Brilio.net - Mungkin kamu berpikir bahwa seorang Dewi hanya ada di cerita dongeng atau legenda yang sering dijadikan cerita pengantar tidur oleh orangtua kamu. Tapi sebenarnya, Dewi itu benar-benar ada bernapas sama seperti kita.

Di Nepal, Dewi atau yang biasa disebut Kumari ini adalah anak-anak perempuan yang belum melewati masa pubernya. Mereka adalah anak-anak perempuan yang dipilih oleh masyarakat karena dipercaya mereka adalah reinkarnasi dari dewi-dewi yang hidup di zaman dahulu yang oleh masyarakat disebut Durga.

Kumari pilihan ini akan tinggal di kuil-kuil, dan selama festival mereka akan diarak dalam sebuah tandu dan akan disembah oleh ribuan umat Hindu dan Buddha. Mereka akan berhenti disembah setelah mereka beranjak dewasa, atau pada saat pertama kali mereka mengalami menstruasi.

Namun, bukan berarti penyelenggaraan ini disetujui oleh semua pihak. Banyak aktivis yang mengkritis keras acara ini karena dianggap sebagai pemaksaan kepada anak-anak untuk 'bekerja' sebagai Dewi di kuil dengan ritual-ritual yang harus dijalani setiap harinya.

Chanira Bajracharya, perempuan yang pernah diangkat sebagai Kumari ini mengatakan bahwa ia mengalami kesulitan setelah 'pensiun'. Banyak hal-hal yang membuatnya harus beradaptasi kembali dengan dunia luar setelah tidak menjadi Kumari lagi.

"Saya bahkan kesulitan untuk berjalan setelah tidak tinggal di kuil lagi," kata Chanira, seperti dilansir brilio.net dari laman HuffingtonPost.com, Rabu (18/3).

Kesulitan beradaptasi ini disebabkan karena para Kumari yang terbiasa hidup di dalam kuil. Bahkan Royal Kumari yang paling dihormati, tak pernah sekalipun menginjakkan kakinya ke tanah selama masa kerjanya sebagai Kumari.

Dia selalu diangkat dengan tandu kemanapun dia pergi. Kumari selalu berpakaian merah dengan simbol mata api yang digambar di dahinya.