Ada dua paradigma dalam rutinitas hubungan yang biasanya dialami para remaja: seseorang yang berganti-ganti pasangan hal yang biasa, dianggap sebagai prinsip untuk mencari pasangan yang ideal, dan seseorang yang (berusaha) menetapkan hatinya pada pasangannya seorang, dengan segala lika-likurelationship.

Tidak ada yang salah dengan paradigma yang pertama, namun akan berpotensi memiliki tendensi sebagai pria/wanita yang tidak setia. Sementara paradigma kedua juga tidak salah, namun dapat terasumsikan sebagai pria/wanita yang kurang beruntung, karena tidak dapat menjajal kehidupan remaja yang dinamis, terpaku pada satu pasangan.

Sebenarnya keduanya adalah prinsip. Keduanya juga bisa dibilang pragmatis. Tetap saja ujung-ujungnya pada tujuan yang sama, yaitusustain.Tidak hanyastart-up businessyang perlusustain dalam menjalin bisnisnya, melainkan dalam berhubungan juga perlu dipertahankan kisahnya. Paling tidak, menjaga hati pasangan masing-masing agar jangan sampai ada yang benar-benar terluka. Jangan juga sampai muncul sikap ambivalen, yang mencintai sekaligus membenci (ingin berpisah) pada waktu yang sama.Terminologi ini seharusnya bisa sama.

So, what is the most effective way to maintain a relationship?

1. Tanamkan sikap setia pada pasangan sejak dimulainya suatu hubungan

Semua insan yang memuja-muja tentang kasmaran pasti setuju, poin pertama yang layak direlevansikan dengan permasalahan mendasar dalam suatu hubungan adalah kesetiaan. Bahkan, setia menjadi patokan moral dan etika orang-orang pada umumnya untuk menjaga reputasi mereka. Tidak mengapanakal sedikit, yang penting setia.

4 Langkah jitu biar hubunganmu dan si dia awet

Sebenarnya, hubungan yang sehat tidak selalu diindikasikan pada kesetiaan. Walaupun, kesetiaan erat kaitannya dengan cara yang paling efektif untuk mempertahankan hubungan. Bagaimana tidak? Setia adalah kunci kesuksesan hubungan dalam kondisi apapun, sekaligus ujian bagi kalian yang ragu. Substansinya jelas. Namun, kesetiaan tidak menjamin kalian akan bahagia dalam menjalankan hubungan. Bagaimana dengan sikap lainnya, yang ternyata tidak dapat diterima atau tidakklop pada pasangannya. Seperti, marah-marah (emosional), bodoh, tidak mandiri, boros, dan sebagainya, padahal dia setia. Hal yang seperti ini, perlu dirinci secara konseptual, agar terjalin hubungan yang harmonis.

Tidak semua orang setuju dengan hubungan yang perlu adanya kesetiaan adalah hubungan yang sehat. Di sisi lain, ada yang menganggap kesetiaan adalah hal yang tidak terlalu esensial. Bergantung lagi pada prinsip kalian dalam menjalankan hubungan kalian.

Setia, bagi sekelompok orang inisiatif, dapat dibiaskan. Karena, kontradiktif dengan idealisme pencarian pasangan yang terbaik sebelum masuk ke jenjang yang lebih butuh drama dansocial acclaim. Yang terpenting yaitu mendahulukan mencari pasangan yang benar-benar paham tentang kebiasaan pasangannya.

2. Orientasikan hubungan ke arah yang paling benar dari pertama kali memutuskan untuk memilih pasangan

Artinya, jika kalian memutuskan untuk berpacaran, jangan keluar dari orientasi yang benar. Jangan memiliki rencana untuk bermain-main dalam berpacaran. Ini berdampak pada tindak psikologi kalian untuk menyikapi tujuan hidup. Kalian akan memiliki kecenderungan untuk bersikap dewasa dalam menghadapi permasalahan dalam berhubungan, karena memiliki konsep pacaran yang bertujuan positif.

4 Langkah jitu biar hubunganmu dan si dia awet

Dikhususkan bagi pria/wanita yang sudah masuk masa transisi pendewasaan. Iringilah niat yang tulus untuk lebih dari sekedar pacaran. Tidak menekankan pada aktifitasnya, namun lebih didasarkan pada seberapa jauh orientasi mengenai hubungannya. Jangan sampai tidak direncanakan. Lebih baik mencari-cari dahulu, sebelum memutuskan untuk berkomitmen.

Ya, hal tersebut erat kaitannya dengan komitmen. Commit to a decision that has been made initially. Camkan bahwa hubungan kalian ini adalah hubungan yang akan diteruskan sampai ke pelaminan. Hal ini juga mendorong untuk melupakan masalah-masalah kecil, yang tidak harus dibesar-besarkan.

3. Berusahalah untuk jujur tapi kondisional

Realistis saja, terkadang seseorang butuh dibohongi untuk menjinakan emosi. Bohong disini bukan dalam konteks yang brutal (re: bohong selingkuh), tidak. Namun, lebih ditekankan pada kondisi dilematik yang saat itu sedang dihadapi, agar tidak membelokan harapan pada pasangan.

4 Langkah jitu biar hubunganmu dan si dia awet

Contoh sederhananya begini, asumsikan kalian baru saja berpacaran, ketika pasangan kalian sudah capek-capek membuatkan bekal makan siang, sampai diantar segala ke tempat kerja tanpa kalian ketahui sebelumnya, ternyata kalian dibuatkan makanan yang paling tidak disuka. Apa kalian harus jujur? Siapa yang tidak sensitif, jerih payah pasangan yang ingin membahagiakan justru tidak diapresiasi. Tentu, bahkan kalian tidak akan berkata, "Duh, kenapa bawa makanannya ini, sih?"

Jadi, pertimbangkanlah untuk tidak berkata apa adanya jika hal tersebut dapat menyakitkan pasangan kalian. Kecermatan memahami situasi sangat diperlukan dalam berbohong. Yang kalian butuh pikirkan hanya konsekuensi saja. Bagaimana konsekuensinya jika kata-kata yang berpotensi menyakitkan, keluar dari mulut kalian.

Intinya, tetap bersikap jujur, namun ada kalanya kejujuran perlu di-rem untuk merekonstruksi hubungan kalian, sehingga tidak ada konflik dalam mencari kebahagiaan dalam kehidupan kalian.

4. Menerima apa adanya atas tindakannya, tidak untuk prinsip dan pemikirannya

Tidak semua orang sempurna, bahkan kesempurnaan sendiri sangat objektif dan ambigu. Tidak ada teori yang pas, untuk mendefinisikan kesempurnaan seseorang. Yang paling rasional, paling-paling sempurna itu yaphysically. Itu juga sesuai selera saja.

4 Langkah jitu biar hubunganmu dan si dia awet

Maksudnya, selain prinsip dan pemikiran dasar pasangan kalian, jangan pernah memaksa untuk berubah/dirubah. Termasuk sifat/watak dan rupa/bentuk fisiknya. Jangan memberi tekanan pada pasangan kalian untuk urusan itu, lebih baik kalian yang menerima apa adanya.it really does not matter, if you're trying to change the mindset about those.

Akan tetapi, jika tidak satu prinsip dan pemikiran, ubahlah sesuai dengan kesepakatan. Karena prinsip dan pemikiran adalah fundamental. Untuk merubahnya, juga tidak perlu terjadi konflik. Kompromilah dengan kepala dingin. Atur situasi yang dinilai kondusif untuk mempermasalahkan hal ini. Jangan sampai, terlibat dalam ke-egoisan masing-masing.