Brilio.net - Adakah kamu punya teman cerdas dan berbakat berkoar-koar tentang kemampuan dan prestasinya? Sekalipun ada beberapa, bukankah banyak yang memilih 'diam'?

Bayangkan kalau mantan presiden kita BJ Habibie mengumumkan ke segala penjuru nusantara bahwa dia berkemampuan paling jenius membuat pesawat. Lucu dan nggak banget, kan? Faktanya, karyanyalah yang berbicara, bukan kata-kata bualan.

Sementara itu, di sisi lain, pernahkah kamu melihat teman yang sebetulnya tak banyak berbuat apa-apa, tapi membual ke sana kemari dan menyatakan dia membuat mahakarya?

Fenomena di atas disebut Dunning-Kruger Effect. Dunning-Kruger Effect merupakan teori yang dikembangkan oleh David Dunning dan Justin Kruger, dua profesorpsikologi dari Cornell University pada tahun 1999.

Dikutip brilio.net dari Huffington Post dan PsyBlog, Rabu (12/8) secara garis besar, definisi Dunning-Kruger Effect adalah bias kognitif yang membuat individu tidak terampil (dalam bahasa kasar disebut bodoh) memiliki ilusi merasa superior atau 'wah', yaitu salah mengartikan kemampuan mereka lebih tinggi daripada yang seharusnya.

Bias yang terjadi tersebut dikaitkan dengan ketidakmampuan metakognitif untuk mengenali ketidaktahuan atau ketidakterampilan mereka sendiri. Tak heran kalau orang yang tak berkompeten ini, sekalipun gagal melakukan sesuatu, membuat kacau rencana, dan menjengkelkan orang lain, mereka masih pede saja berkoar-koar menyombongkan diri mereka bisa mengatasi keadaan.

Sementara di sisi lain, orang yang terampil atau cerdas justru meremehkan diri sendiri bahwa mereka mampu mengatasi sesuatu.

Akar bias tersebut adalah bahwa orang berkompeten atau pandai cenderung menganggap orang lain bisa mengatasi sesuatu sama seperti yang mereka lakukan. Padahal, faktanya tugas bersangkutan justru yang bisa menunjukkan bakat orang terampil, alias hanya mereka yang bisa melakukan.

Hmmm ..., adakah di antara kamu yang begini?