Spotify, aplikasi streaming musik nomor wahid sejagad ini baru saja berulang tahun kesepuluh. Lahir pada Oktober 2008 dari buah pikiran Daniel Ek, pengusaha muda asal Swedia, status Spotify sebagai pelopor erastreaming musik memang tak terbantahkan.

Coba renungkan sejenak, berkat Spotify, mereka yang lahir di era musik EDM memiliki akses yang sama ke lagu-lagu The Beatles. Dengan kata lain, lewat Spotify, setiap orang bisa mendengar setiap lagu yang pernah dibuat.Jauh lebih banyak dari batas maksimal penyimpanan lagu yang dijanjikan Apple dengan iPod. Semua bisa diakses hanya dengan mengeluarkan sejumlah kecil uang untuk berlangganan aplikasi ini.

Sayangnya, kemunculan Spotifyjuga bisa dibilang seperti pedang bermata dua. Banyaknya jumlah lagu yang bisa dipilih juga berarti banyak dari mereka yang juga tidak punya kesempatan didengar. Sampai saat ini, ada lebih dari empat juta lagu yang tidak penah sekalipun didengar di Spotify.

Belum lagi masalah yang ditimbulkan bagi para musisi. Tanpahasil penjualan musik digital dalam bentuk mp3 atau media bermusik lain seperti CD, banyak dari mereka yang merasa dirugikan.Tapi di sisi lain,Spotify juga bisa menjadi wadah promosi paling efektif dan membantu musisi muda memiliki penggemar setia. Mungkin dengan begitu para musisi ini akhirnya bisa menikmati hasil jerih payah mereka dalam bentuk royalti.

Ketika kita semua akhirnya bisa memahami bahwa berkat para musisi inilah kita bisa menikmati musik, sedikit uang yang kita keluarkan untuk dapat mengakses lagu mereka juga akan bertambah.Untuk akses tak terbatas ke setiap lagu di muka bumi, sedikit uang lebih pasti dirasa sepadan bukan?

Selamat ulang tahun kesepuluh Spotify!