Customer service: "Halo, selamat pagi maaf Pak/Bu dengan siapa saya berbicara? Ada yang bisa saya bantu?"

Customer: "Halo mba, ini gimana sih jaringan internet saya ga stabil nih. Saya kan lagi ngerjain tugas kuliah saya juga lagi wfh nih, kalo internet ga stabil tugas kuliah dan kerjaan saya ga selesai-selesai nih. Saya udah mahal-mahal beli kuota tapi signalnya sering tiba-tiba hilang."

Customer service: "Sebelumnya mohon maaf atas ketidaknyamanannya ya mba, kemungkinan sedang ada perbaikan jaringan untuk beberapa waktu. Kami akan segera mengupayakan optimalisasi jaringan di daerah tempat tinggal mba ya, mohon diinfokan alamat lengkapnya ya mba untuk kelengkapan data pengoptimalisasian jaringannya."

Begitulah yang kerap terjadi dalam dunia telekomunikasi, terlebih pada zaman ini ketika pandemi Covid-19 melanda seluruh penjuru dunia tak terkecuali Indonesia. Maka pemerintah sejak awal pandemi sudah menerapkan program work from home, school from home dengan sistem daring di mana semua kegiatan belajar mengajar dan kegiatan perkantoran dilakukan secara online dan pastinya menggunakan jaringan selular.

Pada hari-hari biasa sebelum terjadi pendemi saja masing-masing individu memang sudah bergantung dengan jaringan internet untuk kegiatan sehari-hari, maka ketika pademi ini terjadi tingkat kebutuhan akan jaringan internet sudah hampir sama dengan tingkat kebutuhan pokok yakni sangat penting.Dengan jumlah pengguna yang hampir seluruh Indonesia lalu jumlah KB (Kilo Bite) yang digunakan dari tiap-tiap individu pun tidak sedikit, maka tidak jarang terjadi masalah atau gangguan pada jaringan yang akhirnya menimbulkan banyak protes dari para penggunanya.Oleh karena hal itu pula, masing-masing penyedia layanan jaringan internet berlomba-lomba untuk melakukan pengoptimalisasian dan peningkatan layanan jaringan internet sebagai upaya mendukung program pemerintah selama masa pandemi berlangsung.

Lantas, siapa sih yang selama ini bertugas di balik upaya pengoptimalisasian jaringan internet ini? Sebab selama ini masyarakat awam hanya tahu jenis provider-nya, namuntanpa tahu siapa yang berjasa di balik pengoptimalisasian jaringan internet.

Artikel ini akan membahas tentang "RF Optimization Engineer" yang dalam pekerjaannya adalah salah satu yang memberikan upaya pengoptimalisasian jaringan internet agar kamu bebas hambatan dalam menggunakan fasilitas online untuk menunjang kegiatan belajar mengajar ataupun kegiatan perkantoran yang kamu lakukan selama masa pandemi.

Sekilas tentang RF Optimization Engineer.

RF Optimization Engineer atau Radio Frequency Optimization Engineer adalah salah satu jabatan krusial dalam sebuah perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi. RF optimization engineer atau singkatnya RF Optim merupakan sebuah jabatan yang bertugas dalam mengurusi jaringan seluler 2G, 3G, 4G dan sekarang sudah tersedia pula jaringan 5G dengan mengunakan pengoprasian berbasis system tools engineer dengan beberapa tools, salah satunya yaitu tools Drive Test untuk menganalisis, mengevaluasi, dan mengoptimalkan jaringan-jaringan tersebut. Selain itu RF Optim juga menjalankan tugas untuk melakukan investigasi terhadap penurunan kualitas signal Radio Frequency serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan jaringan Radio Frequency.

Optimalisasi desain suatu jaringan menjadi hal yang penting dalam aplikasi teknik dalam industri telekomunikasi. Biasanya sangat sulit untuk menemukan desain yang optimal, yang memerlukan algoritma pengoptimalan yang efisien dan simulator berkualitas tinggi yang seringkali memakan waktu. Sampai batas tertentu, proses optimasi setara dengan sistem yang mengatur diri sendiri, dan keadaan terorganisir adalah optima yang harus dicari dan berlaku juga untu sebuah jaringan internet. Dan untuk mengurusi hal tersebut dibutuhkan seseorang yang memang sudah ahli dalam bidangnya, maka dalam hal ini yang dibutuhkan adalah RF Optimization Engineer.

Untuk menjadi seorang RF Optimization Engineer tidaklah mudah, dibutuhkan pendidikan yang memang mendukung proefesi tersebut. Selain itu juga untuk menjadi seorang RF Optim dibutuhkan pelatihan bersertifikat untuk bisa mendapatkan sertifikat kompetensi Radio Frequency Engineer untuk selanjutnya dapat bekerja sebagai RF Optimization Engineer.

Lalu, pendidikan apa saja yang harus ditempuh oleh seseorang yang ingin menjadi RF Optimization Engineer?

Seorang RF Optimization Engineer haruslah memiliki kemampuan dan pengetahuan dalam bidang telekomunikasi dan jaringan, maka dari itu seorang RF Optim harus menempuh pendidikan dan merupakan lulusan sarjana dengan mengambil jurusan di Perguruan Tinggi baik negri maupun swasta yakni Teknik Elektro, Teknik Informatika, atau menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Teknik dan yang terkenal di Indonesia adalah STT Telkom.

Mengapa harus tiga jurusan tersebut?

Sebab ketiga jurusan yang sudah disebutkan di atas merupakan jurusan perkuliahan di mana ilmu yang didapatkan di dalamnya dapat menjadi penunjang untuk dapat menjadi RF Optimization Engineer. Tidak sampai di situ, setelah lulus dengan menyandang gelar Sarjana Teknik, untuk dapat bekerja sebagai RF Optimization Engineer harus mengikuti sertifikasi sebagaimana yang sudah disebutkan juga di atas. Sertifikasi yang diikuti merupakan pelatihan dan uji kompetensi yang bertujuan untuk bisa dinyatakan kompeten dan untuk dapat memiliki sertifikat kompetensi Radio Frequency Engineer dari BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi).

Dari beberapa yang telah diuraikan di atas, seorang RF Optim Engineer juga harus memiliki kekuatan dalam hal menganalisa berbagai macam keadaan dan permasalahan yang bersangkutan dengan jaringan internet. Selain itu seorang RF Optim Engineer juga harus mahir menggunakan tools atau alat untuk menunjang pekerjaan mereka. Lalu, pada praktiknya RF Optim Engineer harus mampu menguasai bahasa Inggris secara lisan maupun tulisan sebab mereka akan menghadapi bahasa sistem modul atau tools yang notabene menggunakan Bahasa Inggris. Hal lain yang mengharuskan mereka mahir berbahasa Inggris adalah karena mereka akan berhubungan langsung dengan para RF Engineer senior yang kebanyakan adalah berasal dari luar negeri.

Hal lain yang juga penting, bahwasanya seorang RF Optim Engineer juga harus mampu bekerja dalam tim dan membangun komunikasi yang baik dengan team. Sebab mereka tidak bekerja sendiri namun dibantu oleh para tim lapangan yang juga membantu dalam praktik penginstalan dan pengecekan berkala beberpa perangkat untuk mendukung pengoptimalisasian jaringan internet.

Apa yang dilakukan RF Optmization Engineer dalam pengoptimalisasian jaringan internet?

Yang dilakukan oleh RF Optim Engineer dalam pengoptimalisasian jaringan internet adalah dengan melakukan perbaikan kualitas layanan jaringan internet. Dalam hal ini perbaikan kualitas jaringan berikut dengan layanan yang akan diberikan harus sesuai dengan standar KPI kualitas/parameter, seperti RSRP (Reference Signal Receiver Power), SINR (Signal to Interference Noise Ratio) dan Ec/No (Energy Chip to Noise).

Guna memenuhi nilai standar yang telah ditetapkan maka diperlukan optimasi jaringan atau Single Site Verification(SSV) sebagai standar dalam mengoptimasi site yang baru dipasang, dengan SSV ini maka optimasi jaringan yang akan menghitung performansi radio agar tidak terjadinya penurunan kualitas dalam penggunaan data, kecepatan throughput dan untuk mengetahui keandalan sambungan atau kontinuitas hubungan serta untuk mengetahui keberhasilan softhandover pada sebuah cell/sektor tertentu. Dan oleh karena itu metode Single Site Verification (SSV) ini sangat membantu melakukan standarisasi dalam memverifikasi site jaringan 2G, 3G dan terutama 4G, karena dengan demikian maka site baru akan terverifikasi mengenai fungsi layanan data dan panggilan dapat berjalan dengan baik serta memastikan bahwa suatu site/tower jaringan berada pada kondisi normal.

Penganalisaan keadaan cuaca atau keadaan alam di sekitar tower jaringan berdiri juga dilakukan oleh seorang RF Optim Engineer untuk memastikan penyebab utama terjadinya ganguan jaringan internet jika memang tidak sedang ada kegiatan pengoptimalisasian pada site/tower jaringan yang secara tiba-tiba mengalami gangguan.

Oleh:Madyani, Meliya Sari, dan Laila Meiliyandrie Indah Wardani (Fakultas Psikologi, Universitas Mercu Buana)