Faktor yang mempengaruhi rumus current ratio.

Rumus current ratio © 2023 brilio.net

foto: freepik.com

Current ratio merupakan salah satu indikator likuiditas perusahaan, yaitu kemampuan perusahaan untuk mengubah asetnya menjadi uang tunai. Current ratio juga dapat menunjukkan seberapa efisien perusahaan dalam mengelola modal kerjanya.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi current ratio adalah:

1. Distribusi atau proporsi dari aset lancar.

Aset lancar terdiri dari berbagai komponen, seperti kas, piutang, persediaan, dan surat berharga. Komponen-komponen ini memiliki tingkat likuiditas yang berbeda-beda. Misalnya, kas lebih likuid daripada persediaan. Jika proporsi aset lancar yang lebih likuid lebih besar, maka current ratio akan lebih tinggi, dan sebaliknya.

2. Syarat kredit yang diberikan oleh kreditor dan perusahaan.

Syarat kredit adalah ketentuan yang mengatur tentang waktu, jumlah, dan cara pembayaran utang. Syarat kredit yang diberikan oleh kreditor kepada perusahaan akan mempengaruhi jumlah kewajiban jangka pendek yang harus dibayar oleh perusahaan. Syarat kredit yang diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan akan mempengaruhi jumlah piutang yang dimiliki oleh perusahaan. Jika syarat kredit yang diberikan oleh kreditor lebih ketat, maka kewajiban jangka pendek akan lebih besar, sehingga current ratio akan lebih rendah, dan sebaliknya. Jika syarat kredit yang diberikan oleh perusahaan lebih longgar, maka piutang akan lebih besar, sehingga current ratio akan lebih tinggi, dan sebaliknya.

3. Present value dari aset lancar.

Present value adalah nilai sekarang dari arus kas yang akan diterima di masa depan. Present value dari aset lancar akan dipengaruhi oleh tingkat bunga yang berlaku di pasar. Jika tingkat bunga naik, maka present value dari aset lancar akan turun, sehingga current ratio akan lebih rendah, dan sebaliknya.

4. Kemungkinan perubahan nilai aset lancar.

Nilai aset lancar dapat berubah-ubah karena berbagai faktor, seperti permintaan, penawaran, inflasi, kurs, dan sebagainya. Jika nilai aset lancar cenderung menurun, maka current ratio akan lebih rendah, dan sebaliknya.

5. Perubahan persediaan yang berkaitan dengan volume penjualan.

Persediaan adalah salah satu komponen aset lancar yang memiliki tingkat likuiditas yang rendah. Jika volume penjualan meningkat, maka persediaan akan berkurang, sehingga current ratio akan lebih tinggi, dan sebaliknya.

6. Data tren dari aset lancar dan kewajiban jangka pendek dalam jangka waktu tertentu.

Data tren adalah pola perubahan data yang terjadi secara berulang dalam jangka waktu tertentu. Data tren dari aset lancar dan kewajiban jangka pendek dapat menunjukkan arah dan kecepatan perubahan current ratio. Jika data tren menunjukkan bahwa aset lancar cenderung meningkat dan kewajiban jangka pendek cenderung menurun, maka current ratio akan cenderung meningkat, dan sebaliknya.

Kelebihan dan kekurangan rumus current ratio.

Rumus current ratio © 2023 brilio.net

foto: freepik.com

Beberapa kelebihan dari current ratio adalah:

1. Dapat digunakan sebagai sarana investor untuk menganalisis perusahaan yang layak diinvestasikan.

2. Rasio yang dapat dijadikan alat untuk membandingkan semua aset atau aktiva perusahaan dengan liabilitas atau kewajiban utang yang dimiliki pada waktu tertentu.

3. Mengetahui besaran keuangan dan likuiditas perusahaan.

4. Mengecek manajemen perusahaan, terutama dalam hal pengelolaan aset lancar dan kewajiban jangka pendek.

Beberapa kekurangan dari current ratio adalah:

1. Tidak dapat menggambarkan tingkat likuiditas yang sebenarnya dari setiap komponen aset lancar, karena aset lancar memiliki tingkat likuiditas yang berbeda-beda.

2. Tidak dapat mempertimbangkan syarat kredit yang diberikan oleh kreditor dan perusahaan, yang dapat mempengaruhi jumlah kewajiban jangka pendek dan piutang.

3. Tidak dapat memperhitungkan present value dari aset lancar, yang dapat dipengaruhi oleh tingkat bunga yang berlaku di pasar.

4. Tidak dapat menangkap kemungkinan perubahan nilai aset lancar karena faktor-faktor eksternal, seperti permintaan, penawaran, inflasi, kurs, dan sebagainya.

5. Tidak dapat mengukur efektivitas penggunaan persediaan yang berkaitan dengan volume penjualan.

6. Sulit untuk melakukan perbandingan rasio lancar di antara seluruh sektor industri.

7. Kurangnya informasi yang membantu untuk melacak tren bisnis perusahaan.

8. Kesulitan dalam mendapatkan hasil yang akurat jika data yang tersedia tidak konsisten atau sinkron.