Brilio.net - Awal tahun 2025 menjadi mimpi buruk bagi dunia industri dan tenaga kerja. Ribuan karyawan terkena PHK, sementara sejumlah pabrik dan perusahaan besar terpaksa gulung tikar akibat lemahnya kondisi ekonomi.
Dalam tiga bulan pertama tahun ini saja, lebih dari 14.000 pekerja harus menerima kenyataan pahit kehilangan pekerjaan. Beberapa perusahaan besar yang melakukan PHK massal di antaranya Sritex Group dengan 10.665 karyawan, Yamaha Music sebanyak 1.100 karyawan, serta PT Adis Dimension Footwear dan PT Victory Ching Luh yang memberhentikan sekitar 2.500 karyawan.
Penyebab utama dari maraknya PHK ini adalah melemahnya permintaan dalam negeri. Daya beli masyarakat yang terus turun membuat banyak perusahaan kesulitan menjual produk-produknya, hingga akhirnya harus memangkas produksi dan mengurangi tenaga kerja.
foto: freepik.com
Penurunan daya beli masyarakat tercermin dalam berbagai indikator ekonomi. Deflasi yang terjadi selama lima bulan berturut-turut serta melambatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga menunjukkan bahwa masyarakat semakin berhati-hati dalam membelanjakan uangnya.
Dengan kondisi ini, para pekerja yang terkena PHK merasakan dampak paling besar, terutama bagi mereka yang menjadi tulang punggung keluarga. Beban semakin berat menjelang Lebaran, saat kebutuhan rumah tangga meningkat sementara sumber pendapatan terhenti.
Situasi ini tergambar jelas dalam sebuah video yang baru-baru ini viral di media sosial. Dalam unggahan di akun TikTok @felixbabyhause , terlihat ratusan pekerja yang terkena PHK mengantre panjang di kantor BPJS Ketenagakerjaan untuk mencairkan dana mereka.
foto: TikTok/@felixbabyhause
Video tersebut menunjukkan antrean panjang yang mengular hingga ke halaman kantor BPJS. Diketahui, lokasi tersebut berada di kantor BPJS Ketenagakerjaan Bogor Kota. Area sekitar kantor tersebut dipadati oleh para eks pekerja yang berharap segera mendapat hak mereka.
Mereka rela berdiri berjam-jam tanpa tempat duduk demi mencairkan dana jaminan hari tua (JHT). Pemandangan bapak-bapak dan ibu-ibu yang sudah lanjut usia ikut antre menambah kesan miris dalam situasi ini.
"Ketika banyak kena PHK sampai cairin BPJS aja penuh banget, semuanya butuh uang buat hari raya," tulis keterangan dalam video.
foto: TikTok/@felixbabyhause
Fenomena ini mengundang berbagai respons dari warganet yang turut merasakan dampak sulitnya ekonomi saat ini. Banyak yang berharap proses pencairan berjalan lancar tanpa kendala agar mereka bisa segera mendapatkan haknya.
"Semoga pencairannya nggak dipersulit," tulis @aurasyffln berharap prosesnya bisa berjalan lancar.
"Se menyakitkan itu... padahal mau lebaran," komentar @nugrohoboedi
"Kita sebagai masyarakat kasihan banget yaa... Semoga pemerintah melihat ini," ujar @irineanggunmc
"Tahun ini ekonomi bener-bener turun drastis," tulis @byh11blue.
Fenomena ini menjadi bukti nyata bahwa kondisi ekonomi Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Banyaknya pekerja yang terkena PHK dan harus bergantung pada pencairan BPJS untuk bertahan hidup menunjukkan betapa mendesaknya solusi dari pemerintah dan dunia usaha agar krisis ini tidak semakin meluas.
Recommended By Editor
- Badai PHK di Indonesia, Menaker Yassierli angkat bicara
- Badai PHK di awal tahun, Indonesia sedang tidak baik-baik saja
- Janji pemerintah siapkan skema untuk ribuan karyawan Sritex yang di-PHK kembali kerja 2 minggu lagi
- Buntut PHK karyawan Sritex, buruh desak pencopotan menaker dan wamenaker
- Siapa Iwan Kurniawan Lukminto? Dirut Sritex yang siap kawal hak karyawan usai PHK massal