Pada zaman sekarang pasti agak sulit untuk membuat anak rajin belajar, entah belajar dalam bidang akademik maupun non-akademik. Mereka pasti memiliki berbagai macam alasan agar tidak menuruti kemauan orang tuanya karena mereka hanya ingin bermain dengan teman-temannya, bermain gadget atau mungkin faktor-faktor lainnya. Orang tua juga terkadang sudah kehabisan cara agar anak mau belajar dan mendengarkan omongan orang tua. Namun, setelah dilihat-lihat anak ternyata memiliki kelemahan di mana akan ada saatnya mereka luluh dan mendengarkan omongan orang tuanya. Gimana sih caranya? Lalu apa sih yang harus kita lakukan sebagai orang tua?

Skinner (1953) memperkenalkan teori Operant Conditioning. Teori operant conditioning adalah sistem pembelajaran yang terjadi melalui asosiasi penghargaan atau pemberian reward. Dengan operant conditioning, perilaku yang baik dikaitkan dengan reward. Misalnya, jika anak mengerjakan semua pekerjaan rumahnya dan berperilaku baik selama satu minggu tertentu, orang tua dapat memberi imbalan kepada anak dengan waktu bermain ekstra. Dalam hal ini, penambahan waktu bermain ekstra adalah reinforcement positif.

Pengertianreinforcementdan reward.

Apruebo (dalam Harjasuganda, 2008), reinforcement adalah pemberian penguatan atau reward atas kejadian atau aktivitas yang telah dilaksanakan sehingga aktivitas tersebut tetap mampu dipertahankan atau memberikan respon yang serupa dan pada aktivitas berikutnya dapat meningkat lagi (Harjasuganda, 2008). Skinner memandang reward atau reinforcement sebagai unsur yang paling penting dalam proses belajar. Kita cenderung untuk belajar suatu respon jika segera diikuti oleh reinforcement (Junaidi & Prasetyo, 2015).

Nah, sekarang kita sudah mengerti tentang reinforcement maka sekarang kita akan membahas lebih dalam lagi tentang Reward. Reward adalah segala sesuatu yang berupa penghargaan yang menyenangkan perasaan, yang diberikan kepada anak karena telah berperilaku baik, mendapat hasil yang baik atau telah berhasil melaksanakan tugas yang diberikan guru dengan baik (Wilujeng, N. E. 2015). Pemberian reward sendiri juga bisa diberikan oleh siapapun. Bisa orang tua, guru, saudara, teman atau bahkan diri sendiri.

Bentuk, tujuan, dan manfaat reward.

Bentuk reward yang diberikan juga dapat bermacam-macam, seperti pujian, mainan, barang lain yang amat diinginkan oleh anak, jalan-jalan satu atau dua minggu sekali, bermain ke rumah teman dan bermain kelereng, bunga atau benda lain sebagai tanda keberhasilan. Reward ini digunakan untuk melatih tahap-tahap awal ketika anak masih belum paham terhadap alasan melakukan sesuatu dan kesulitan dalam membiasakan diri (Ulfa, 2016).

Tujuan pemberian reward dalam belajar adalah bahwa seseorang akan menerima penghargaan setelah melakukan pembelajaran dengan baik dan akan melakukan pembelajaran sendiri di luar kelas. Reward juga bisa dikatakan sebagai motivasi yang diberikan oleh guru kepada siswanya (Sardiman dalam Wilujeng, N.E. 2015). Selanjutnya, tujuan dari adanya reward yaitu meningkatkan perhatian siswa, memperlancar atau memudahkan proses belajar, membangkitkan dan mempertahankan motivasi, mengontrol dan mengubah sikap suka mengganggu dan menimbulkan tingkah laku belajar yang produktif, mengembangkan dan mengatur diri sendiri dalam belajar, mengarahkan kepada cara berpikir yang baik dan inisiatif pribadi.

Reward sendiri juga pasti mempunyai manfaat. Manfaat Reward untuk anak adalah membantu anak untuk mendorong perilaku yang baik dan kerja keras, membantu anak untuk memotivasi diri sendiri terutama anak yang tidak memiliki kecenderungan alami untuk berusaha dengan keras (Ulfa, 2016).

Contoh reward yang dapat diberikan misalnya barang, anak bisa mendapatkan barang yang mereka inginkan asalkan mereka bisa memenuhi syarat yang sudah orang tua tetapkan. Misalnya ketika sedang ujian kenaikan kelas, orang tua bisa memberi semangat seperti akan membelikan barang yang mereka inginkan asal mereka bisa mendapatkan nilai yang sudah orang tua tetapkan. Itu sangat bisa mempengaruhi semangat anak tersebut untuk berpacu mendapatkan nilai yang bagus dan belajar yang giat. Contoh reward lain yang dapat diberikan misalnya pujian dan penghormatan. Pujian dapat berupa kata-kata seperti bagus, baik, bagus sekali, dan sebagainya. Selain pujian berupa kata-kata, pujian bisa berupa isyarat atau pertanda, misalnya dengan memberi jempol.

Setelah membaca penjelasan di atas kita menjadi tahu kalau ternyata pemberian reward itu penting untuk meningkatkan kepercayaan diri anak. Tujuan dan manfaat reward adalah untuk menimbulkan perilaku positif yang dapat mengarahkan kepada kegiatan belajar yang baik, contohnya anak jadi memiliki motivasi untuk belajar sedangkan manfaat yang diperoleh dengan adanya pemberian reward seperti memengaruhi anak untuk berperilaku positif dan mengarah ke perubahan dalam hasil belajarnya. Jenis reward pun ada bermacam-macam, tinggal disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan anak. Jadi, jangan ragu-ragu untuk memberikan reward kepada anakmu.