Puncak Gunung Api Karangetang yang menjulang setinggi 1.827 mdpl tak pernah padam. Dapur magma nan abadi menjadi tenggara kala pejalan menjejakkan langkah di Pulau Siau. Pulau yang dielukan bangsa Eropah sewaktu nafsu impreliasme melabuhkan kapal mereka di pulau yang diberkahi tanah menyuburi pohon Pala penghasil biji pala berkualitas terbaik di dunia.

Siau adalah bagian dari Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), sebuah kabupaten di bagian utara Provinsi Sulawesi Utara. Kabupaten yang memiliki total 47 pulau dengan luas wilayah 275,96 kilometer persegi ini memiliki wilayah perairan yang sangat luas. Tempat ini memberikan garansi bagi pejalan untuk menikmati birunya laut dan langit yang memesona saat matahari bersinar.

Karangetang beri berkah bagi Sitaro, kabupaten indah di Sulawesi Utara

Tak berjarak jauh dari Kota Manado, Ibu kota provinsi Sulawesi Utara, perjalanan ke Sitaro dengan kapal laut adalah kesempatan melewati pulau-pulau satelit nan eksotis. Saat moncong kapal menjauh dari dermaga pelabuhan Manado saja, jajaran pulau Manado Tua, Bunaken, Siladen, Mentahage, Nain dan Talise membuat perjalanan menjadi begitu menyenangkan.

Dan kala kapal bersandar di dermaga Pelabuhan Tagulandang, keriuhan para penjual buah salak dan panana ubi serta kerepek pisang menambah dinamika perjalanan. Nikmatilah lansekap Gunung Api Ruang di depan dermaga Tagulandang. Sebuah gunung api aktif yang tak begitu besar, tetapi menjadi tempat bermukim warga yang mengantungkan pencarian mereka pada hasil tangkap laut.

Karangetang beri berkah bagi Sitaro, kabupaten indah di Sulawesi Utara

Perjalanan dari Tagulandang menuju ke Siau juga merupakan perjalanan melintasi wilayah perairan yang indah. Di kejauhan nampak Pulau Makalehi sebagai salah satu pulau terluar Indonesia yang berada dalam wilayah administrasi Kabupaten Sitaro. Memasuki Pulau Siau, matamu akan dimanjakan dengan beberapa pulau yang berada di cluster Buhias.

Sebuah patung Yesus raksasa berdiri megah di punggung perbukitan Baliranggeng. Dengan tangan terlentang patung tersebut seolah menyampaikan ucapan selamat datang di pulau yang menjunjung tinggi spritualisme dan keramahan penduduknya. Kapal akan berlabuh di dermaga Ulu, Siau, kota pelabuhan dan dagang di Sitaro.

Begitu kamuturun dari kapal dan menginjakkan kaki di dermaga, puncak Karangetang dengan megahnya akan menyambut kedatanganmu. Gunung yang disakralkan oleh beberapa komunitas warga Sitaro tersebut menjadi sahabat para pemukimnya. Walau ada ancaman lahar dan lontaran batu saat erupsi, namun penduduk Siau menganggap Karangetang adalah berkah.

Berkah dari Karangetang.

Karangetang beri berkah bagi Sitaro, kabupaten indah di Sulawesi Utara

Material vulkanis yang dimuntahkan kawah Karangetang diyakini menjadi penyubur tanah Pulau Siau. Tanah yang memungkinkan pohon Pala tumbuh subur sejak ratusan tahun silam. Pala yang telah menafkahi penduduk Sitaro hingga bisa membangun rumah permanen hingga ke lereng-lereng Karangetang.

Topografi Pulau Siau yang sebagian besar adalah lereng gunung dan perbukitan tidak lantas membuat penduduknya merasa sulit membangun rumah. Jangan heran jikakamu mengelilingi pulau dengan luas sekitar 129,05 km2 ini. Rumah-rumah penduduk hampir semuanya permanen walau itu berada di lokasi yang sangat sulit.

Kawah Karangetang yang terus aktif juga telah memberi berkah bagi penambang pasir dan batu di Bebali. Sebuah lokasi bekas aliran lava panas yang dipenuhi dengan bebatuan raksasa, tepat di kaki Karangetang yang segaris dengan kawahnya.

Beberapalokasi wisata.

Karangetang beri berkah bagi Sitaro, kabupaten indah di Sulawesi Utara

Siau mempunyai sejumlah destinasi wisata yang memesona. Pergilah ke Pehe, salah satu kawasan pelabuhan di bagian Barat. Pelabuhan yang berada di garis cekungan ini begitu indah. Ini adalah lokasi yang tepat untuk menikmati sunsetdengan pulau Makalehi tepat di depannya.

Bergerak ke arah utara,kamu akan menjumpai tempat pemandian air panas yang tidak biasanya. Lehi, begitu orang lokal menyebutnya merupakan pemandian air panas yang ada di laut. Lokasinya berada di tepi pantai, dan yang panas adalah air lautnya. Aliran air panas dari Karangetang keluar dari sela-sela batu dan mengalir langsung ke arah laut. Mandi di sini adalah sebuah sensasi yang tidak biasa.

Ke arah selatan sejumlah pantai unik menanti. Melalui rute perjalanan yang lumayan ekstrem, kamu akan menjumpai pemandangan tepi pantai berbatu yang begitu indah. Pemandangan lapang ke arah laut dengan jalanan berkelok dan menurun tajam akan memacu adrenalinmu. Pastikankamu ditemani orang lokal yang mahir mengemudi kendaraan jika kamu baru pertama kali datang ke Sitaro.

Di ujung bagian selatan Pulau Siau, kamu akan berjumpa dengan Pantai Tangganga. Sebuah pasir berwarna kuning karena terbentuk dari pecahan kerang-kerang laut. Di bagian Selatan ini juga kamu bisa berpetualang di lebatnya pohon bakau yang menjadi benteng pertahanan pantai. Lalu jangan lupa menyinggahi goa penuh tengkorak di pantai itu juga.

Kamu bisa memutari ujung Pulau Siau bagian Selatan hingga berada di lokasi Pihise, sebuah tempat di ketinggian yang sangat ideal melihat pulau-pulau di cluster Buhias. Di lokasi ini pula menjadi tempat yang strategis menanti matahari terbit. Teruslah berjalan hingga ke lokasi Patung Yesus didirikan. Beberapa bangunan gazebo menanti untuk kamu singgahi sambil beristirahat.

Eksotisnya Pulau Mahoro.

Karangetang beri berkah bagi Sitaro, kabupaten indah di Sulawesi Utara

Jika kamu ingin menikmati keindahan bintang dan menyendiri di pulau tak berpenghuni, bersegeralah menyiapkan diri ke Mahoro. Pulau yang berada di cluster Buhias ini memiliki salah satu pantai terbaik di Indonesia. Pasirnya sungguh memesona, begitu lembut bak tepung, sehingga sering dijuluki powder sands.

Mahoro adalah sebuah nirwana sesungguhnya karena tak ada yang tinggal di sini. Ketenangannya adalah jaminan bahwa kamu akan menikmati alam yang perawan. Dirikan tenda di pasir putihnya, dan nantikan sunset yang terbenam di balik pulau-pulau di depannya, sebelum jutaan bintang di langit akan menyapa kamu.

Puncak Karangetang yang terus mengeluarkan api dan asap juga terlihat jelas dari Mahoro. Jangan segan untuk memanggil nelayan yang melintas dan mintalah waktu untuk memancing bersama mereka. Menyalakan api unggun dan membakar ikan pada malam hari tentu merupakan pilihan yang bijak saat kamu berada di Mahoro.

Di bagian ujung pulau nirwana ini terdapat karang bolong yang bisa kamu capai dengan berperahu. Pergilah ke bagian sisi lain Mahoro, dan mengendap-ngendaplah di antara belukar. Kamu akan menjumpai burung Gosong Sula (Megapodius bernsteinii) sedang menggali pasir dan meletakkan telurnya. Jika siang telah menyapa, cobalah menyeberang ke Pulau Manumpitaeng yang tak kalah indahnya dengan Mahoro.

Danau Cinta di Makelehi.

Karangetang beri berkah bagi Sitaro, kabupaten indah di Sulawesi Utara

Saatnya kembali ke Pulau Siau lalu menyiapkan diri untuk menyeberang lautan lagi. Kali ini tujuannya adalah pulau Makalehi. Pulau ini merupakan salah satu pulau terluar Indonesia. Banyak pejalan tergiur untuk mendatangi Makalehi, bukan hanya karena pulau ini merupakan titik penentu tapal batas, tapi sebuah danau yang berada tepat di tengah pulau menjadi godaan bagi pejalan. Mereka menyebutnya Danau Cinta karena bentuknya yang menyerupai simbol love itu.

Penduduk Makalehi yang mengantungkan hidup dari pekerjaan sebagai nelayan adalah warga yang ramah dan siap menyambut kedatangan kamu dengan uluran tangan terbuka. Di pulau ini ada pula Gua Tengkorak yang berada di salah satu bukitnya. Kumpulan tengkorak yang teronggok di atas sebuah perahu itu hingga kini menyimpan misteri yang belum terungkap sejarahnya.

Menangkap ikan di perairan Makalehi sama mudahnya dengan memancing di kolam. Pulau ini dianugerahi dengan kekayaan hasil tangkap ikan yang menjadi tumpuan ekonomi warganya. Keindahan bawah airnya juga merupakan pesona yang menggagumkan, sama halnya dengan beberapa spot dive di sekitar Pulau Siau.

Sungguh Sitaro menerima berkah yang tak terkira dengan alam yang indah dan memesona yang dimilikinya. Kabupaten ini kelak akan menjadi destinasi yang diunggulkan kala pejalan membuat bucket list ke Sulawesi Utara. Bersegeralah ke sana.