Pesawat terbang merupakan salah satu armada transportasi yang paling penting di zaman modern ini. Transportasi ini bisa menjangkau perjalanan dengan jarak ribuan mil dengan waktu tempuh yang lebih singkat. Dengan pesawat kita bisa melakukan perjalanan antar kota, pulau, negara, hingga benua.

Namun di balik semua keuntungan dan manfaatnya, pesawat terbang memiliki risiko yang sangat tinggi pula. Dalam melakukan pekerjaannya, alat transportasi ini dilarang memiliki permasalahan, baik internal maupun eksternal. Sehingga tak heran sistem kerjanya sangatlah sistematis dan orang-orang di baliknya juga memiliki kredibilitas yang sangat tinggi.

Mengapa jendela pesawat berbentuk bulat? Begini alasan ilmiahnya

Nah, maka dari itu mengingat risiko yang ditawarkan transportasi pesawat terbang sangat besar, setiap bentuk maupun sistem teknologi yang diaplikasikan juga memiliki arti dan fungsi tersendiri yang sangat penting. Salah satunya adalah bentuk jendela dari pesawat yang berbeda dengan alat-alat transportasi lain.

Pesawat terbang memiliki bentuk jendela dengan ukuran kecil dan juga berbentuk bulat. Tahukah kamu mengapa jendela pesawat dibentuk seperti itu? Ternyata ada sejarah besar sehingga jendela pesawat dibentuk bulat-bulatan kecil.

Dulu pesawat terbang memiliki jendela kotak seperti bus kota, kereta api, ataupun mobil.Salah satu pesawat tersebut adalah de Havilland Comet yang diterbangkan oleh maskapai British Overseas Airways Corporation (BOAC) pada tahun 1952. Pesawat ini telah menerbangkan 30.000 orang, bahkan Ratu Elizabeth. Tetapi di balik kecemerlangannya itu, sejumlah insiden fatal juga menimpa de Havilland Comet.

Mengapa jendela pesawat berbentuk bulat? Begini alasan ilmiahnya

Yang pertama adalah insiden meledaknya pesawat tersebut pada tahun 1954 di angkasa ketika baru 15 menit mengudara dari Roma menuju London. Insiden fatal yang kedua terjadi selang beberapa bulan dari insiden pertama pada penerbangan London menuju Johanesburg, Afrika Selatan. Pesawat ini jatuh di laut Mediterania.

Kedua insiden fatal ini terjadi dengan jangka waktu yang tidak berjauhan, sehingga langsung dilakukan penyelidikan. Hasilnya para korban jatuhnya pesawat tersebut mengalami cedera yang sama yakni pecah paru-paru dan keretakan otak. Tentu ini mengindikasikan adanya kesamaan pula dari penyebab kecelakaan tersebut.

Hasilnya diketahui alasan utama kecelakaan diakibatkan jendela berbentuk kotak lebar yang digunakan de Havilland Comet. Hal ini dikarenakan jendela yang berbentuk seperti itu membuat kecenderungan kelelahan logam dan kemungkinan untuk patah sangatlah besar. Hal ini dikarenakan tekanan yang sangat tinggi saat berada di angkasa pada ketinggian ribuan kaki.

Nah, para insinyur pun akhirnya memutuskan untuk mengganti desain jendela pesawat dan dibentuk lebih kecil dari sebelumnya dan dalam bentuk bulat. Hal ini dikarenakan tegangan udara yang dihasilkan tersebut akan dialiri secara merata di tepian jendela. Sehingga kemungkinan tekanan pada kaca yang juga membuat patah logam dapat dihindari.

"Kita paling sering belajar dari kesalahan. Hal ini terutama berlaku untuk kemajuan di bidang teknik. Sayangnya bagi para insinyur di industri penerbangan, harga untuk membayar kegagalan tinggi," ujar mantan peneliti dan insinyur desain, Brian McManus lewat Real Engineering yang dikutip dari liputan6.com.