Salah satu hal yang sangat penting terkait manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) di perusahaan adalah performance appraisal karyawan. Performance appraisal adalah proses evaluasi performa kerja karyawan berdasarkan standar performa kerja yang telah ditentukan (Dessler, 2013). Standar performa kerja adalah suatu standar atau semacam target terkait apa yang harus dilakukan karyawan dalam pekerjaannya, apa saja yang harus dilakukan, bagaimana karyawan bertindak dalam lingkungan kerja, dan lain sebagainya. Proses performance appraisal ini mengevaluasi apakah performa kerja karyawan telah sesuai dengan standar performa kerja yan harus ia capai. Selain itu performance appraisal juga memuat feedback mengenai hal-hal apa saja yang harus ditingkatkan karyawan terkait caranya bekerja.

Sebelumnya, agar proses performance appraisal dapat dilakukan, harus tercapai kesepakatan antara karyawan dan pihak tempat kerja mengenai standar performa kerja ini. Hal ini dapat dilakukan melalui menjelaskan dengan detail dan jelas kepada karyawan mengenai job description (penjelasan mengenai hal apa saja yang harus dilakukan karyawan dalam posisi kerjanya) serta target apa saja yang harus ia capai dalam pekerjaannya sebelum ia mulai bekerja (Dessler, 2013).

Poin penting dan jenis performance appraisal dalam manajemen karyawan

Dalam manajemen karyawan, performance appraisal ini dianggap sangat penting karena memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Performance appraisal dapat digunakan sebagai salah satu acuan untuk menentukan kenaikan maupun penurunan gaji serta promosi dan demosi karyawan. Karena salah satu hal yang dievaluasi dalam proses performance appraisal adalah apakah karyawan telah berhasil mencapai target yang ditentukan. Maka hal ini akan memastikan setiap bagian perusahaan terus berusaha untuk mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu, target yang harus dicapai oleh karyawan harus ditentukan berdasarkan tujuan atau goals perusahaan.

2. Performance appraisal memungkinkan untuk mengetahui kekuatan yang kelemahan karyawan. Hal ini dapat berguna untuk merancang proses training atau pelatihan. Perusahaan dapat melakukan proses training mengenai hal yang memang menjadi kelemahan karyawan sehingga proses training menjadi efektif dan tepat sasaran.

3. Performance appraisal memuat feedback yang akan berguna bagi karyawan untuk mengetahui hal-hal apa saja yang harus ia tingkatkan dalam bekerja (Dessler, 2013).

Poin penting dan jenis performance appraisal dalam manajemen karyawan

Proses performance appraisal biasanya dilakukan dengan cara membagikan sebuah form yang harus diisi oleh orang-orang yang dapat melakukan appraisal atau evaluasi. Form ini berisikan evaluasi terkait performa kerja seorang karyawan. Terdapat beberapa jenis performance appraisal berdasarkan pihak yang dapat melakukan evaluasi, di antaranya:

1. Penilaian atasan, performance appraisal yang dilakukan oleh atasan kepada bawahan (Ambarwat, 2002).

2. Peer appraisal, performance appraisal yang dilakukan oleh karyawan kepada karyawan lain dengan jabatan setara.

3. Appraisal by subordinates, performance appraisal yang dilakukan oleh bawahan kepada atasan.

4. Self-ratings, performance appraisaldi mana karyawan akan menilai dirinya sendiri.

5. 360-Degree Feedback, performance appraisal yang melibatkan atasan, bawahan, karyawan dengan jabatan setara, serta karyawan yang dievaluasi dalam proses penilaian seorang karyawan (Dessler, 2013).

360-Degree Feedback merupakan jenis performance appraisal yang paling ideal. Hal ini dikarenakan proses evaluasi tidak hanya dilakukan oleh satu pihak tertentu saja, melainkan dilakukan oleh berbagai pihak dengan berbagai jenis jabatan. Fungsi dari jenis performance appraisal ini adalah untuk mendapatkan hasil yang lebih valid dan akurat mengenai performa kerja karyawan.