Air ketuban yang merembes sering kali dialami wanita pada saat hamil. Air ketuban sendiri berfungsi untuk melindungi janin yang berada di dalam rahim dan kantung ketuban selama kehamilan. Banyak yang sering kali tidak merasakan atau menyadari kondisi merembesnya air ketuban. Padahal sangat berbahaya jika hal tersebut dibiarkan terus menerus karena bisa menyebabkan keguguran, infeksi, dan meninggalnya janin di dalam kandungan.

Kenali ciri-ciri air ketuban merembes dan waspadai risikonya

sumber: rheumapas.com

Ibu hamil perlu mengetahui cairan yang keluar dari vagina karena cairan yang keluar dari vagina cukup beragam dan banyak. Sulitnya membedakan cairan pada vagina memang sangat wajar dialami, apalagi bagi yang baru merasakan hamil. Cairan yang keluar dari vagina cukup beragam seperti keputihan, urine, air ketuban merembes, dan cairan lainnya.

Air ketuban memiliki warna yang bening, ada juga yang kekuningan, ada bercak bintik-bintik putih di pakaian dalam, tidak berbau. Air ketuban bisa mengeluarkan lendir dan ada sedikit darah. Dan untuk urine memiliki bau yang sangat khas dan untuk cairan vagina lainnya seperti keputihan berwarna kuning dan kental.

Maka dari itu untuk ibu hamil perlu mewaspadai cairan yang keluar dari vagina yang terbilang terus menerus dan banyak. Bila cairan yang keluar berwarna hijau atau kuning kecokelatan, kental, diiringi dengan oleh gejala sering buang air kecil, demam, bisa jadi tanda-tanda gawat janin.

Keadaan normal bisa disebut jika air ketuban merembes dalam jumlah yang sedikit dan tidak terlalu sering. Namun semua itu tidak bisa dibiarkan terus menerus karena bisa menjadi berbahaya bagi ibu hamil. Karena bila dibiarkan maka air ketuban untuk melindungi janin menjadi berkurang.

Risiko jika trimester pertama dan kedua ibu hamil sudah kehilangan banyak air ketuban maka kemungkinan besar akan berakibat pada bayi mengalami cacat, bayi premature, keguguran, dan kematian pada bayi.

Nah, jikakamu sangat yakin bahwa yang keluar dari vagina tersebut cairan ketuban yang merembes maka sebaiknya segera konsultasikan pada dokter.