Perangi polusi dengan meriam air terintegrasi, begini cara kerjanya

Isu mengenai polusi udara menjadi topik hangat untuk diperbincangkan akhir-akhir ini, khususnya di daerah industri dan daerah yang padat penduduk. Aktivitas manusia menjadi sumber utama penyumbang terbesar polusi udara, seperti gas buang kendaraan, industri, pembangkit listrik, pembakaran sampah, gas buang pabrik, dan asap rokok. 

Polusi udara berpengaruh langsung terhadap kesehatan masyarakat. Dengan meningkatnya polusi udara, masyarakat mulai merasakan efek dari isu ini. Dampak bagi kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas), kanker kulit, dan jarak pandang yang menjadi terganggu karena polusi. Bahkan bukan hanya masyarakat yang terkena dampaknya, akan tetapi lingkungan juga ikut merasakan efek dari polusi udara, yaitu global warming menjadikan suhu Bumi bertambah yang mengakibatkan mencairnya es di kutub utara dan kutub selatan.

Banyak cara telah pemerintah lakukan untuk mengurangi kadar polusi udara, di antaranya menyesuaikan peraturan yang berhubungan dengan Emisi Euro 4, meningkatkan pelayanan transportasi umum yang akhir-akhir ini diresmikan seperti LRT dan MRT di Jakarta, hari bebas kendaraan bermotor, kebijakan ganjil genap untuk mengurangi volume kendaraan, pembangunan fasilitas untuk para pejalan kaki, mengembangkan taman kota, dan masih banyak lagi.

Meriam air yang tengah diuji coba di Delhi. India. Foto:BBC

Penggunaan meriam air untuk memerangi polusi udara dapat menjadi solusi tercepat pemerintah dalam keadaan darurat. Di beberapa negara seperti Thailand dan India telah menggunakan meriam air dalam memerangi polusi udara. Penggunaan meriam air terbukti mengurangi kadar polusi di negara tersebut, namun solusi ini hanya untuk menekan polusi sementara waktu, bukan untuk jangka panjang.

Konsep meriam air terinstegrasi

Meriam air akan menyemprotkan kurang lebih 100 liter air per menit dalam jarak kisaran 150 meter ke udara. Dengan mengitegrasikan meriam air kepada sensor pendeteksi polusi (CO2, CO, dan Amonia) yang berbasis IoT (Internet of Thing), meriam air akan mengirimkan data kepada operator berupa ADC (Analog To Digital Convertion). Dengan begitu meriam air dapat bekerja secara otomatis ketika sensor menyentuh angka yang telah ditentukan. Untuk penempatan meriam air ini dapat ditempatkan pada tempat yang strategis seperti pusat kota, gedung perkantoran, daerah industri yang mudah untuk dilakukan perawatan dan pemeliharaan. Meriam air yang terintegrasi diharapkan bisa mencegah naiknya polusi udara secara signifikan.

Perlu diingat bukan hanya peranan pemerintah dalam menekan polusi udara, namun kita juga sebagai masyarakat harus berperan aktif dalam menghadapi isu ini. Kita harus sadar pentingnya udara yang bersih bagi kesehatan kita maupun anak dan cucu kita kelak, di antaranya dengan mengikuti program naik kendaraan umum yang disediakan pemerintah, bijak dalam menggunakan kendaraan pribadi, dan menanam pohon di sekitar rumah.

*Mohammad Toyib W, Ridwan Siskandar