Untuk para orang tua, pernah nggak sih mengalami si kecil terserang demam? Mungkin orang tuamu mengatakan harus dikompres dingin, namun saat ke dokter bilang harus dikompres hangat. Sebenarnya mana yang benar?

Di beberapa negara, salah satunya di Indonesia, saat demam sangat lumrah diberikan terapi kompres sebagai pertolongan pertama atau tambahan mendampingi obat, terutama pada anak kecil yang bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh. Sejak zaman dahulu, terapi kompres identik dengan air dingin. Namun seiring berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, terapi kompres sekarang menggunakan air hangat. Kenapa bisa begitu? Untuk itu kita perlu mengetahui bagaimana demam dapat terjadi dan fungsi dari demam itu sendiri.

Demam atau Pyrexia dalam istilah kedokteran pada hakikatnya berfungsi sebagai salah satu mekanisme pertahanan tubuh yang dapat membantu tubuh mengatasi penyakit. Saat kuman penyakit masuk, salah satu bagian otak bernama Hypothalamus akan memerintahkan tubuh untuk menaikkan suhu sampai batas tertentu, dengan begitu sistem imun tubuh akan meningkat yang ditandai peningkatan pergerakan dan aktivitas sel darah putih.

Menurut penelitian, banyak kuman penyakit yang dapat tumbuh dengan baik pada suhu normal tubuh dan pertumbuhannya dapat dihambat dengan meningkatnya suhu, contohnya rhinovirus, suatu virus yang bertanggung jawab menimbulkan pilek. Saat uji coba laboratorium virus tersebut dapat tumbuh dengan cepat pada suhu sekitar 33C atau kurang lebih sama dengan temperatur hidung dan tenggorokan. Namun virus tersebut tidak dapat tumbuh pada suhu lebih dari 37.5C atau suhu saat demam.

Bila suhu tubuh sudah dirasa cukup dan optimal untuk membasmi kuman penyakit, maka secara otomatis hypothalamus akan menurunkan suhu tubuh kembali normal yang biasanya ditandai dengan keringat sebagai salah satu cara pelepasan panas melalui proses evaporasi.

Apa peran dari terapi kompres pada mekanisme demam itu sendiri?

Bilakamu memberikan kompres air dingin pada anak yang demam, maka Hypothalamus sebagai pusat pengatur suhu tubuh akan semakin menaikkan suhu anak tersebut demi mencapai suhu optimal untuk membasmi kuman penyakit. Sehingga bukan efek menurunkan demam yang didapat malah dapat terjadi demam yang sangat tinggi. Namun bilakamu memberikan kompres air hangat, maka akan mempercepat proses tercapainya suhu tubuh optimal untuk membasmi kuman penyakit, yang pada akhirnya tubuh lebih cepat kembali ke suhu tubuh normal dan risiko demam semakin tinggi berkurang.

Perlu diketahui bahwa kompres sebaiknya diberikan pada wilayah dengan pembuluh darah arteri yang besar seperti pada lipatan ketiak dan lipatan paha agar lebih efektif. Dan yang tidak kalah penting untuk diingat, jangan langsung mengecek suhu anak setelah dikompres, apalagi menggunakan termometer ketiak. Keringkan terlebih dahulu area yang dikompres dan tunggu sekitar 20-30 menit. Hal ini penting karena bila langsung diukur suhunya, maka yang terbaca adalah suhu dari kompresan tersebut.

Kesimpulannya, demam merupakan proses alami tubuh dalam menghadapi kuman penyakit. Bila dibutuhkan kompres untuk pertolongan pertama atau terapi pendamping obat, gunakan air hangat untuk membantu kenaikan suhu tubuh sesuai yang dibutuhkan tubuh.

Segera berobat ke dokter bila demam disertai kondisi berikut: usia kurang dari tiga bulan, tampak sangat sakit, kejang, demam lebih dari tiga hari, disertai kesulitan bernapas, muntah, kemerahan pada kulit, pergi ke luar kota atau negeri sebelumnya, kontak dengan orang yang memiliki penyakit infeksi serius, dan demam yang tidak kunjung turun meski sudah mengonsumsi obat.