Tong Sampah Laut, inovasi demi mendukung konsep Agro Maritim 4.0

Konsep Agro Maritim 4.0 yang berfokus pada pengembangan dan peningkatan kualitas dan kuantitas fasilitas produksi dan pemasaran dalam sistem pertanian dan kelautan juga perlu dukungan dari segi kebersihan pada masing-masing bidang. Upaya pemerintah dalam membersihkan sampah yang ada di laut, terutama di sekitar pelabuhan selama ini masih menggunakan metode tradisional yang mahal dan tidak efisien.

Metode tradisional yang digunakan yaitu dengan mengerahkan petugas untuk membersihkan sampah dari laut secara manual atau mengirim kapal dilengkapi dengan jaring untuk mengumpulkan sampah-sampah. Oleh karena itu dibutuhkan metode yang dapat memperbaiki tata cara mengurangi sampah di sekitar pelabuhan.

Foto: eco-business.com

Dikutip dari nationalgeographic.grid.id, Jumat (23/08), sistem penyaringan sampah pada Tong Sampah Laut ini terinspirasi dari alat seabin yang diciptakan oleh dua peselancar asal Australia bernama Andrew Turton dan Pete Ceglinski. Cara kerjanya sangat mirip dengan filter air pada tangki ikan tetapi didesain untuk skala yang lebih besar. Desain Tong Sampah Laut ini mirip dengan tong sampah pada umumnya dengan bentuk ember yang bagian bawahnya dihubungkan dengan pompa air, kemudian sampah yang mengambang di permukaan laut akan dihisap ke dalam kantong jaring yang ada di dalam ember dan dapat dilepas. Tong Sampah Laut juga terdapat sistem pemisah air dan minyak yang sifatnya opsional di dalam pompa. Hal ini dapat menghilangkan minyak dan deterjen yang terdapat pada air laut sebelum mengalirkan air yang telah bebas polusi kembali ke laut melalui sisi lain pompa. Selain itu, alat ini juga ramah lingkungan karena menggunakan tenaga surya sebagai sumber daya yang akan disimpan di dalam baterai.

Tong Sampah Laut dilengkapi sensor ultrasonic yang dipasang pada bibir ember untuk mendeteksi sampah yang mengambang di permukaan laut. Sensor ultrasonic dapat diatur jaraknya untuk mendeteksi sampah dengan jarak maksimal 4 meter. Cara kerja Tong Sampah Laut dengan cara memancarkan gelombang ultrasonik sesuai jarak yang sudah diatur, jika sampah terdeteksi maka pompa akan menyala dan menyedot sampah sampai tidak ada yang tersisa pada jangkauan sensor. Tujuan penggunaan sensor ultrasonic agar penggunaan sumber daya lebih efisien jika dibandingkan dengan penggunaan secara terus menerus. Penggunaan tenaga surya juga menjadikan alat ini dapat digunakan selama 24 jam dalam 7 hari yang tentunya dengan perawatan rutin.

*Azola Zubizarreta J3D117144 - Ridwan Siskandar,S.Si, M.Si