Zaman sekarang sangat mudah untuk mendapatkan akses lowongan kerja melalui internet. Meskipun demikian, kemudahan tidak serta merta memberikan jaminan keamanan. Beberapa situs lowongan kerja tersedia dan begitu banyak lowongan kerja yang termuat, akan tetapi banyak sekali dari lowongan tersebut yang tidak memiliki sumber yang jelas. Bahkan, ada beberapa oknum yang memanfaatkan situs lowongan kerja sebagai sarana aksi penipuan.

Para pencari kerja yang melamar pada lowongan palsu akan diminta untuk melakukan transaksi pembayaran baik untuk biaya pendaftaran, biaya administrasi, ataupun biaya transport. Oleh karena itu, pencari kerja harus lebih jeli untuk memilih dan mengikuti seleksi kerja. Ada beberapa tips yang bisa diterapkan untuk mengindari penipuan lowongan kerja.

1. Cek situs resmi perusahaan.

Setiap perusahaan besar pasti memiliki situs resmi perusahaan. Lowongan pekerjaan yang resmi oleh perusahaan biasanya akan diumumkan di situs tersebut. Situs resmi perusahaan sendiri biasanya memiliki rubrik karier atau kesempatan kerja yang akan memuat lowongan kerja resmi dari perusahaan. Apabila tidak ada lowongan yang dimaksud di situs resmi, sudah dapat dipastikan lowongan kerja tersebut tidak dapat dipercaya.

Selain itu, apabila belum dapat menemukan situs resmi perusahaan, para pencari kerja juga bisa memeriksa alamat perusahaan atau instansi penyedia lowongan kerja tersebut di Google Maps. Ada beberapa perusahaan daerah yang tidak memiliki situs atau halaman resmi untuk perusahaan sehingga informasi pada Google Maps akan membantu. Periksa ulasan dari pengguna Google Maps dan kontak yang bisa dihubungi. Sebaiknya, hubungi kontak tersebut untuk memastikan lowongan kerja.

Apabila kedua hal tersebut telah dilakukan dan belum juga ada kejelasan mengenai informasi lowongan kerja, lebih baik tidak perlu mengajukan lamaran. Sebenarnya, memang tidak ada salahnya untuk mencoba terlebih dahulu kalau pendaftarannya tidak dipungut biaya apa pun. Akan tetapi, saat mengirimkan lamaran kerja otomatis data pencari kerja akan terekam. Data pribadi merupakan hal yang sangat krusial di zaman serba modern ini sehingga perlu hati-hati dalam menyebar data pribadi untuk menghindari penyalahgunaannya.

2. Apabila ada transaksi berupa pembayaran, jangan diteruskan!

Transaksi pembayaran dengan dalih biaya administrasi, biaya transportasi, dan lain sebagainya merupakan indikasi bahwa suatu lowongan kerja benar-benar lowongan palsu. Contohnya, ada lowongan kerja yang mengharuskan para peserta untuk seleksi di luar daerah dan peserta diharuskan menghubungi agen travel yang telah ditunjuk oleh perusahaan. Biaya transportasi awal harus ditanggung oleh peserta dan biaya tersebut akan diganti oleh pihak perusahaan setelah diterima di perusahaan tersebut. Tidak diragukan lagi ini adalah penipuan!

Contoh lainnya adalah biaya pelatihan yang perlu dikeluarkan setelah dinyatakan resmi diterima bekerja di perusahaan tersebut. Ada beberapa oknum lowongan kerja palsu yang bahkan menyelenggarakan interview untuk pelamar kerja. Saat interview, pertanyaan-pertanyaan akan terus menjurus pada gaji dan fasilitas yang ditawarkan, sampai pada akhirnya oknum akan meminta pelamar untuk membayar biaya pelatihan dalam jumlah tertentu.

Apabila pencari kerja terjebak dalam situasi seperti ini, jangan langsung mengiyakan permintaan tersebut. Sebaiknya minta izin untuk mempertimbangkan terlebih dahulu dan cari alasan untuk keluar secepatnya dari tempat interview tersebut. Langkah selanjutnya, segera hubungi teman atau kerabat yang dipercaya untuk datang ke lokasi kamu agar memperkecil risiko tindak kejahatan oleh oknum tersebut.

3. Meskipun dikirimkan surat yang kelihatannya resmi, teliti lebih lanjut isi surat!

Surat balasan dari perusahaan yang dituju memang sangat dinantikan oleh pelamar kerja. Surat ini merupakan surat resmi dari instansi atau perusahaan yang menyatakan bahwa pencari kerja dapat mengikuti tahap selanjutnya dalam seleksi. Meskipun terlihat resmi, ada baiknya harus dipastikan lagi bahwa surat tersebut benar-benar resmi dari perusahaan.

Hal pertama yang harus diperiksa adalah kop surat perusahaan. Kembali periksa situs resmi perusahaan dan cari berkas pengumuman atau berkas yang memuat kop surat. Apabila berbeda dengan surat tersebut, dapat dipastikan surat tersebut bukan surat yang berasal dari perusahaan atau instansi tersebut. Selanjutnya, periksa isi dan lampiran dari surat tersebut. Apabila terdapat pernyataan yang menyatakan bahwa pelamar harus membayar atau menyediakan biaya tertentu, sebaiknya abaikan saja surat tersebut.

Biaya ini bisa saja dikatakan merupakan biaya pelatihan atau transportasi yang akan diganti oleh pihak perusahaan. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa perusahaan atau instansi yang menyediakan pelatihan bagi pelamar tidak pernah memungut biaya pada saat pendaftaran untuk transportasi dan administrasi pelatihan karena biaya pelatihan difasilitasi oleh perusahaan.

4. Cari di beberapa forum atau artikel di internet mengenai keabsahan lowongan kerja tersebut.

Jaringan sosial di internet saat ini sudah banyak. Pencari kerja dapat menggali informasi dari berbagai forum seperti kaskus, grup terbuka Facebook dll. Informasi mengenai lowongan kerja palsu juga dapat digali dari artikel-artikel yang dapat diakses dengan mudah. Cukup dengan menuliskan kata kunci lowongan kerja palsu (nama instansi), akan muncul beberapa situs yang menyajikan berita ataupun tulisan pengalaman pribadi mengenai penipuan yang berkedok lowongan kerja yang mengatasnamakan perusahaan atau instansi tersebut.

Cara ini adalah yang paling mudah dilakukan, tapi bukan yang paling efektif karena tidak semua orang mengetahui suatu penipuan lowongan kerja. Sehingga kalau tidak ditemukan informasi mengenai penipuan lowongan kerja tertentu di mesin pencarian, jangan langsung percaya bahwa lowongan kerja tersebut resmi. Sebaiknya, diperiksa lagi dengan cara pertama, yaitu mengunjungi situs resmi dari perusahaan dan menggali informasi sebanyak-banyaknya.

Semoga beberapa tips di atas dapat membantu agar terhindar dari penipuan. Perlu kita tahu bahwa berbagai cara dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk memperoleh keuntungan dari para pencari kerja. Banyak pencari kerja yang tergiur dengan tawaran gaji dan fasilitas dari perusahaan sehingga merasa tidak keberatan untuk mengeluarkan biaya agar dapat diterima di perusahaan tersebut. Padahal, tentu diterimanya seseorang untuk suatu pekerjaan bukan didasarkan pada materi ataupun uang, melainkan tanggung jawab dan kompetensi dirinya.