Brilio.net - Pukul sembilan pagi lobi kampus Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) sudah dipadati mahasiswanya. Satu per satu mereka mulai memasuki gedung kampus bersiap mengikuti kelas mata kuliah yang telah dijadwalkan. Dari banyaknya mahasiswa yang berseliweran, ada satu mahasiswa berkursi roda yang sedang bercengkerama bersama beberapa temannya.

Ialah Muhammad Fahmi Husaen, mahasiswa semester empat jurusan Komputer dan Sistem Informasi. Pria berkacamata ini memenuhi janjinya untuk berbincang-bincang dengan tim brilio.net beberapa waktu lalu. Meski di sela-sela jadwal kuliahnya yang padat, ia tetap ramah menyambut.

Fahmi bukanlah sembarang mahasiswa. Memiliki keterbatasan fisik tak dijadikan alasannya untuk tidak berprestasi. Pada usianya yang masih muda, Fahmi sukses masuk lima besar desain listrik yang diselenggarakan oleh Muscle Car Indonesia. Pada kompetisi bertajuk Electric Car Design Contest, cowok 20 tahun ini berhasil menyingkirkan 87 pesaingnya dari seluruh Indonesia.

fahmi husaen 2 © 2018 brilio.net/muhammad bimo aprilianto

foto: muhammad bimo aprilianto/brilio.net


Penyakit Duchne Muscular Distrophy (DMD) membuat Fahmi harus akrab dengan kursi roda sejak SMP. Penyakit ini membuat perkembangan otot-otot penderitanya terganggu. Sehingga kekuatan otot semakin lama semakin melemah.

Saat ditemui, Fahmi dengan antusias menceritakan bagaimana ia bisa jago desain seperti sekarang. Sejak kecil, Fahmi yang tinggal di Turi, Sleman ini mengaku memang sudah hobi menggambar. Awalnya hanya menggambar mobil di atas kertas, namun sejak SMP ia mulai mencoba menggambar sketsa 3D di komputer.

Pengalamannya banyak didapat dari otodidak alias belajar sendiri. Dulu, sempat menggunakan jasa guru desain namun hanya beberapa bulan saja. Lalu ia memutuskan untuk mengeksplor bakatnya seorang diri. Setelah tak ada yang mengajari, Fahmi mulai banyak menonton tutorial desain di YouTube dan makin banyak membaca buku tentang desain gambar.

Bakat menggambarnya ternyata tak main-main. Tak hanya mendesain lalu dipamerkan di media sosial, ternyata Fahmi pernah beberapa kali diminta untuk membuat sketsa 3D untuk bengkel modifikasi mobil terkenal, Kupu-Kupu Malam.

"Kemaren sempat diminta untuk mendesainkan di Kupu-Kupu Malam. Itu pernah tiga kali. Desain tetap dari sana, saya cuma buat model 3D-nya saja," jelas Fahmi dengan bangga.

fahmi husaen © 2018 brilio.net/muhammad bimo aprilianto

foto: dok. pribadi


Selain dipercaya menjadi desainer 3D bengkel modifikasi, mahasiswa Sekolah Vokasi UGM ini juga beberapa kali mengikuti kompetisi. Tahun 2010 dan 2013 ia mengikuti Indonesia Information and Communication Technology Award (INAICTA) yang digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo).

Dua kali ikut serta, ia mendapat dua hasil yang berbeda. Pada tahun 2010 ia hanya masuk menjadi nominasi saja. Lalu pada keikutsertaannya yang kedua ia berhasil membawa pulang juara tiga. Namun pada gelaran ini bukanlah desain mobil yang dilombakan. Fahmi malah membuat sebuah aplikasi channel otomotif.

Nah, kalau untuk kompetisi yang benar-benar desain mobil, ia baru pertama kali mengikuti Electric Car Design Contest 2018. Menurutnya, rintangan terbesar yang harus ia lewati pada kompetisi ini ialah waktu persiapan yang mepet. Sebab, ia baru menerima informasi hanya 1,5 bulan sebelum deadline pengumpulan desain. Sementara dirinya belum mempersiapkan apa-apa sama sekali.

"Jadi aku ngerjainnya dilembur. Waktunya itu mepet banget. Kira-kira dua minggu buat sketsa, terus satu bulan sebelum deadline baru mulai buat desain 3D-nya. Ya itu kalau model 3D butuh waktu 3 minggu lebih. Tapi kebetulan pas liburan, jadi tiap malam bisa lembur," aku pria 20 tahun ini.

Hasil kerja kerasnya lembur tiap malam berbuah manis. Desain mobil berwarna merah yang ia buat lolos penyisihan dan berhak untuk presentasi di Jakarta. Di ibu kota, dirinya berhasil tembus 5 besar setelah mengalahkan 12 lawannya pada fase presentasi.

fahmi husaen © 2018 brilio.net/muhammad bimo aprilianto

foto: dok. pribadi


Padahal, saingan-saingan utamanya adalah orang-orang yang berlatar belakang teknik industri. Menurutnya, orang dari teknik industri mempunyai kemampuan desain dan konsep yang sangat rapi. Meski sempat pesimis, namun pemilik nama lengkap Muhammad Fahmi Husaen ini dapat membuktikan dan mendapatkan hasil terbaik.

Fahmi menuturkan, senjata rahasia pemikat hati para juri adalah desain yang ia buat ini berkonsep elegan dan dinamis. Fitur-fitur yang didesain juga dibuat sedinamis mungkin, namun tak meninggalkan konsep utama yaitu elegan.

Fahmi juga memanfaatkan fasilitas kampus untuk menyalurkan ide-ide kreatifnya. Saat ini, ia berhasil meloloskan dua proposal yang ia ajukan di Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). "Proposalnya tentang alat bantu untuk penderita kelumpuhan. Yang satunya itu semacam alat ukur BBM," kata Fahmi.

Ketika disinggung tentang harapannya ke depan, cowok yang menekuni investasi saham sejak kelas tiga SMA ini sangat ingin desain-desainnya dapat terealisasikan. Semenjak tembus lima besar Electric Car Design Contest, banyak pihak yang menghubunginya tentang desain mobilnya tersebut. Namun sejauh ini baru sekadar tanya-tanya saja. Selain desain dapat terealisasikan, ia juga memiliki cita-cita untuk membangun sebuah startup digital nantinya.

Sukses selalu, Fahmi.. Tetap berkarya dan terus menginspirasi.