu akhirnya kamu dahului makan nasi, roti, atau apa pun. Padahal justru makan buah dicampur dengan makanan lainlah yang membuat kita sakit perut.

Bagaimana, guys? Pastikan kamu cermati kembali kebiasaan kamu ya. Kesehatanmu lho!