Pada awal tahun 2020, virus mematikan yaitu virus Corona masuk ke Indonesia yang mengakibatkan aktivitas sehari-hari menjadi terganggu. Salah satu dari aktivitas tersebut adalah kegiatan belajar mengajar di sekolah. Karena dianggap membahayakan banyak siswa, akhirnya kegiatan belajar mengajar tatap muka di sekolah dihentikan. Kegiatan belajar mengajar untuk sementara waktu diganti dengan sekolah dari rumah atau biasa disebut Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Pembelajaran jarak jauh membuat siswa harus beradaptasi dengan kegiatan ini. Siswa juga membutuhkan alat komunikasi jarak jauh seperti gawai. Selain gawai, siswa juga membutuhkan jaringan internet. Melalui gawai dan jaringan internet ini, siswa akan mendapatkan materi pembelajaran dari guru di sekolah.

Dampak pembelajaran jarak jauh.

Pembelajaran jarak jauh ini pastinya memiliki beberapa dampak. "Dalam evaluasi kami, kami melakukan di sini bahwa sesuatu perubahan ada dampak negatif dan positif," ujar Nahdiana, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta dalam diskusi virtual, Rabu, 30 September 2020.

Berikut ini merupakan beberapa dampak positif pembelajaran jarak jauh.

1. Memutus penyebaran virus.

Pembelajaran jarak jauh ini dapat memutus penyebaran virus. Karena virus ini dapat berpindah dari satu tubuh ke tubuh lain melalui udara. Jika kegiatan belajar mengajar tetap dilakukan secara tatap muka di sekolah, maka siswa akan saling bertemu dan mengakibatkan virus mudah berpindah dari satu tubuh ke tubuh lainnya. Dengan pembelajaran jarak jauh, kegiatan belajar mengajar dapat dilakukan tanpa harus ke luar rumah dan siswa tidak perlu bertemu satu sama lain.

2. Pendidikan terus berlanjut.

Dengan pembelajaran jarak jauh, pendidikan dapat terus berlanjut walau hanya dari rumah. Guru tetap bisa memberi ilmu kepada siswa. Siswa pun tetap bisa menerima ilmu yang diberikan guru. Dengan berlanjutnya interaksi ini walau hanya di rumah, siswa tetap bisa mengejar cita-citanya.

3. Memiliki banyak waktu di rumah.

Karena kegiatan belajar mengajar saat ini dilakukan di rumah, siswa jadi memiliki banyak waktu luang di rumah. Siswa dapat melakukan kegiatan bermanfaat lainnya di luar jam kegiatan belajar mengajar. Dengan kata lain, siswa dapat membagi waktu untuk sekolah dan banyak kegiatan di rumah. Selain itu, siswa menjadi lebih dekat dengan keluarga, karena interaksi antar keluarga jadi sering dilakukan.

Selain dampak positif, ada juga dampak negatifnya. Beberapa dampak negatif adalah sebagai berikut.

1. Keterbatasan alat komunikasi jarak jauh.

Tidak sedikit siswa yang mengeluh karena tidak memiliki gawai untuk pembelajaran jarak jauh ini. Hal ini dikarenakan siswa kurang mampu untuk membelinya. Banyak siswa yang juga merasa keberatan untuk membeli kuota internet setiap bulannya. Selain itu, siswa yang berada di pedalaman kesulitan untuk mendapatkan sinyal internet.

2. Menatap gawai terlalu lama.

Kegiatan belajar mengajar secara online ini mengharuskan siswa menatap gawai dengan waktu yang cukup lama. Keadaan ini mengakibatkan mata siswa menjadi sakit. Selain itu, siswa menjadi kecanduan bermain gawai dan terkadang hingga melupakan kewajibannya. Dengan demikian, siswa diharapkan istirahat dengan cukup agar mata tidak sakit dan juga siswa diharapkan menggunakan gawai untuk hal hal yang bermanfaat.

3. Berkurangnya sosialisasi.

Sekolah secara tatap muka di sekolah, siswa dapat belajar cara bersosialisasi secara baik dan benar. Namun, pandemi ini membuat siswa sulit bersosialisasi. Karena mereka hanya bertemu teman dan guru secara online. Tentu saja bersosialisasi akan lebih mudah jika dilakukan secara langsung atau tatap muka. Tetapi tidak menutup kemungkinan untuk siswa dapat bersosialisasi.

Salah satu dampak negatif tersebut dapat diatasi oleh pemerintah. Pemerintah mengerti bahwa pembelajaran jarak jauh ini dapat menyulitkan siswa untuk membeli kuota setiap bulannya. Dengan adil, pemerintah memberikan bantuan kuota internet kepada siswa agar siswa tidak perlu lagi membelinya setiap bulan. Bantuan kuota internet tersebut diberikan kepada setiap sekolah yang ada di Indonesia. Dengan begitu siswa menjadi lebih fokus untuk belajar dan tidak perlu memikirkan membeli kuota setiap bulannya.

"Saya bersyukur atas kerja sama dan koordinasi yang baik lintas kementerian dan lembaga sehingga kebijakan bantuan kuota data internet dapat terealisasi." Ujar Nadiem Anwar Makarim, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan secara virtual, Jumat, 24 September 2020.

Belajar di sekolah adalah cara paling tepat untuk melakukan kegiatan belajar mengajar. Guru dan siswa dapat berinteraksi secara langsung. Namun, pendidikan harus tetap jalan apa pun keadaannya. Pemerintah pasti akan berusaha agar pendidikan tidak terhambat oleh apa pun. Guru dan siswa harus saling bekerjasama agar pendidikan terus berlanjut. Selain itu, orang tua juga harus mendukung anaknya untuk mewujudkan cita-citanya.